Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jadi Sailor Moon, Cengeng tapi Kuat dan Kece

11 Mei 2014   17:51 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:37 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tau film kartun Sailor Moon kann? Sekumpulan jagoan cantik nan kurus, sang pengawal kerajaan bulan, serta pahlawan pembela cinta, kebenaran dan keadilan.

"Dengan kekuatan bulan, akan menghukummu!" Yup, kalau kalimat ini sudah dibuka pasti semuanya ingat.

Usagi, tokoh utama Sailor Moon adalah seorang gadis yang ceroboh dan cengeng. Sering kali menangis dan tak kurang dari jutaan bulir air keluar dari matanya untuk mengekspresikan kesedihan yang tiada tara.

Kalau sudah menangis, deraian air mata tak bisa dibendung lagi. Kalau diukur mungkin kumpulan air matanya bisa lebih dari satu ember besar. Teriakan ekspresi manja nan cengeng juga kerap menghiasi sepanjang masa tangisannya itu.

Tapi dibalik itu semua, ada perjuangan Usagi yang tidak diketahui oleh teman-temannya dalam geng Sailor Moon. Ia sebenarnya ingin sekali menjadi gadis normal, namun melihat banyak teman yang harus ia bela dan lindungi, ia rela untuk menjadi Sailor Moon.

Sekejap melupakan apa yang menjadi keinginan dalam dirinya, ia tetap tampil kuat di luar untuk membela teman-temannya.

Kadang Usagi menangis, tapi saat dibutuhkan oleh teman-temannya ia berupaya memberikan yang terbaik dan siap membela semuanya kapan saja.

Ini bukan perihal menjadi orang lain atau memiliki kepribadian ganda. Tapi keluarbiasaan untuk mampu menutupi keinginan, dan ketidaktahanan atas sesuatu di dalam diri sendiri demi kepentingan orang lainlah yang mungkin bisa diambil sebagai pelajaran.

Usagi tetap kuat dan kece walaupun yang terjadi di dalam hati berbeda, berbalik kenyataan bahkan bertentangan.

Mungkin kita bisa menjadi Usagi di dunia nyata, yang cengeng namun tetap siap menjadi pegangan bagi teman sekitar.

Atau memilih menjadi teman Usagi yang sebenarnya tidak tahu apa yang sesungguhnya Usagi simpan dan inginkan. Namun hanya bisa meminta pertolongan dan pembelaan dari Usagi.

Atau tetap menjadi penonton Usagi yang tidak tahu apa-apa, hanya melihat kehebatan sang pembela cinta dan keadilan. Dengan sesekali menertawakan karena kerap cengeng dan ceroboh.

Semoga kita semua setuju ya dengan Usagi, karena apa yang terjadi di dalam diri cukup kita sendiri yang tahu dan merasakan. Namun terhadap orang lain di sekitar, kita tetap siap untuk menjadi teman dan sahabat yang menyenangkan.

Love from Usagi
Love from Dewi

(dnu, 10 Mei 2014, 09.35)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun