Judul diatas berlaku untuk semua Ibu di dunia. Terhadap cerita kisah kasih anaknya yang kini telah tumbuh besar, memasuki usia remaja ataupun dewasa.
Kisah putra atau putri tercinta saat masih anak-anak tentu memiliki kenangan tersendiri bagi kedua orang tuanya. Terlebih bagi ibu yang mengandung dan melahirkan.
Bahkan kalau mau dirunut kebelakang, cerita saat anak masih dalam kandungan tentu sampai kapanpun akan menempati satu sisi di hati Ibu.
Bagaimana saat pertama kali mengetahui bahwa kehamilan memasuki minggu-minggu pertama, janin mulai tumbuh di dalam kandungan, merasakan mual, menikmati gerakan dan tendangannya didalam perut, membawa-bawa genderang besar dalam setiap aktifitas.
Mendadak menjadi wanita mulia yang menghindari semua makanan tidak sehat demi si jabang bayi. Lalu melakukan semua yang dianggap baik bagi pertumbuhan adik bayi.
Hingga merasakan sakit yang tiada terkira saat akan melahirkan. Begitu juga pertaruhan hidup dan mati bagi seorang Ibu yang harus dioperasi.
Saat permata hati hadir ke dunia, mulai dari kita melihat mata kecilnya yang terbuka, jernih cahaya mata tulusnya, gerak bibir mungilnya, genggam erat jemari mungilnya, hingga rona merah pipinya yang tentu membuat siapapun susah lupa.
Semakin besar semakin pintar. Sang ibu menyusuinya, memberinya makan, memandikan, dan memilihkan pakaian terbaik hanya untuk sekedar berjalan-jalan di sore hari.
Ketika anak mulai tumbuh besar, kita mendengar celoteh pertamanya, ia belajar duduk, belajar berdiri, berjalan, berlari, berputar dan menari... Benar-benar semuanya adalah kenangan terindah saat masa kecilnya.
Usia bertambah dan kehidupan semakin menuntutnya banyak hal. Ia mulai tertarik untuk bersekolah, bermain dengan banyak teman, gayanya yang seakan sudah pandai membaca, membawa tas kemana-mana, seakan tak sabar untuk menuntut ilmu.
Ingin belajar makan sendiri walaupun belepotan nasi disana-sini. Mulai pandai bernyanyi, mulai sigap menghafal banyak hal, hingga tak mau lagi dibantu saat mengambil barang yang letaknya cukup tinggi.