Setiap hari ASInya diperah, lalu seminggu sekali dikirim kepada keluarganya untuk diberikan kepada anaknya. Namun takdir berkata lain, kini sang ibu telah tiada akibat kecelakaan kereta tempatnya bekerja. Namun sang buah hati telah mendapatkan hak untuk ASI dari ibunya melalui perjuangan memerah ASI yang tidak biasa.
Kegigihan lain juga bisa dilihat dari ibu-ibu yang tidak hanya berstatus sebagai pekerja kantoran. Dalam periode beberapa jam tertentu mereka selalu menyempatkan diri untuk memerah ASI demi si buah hati di rumah. Pekerjaan ditinggal beberapa saat, lalu bersegera memerah ASI dengan menjamin pekerjaannya tidak akan terbengkalai, namun anak tetap mendapatkan haknya.
Perlengkapan memerah ASI yang terdiri dari botol ASI, cooler bag, pompa ASI, ice gel, dll kadang menjadi gembolan yang cukup besar bagi wanita pekerja. Namun hal ini tidak menyurutkan semangatnya untuk berdedikasi murni sebagai seorang Ibu.
Beberapa perusahaan kini telah memiliki ruang tempat memerah ASI yang dikenal dengan Ruang Laktasi. Berbahagialah bagi yang tempatnya bekerja telah memiliki infrastruktur yang seperti ini. Namun bagi yang tidak ada, lagi-lagi tidak akan menjadi halangan bagi pejuang ASI untuk melaksanakan kewajibannya. Toilet kadang menjadi ruang yang terpaksa dipilih untuk melakukan aktifitas ini.
Adanya ruang laktasi merupakan salah satu wujud perusahaan yang mendukung karyawatinya untuk tetap memberikan ASI pada anaknya. Betapa jelas terlihat disini pentingnya air susu ibu bagi kelangsungan hidup sang buah hati.
Tidak sedikit seorang ibu yang rela yang memerah ASI di dalam angkutan umum, busway misalnya. Karena sudah memasuki jam/waktunya untuk memerah namun masih terjebak macet dijalan. Apron atau penutup dada menjadi sahabat terbaik seorang Ibu menyusui yang sering bepergian.
Dengan memperingati pekan ASI dunia ini semoga seluruh Ibu yang baru melahirkan tergerak hati dan nuraninya untuk memberikan ASI sebagai hak asasi seorang bayi.
Berikan secara eksklusif selama 6 bulan, dan dibantu makanan pendamping sampai usia 1 tahun, lalu terus berikan ASI sampai usia 2 tahun. Karena ASI adalah yang terbaik untuk bayi.
(dnu, ditulis sambil makan ayam bakar, 5 Agustus 2014, 12.16)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H