Tidak dalam mood yang baik memang membuat saya malas menulis, namun seharusnya tidak demikian. Awalnya saya ikuti keadaan ini. Sedang lelah, ya sudah tidak usah menulis. Sedang sedih, ya sudah lebih baik menyendiri. Walaupun jika diingat telah banyak hari terlewati tanpa ada satu ilmu terbagi melalui tulisan tangan ini.
Â
Tersadar dan tergerak, saya tidak boleh lagi seperti ini. Apapun keadaannya semua bisa menjadi satu bahan tulisan menarik dengan kemasan yang berbeda-beda. Ketika sedih, mungkin puisilah yang akan lahir. Ketika senang, apapun bisa dituliskan. Sehingga dalam keadaan apapun saya tetap bisa menulis dengan tanpa harus mengubah suasana jiwa dan raga. Ikuti saja, apa yang dirasakan itulah yang dituangkan. Bahkan dengan sentuhan rasa yang nyata, ketika dibaca sebuah tulisan akan mengandung rasa yang sesungguhnya.
Â
Karena saya percaya, saya adalah tulisan dan menulis adalah saya, sebagai apapun dan dalam keadaan apapun itu.
Â
(dnu, ditulis pas baru bangun tidur lagi-lagi tanpa sahur, 5 Juli 2015, 09.00 WIB)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H