Ketiga, jika masih merasa marah. Diamlah selama tiga hari, jangan lebih. Selama itu, tanhanlah lisan dari segala ucapan yang kita sendiri pun tak senang mendengarnya. Serta coba renungkan kekesalan itu. untuk saya pribadi, saya selalu luluh pada fase ini. Merasa semua kemarahan yang saya ingin keluarkan sudah tidak berguna lagi, selaras dengan lunturnya kemarahan itu.
Keempat, kita dapat menggunakan anjuran Nabi Muhammad saw perihal mengatasi diri disaat sedang marah.
Rasulullah bersabda: "Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur." (HR. Ahmad, Abu Daud)
Dari Urwah As-Sa'di, Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu." (HR. Ahmad dan Abu Daud).
Berdasarkan kedua hadist diatas, kita dianjurkan mengambil posisi rendah ketika sedang marah dan berwudhu untuk meredakannya. Mungkin tak terdapat label ampuh, namun jika kita benar-benar ingin meredam amarah, InsyaAllah dengan itu semua, amarah akan mereda dengan sendirinya.
Demikian beberapa efek samping dan cara mengatasi datangnya amarah itu sendiri. Taka da label mutlak bahwa amarah itu akan hilang. Tapi sedikit demi sedikit kita akan terbiasa untuk tak selalu terpancing amarah itu. terlebih ketika sedang berpuasa, tak jarang hal yang tak kita inginkan muncul begitu saja. Hal ini merupakan bentuk ujian yang nantinya akan membuat kita tenang dengan sendirinya. Wallahu a'lam..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H