Mohon tunggu...
Dewi Murniati
Dewi Murniati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Terbuka

seorang mahasiswa yang ingin kembali menekuni dunia fiksi dengan segala imajinasi dan kreasi tanpa ada sensasi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ijazah Saja Tidak Cukup!

24 Maret 2023   00:20 Diperbarui: 24 Maret 2023   01:15 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di zaman yang serba modern ini, begitu banyak manusia dengan usia produktif dengan berbagai latar belakang pendidikan yang mereka punya. Kita tau bahwa tiap universitas dapat menghasilkan ribuan lulusan setiap tahunnya. Dapat kita bayangkan bukan, seberapa banyak lulusan S1 yang tersebar di seluruh Indonesia? Banyak sekali.

Lantas apa dengan jaminan ijazah mereka akan langsung mendapatkan pekerjaan? Tentu tidak. Jumlah lapangan kerja yang ada tidak sebanding dengan jumlah lulusan S1 di seluruh Indonesia. Belum lagi mereka lulusan tahun sebelumnya yang mungkin belum mendapatkan kerja. Begitu pun perusahaan yang hanya menerima beberapa orang dari sekian banyak lulusan.

Usut punya usut, sebagian besar dari lulusan tinggi itu punya semboyan "Lulusan perguruan tinggi harus kerja di perusahaan dengan gaji tinggi" Entah semboyan darimana, mereka menetapkan standar bahwa mereka harus mengejar "Gaji tinggi". Padahal setiap perusahaan baik kecil maupun besar, menekankan bahwa setiap calon karyawannya punya skill dan pengalaman yang mumpuni. Khususnya bagi para lulusan yang hanya mengandalkan IPK untuk mencari pekerjaan.

Sebelum membahas gaji, ada baiknya kita memahami konsep mencari kerja. Kita mengibaratkan diri sebagai seorang penjual, dan perusahaan adalah pembelinya. Kita mencari kerja, berarti kita sedang "Menjual diri". Menjual diri dalam artian menjual segala kemampuan yang kita punya kepada seorang HRD/tim Rekrutmen perusahaan.

Misalnya saja, untuk menjadi seorang kasir di supermarket, restaurant atau toko retail lainnya. Kita mestilah mampu berhitung dengan teliti dan benar, tak harus jenius. selain itu kita mampu untuk mengoperasikan computer, sebab di beberapa tempat, kasir tidak lagi menghitung barang secara manual.

Contohnya lagi, ketika kita ingin menjadi seorang admin di sebuah perusahaan. Kita pun harus memiliki keahlian dalam menghitung, mengoperasikan computer, dan cermat dalam menginput data. 

Misalnya saja, seorang admin toko khusus pengecekan barang. Kita dituntut cepat mengingat kode barang yang masuk. Sebab, dalam satu toko terdapat beragam jenis barang dengan ragam varian tiap merk nya. Pun ketika melakukan pengecekan, kita harus memastikan jenis dan kesesuaian jumlah barang dengan apa yang dipesan.

Banyak sekali yang perlu diperhatikan oleh seorang admin, selaras dengan tanggung jawab yang cukup besar. Lalu bagaimana dengan gajinya? Rata-rata masih jauh dari standar UMK wilayahnya. Terlihat tak sebanding, tapi jika dilihat banyak sekali ilmu dan pengalaman yang akan kita dapat.

Sebagai pencari kerja, gaji tinggi itu masalah nanti. Terlebih jika kita belum punya pengalaman sama sekali. Lalu apa saja yang kita persiapkan sebelum mencari gaji tinggi, diantaranya:

Cukupkan ilmu. Bericara soal ilmu, tak melulu tentang buku dan sekolah. Kita dapat mencari berbagai pelatihan atau kursus bersertifikat untuk mendapatkan ilmu itu. Saat ini pemerintah sudah menyediakan pelatihan baik LPK Negeri ataupu LPK Swasta dengan berbagai bidang sesuai minat dan bakat kita. Sebagaimana yang tertulis dalam PP No. 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional.

Sebar surat lamaran pekerjaan sebanyak-banyaknya, dimanapun, meskipun bukan di perusahaan besar. Bangun kepercayaan diri untuk membuktikan bahwa kamu mampu dan siap untuk bekerja.

Mencoba menerima pekerjaan meski bukan perusahaan besar dengan tujuan untuk mendapatkan pengalaman sekaligus sebagai batu loncatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Jangan termakan omongan orang hanya karena punya ijazah pendidikan yang tinggi. Sibukkan dirimu untuk mencari pengalaman sebanyak-banyanya yang tentunya relevan dengan pekerjaan yang kamu inginkan.

Ubah pandangan bahwa bekerja itu untuk mencari gaji tinggi. Sesuaikan hobby dan pengalamnmu untuk mencari pekerjaan yang membuat mu nyaman. Ibaratkan dirimu jika pekerjaan itu sesuai hoby-mu, maka kamu akan rela tak digaji pada saat itu. Artinya, kamu akan melakukan pekerjaan secara ikhlas, tanpa paksaan dari siapapun.

Jangan terpaku bahwa sukses itu mesti menjadi budak pemerintah. Jika kamu punya minat yang dapat menghasilkan uang, maka hasilkan uangmu dengan caramu sendiri. misalnya saja dengan berjualan, membuka percetakan, warung makan, atau usaha-usaha lain yang memungkinkan kamu untuk menjadi bos-nya.

Kuatkan mental dan fisik sebelum mencari pekerjaan. Percaya atau tidak, saat kta bekerja nanti, kita akan bertemu dengan banyak orang dengan watak yang berbeda-beda. Bisa saja kamu akan bekerjasama dengan orang yang sikapnya tidak kamu sukai atau berusaha menjatuhkan hasil kerjamu. Sebab jika tak kuat mental, orang lain akan dengan mudah membuat kamu berhenti atau diberhentikan oleh tempat kerjamu itu. tak semua, tapi sebagian pencari kerja masih lemah dalam hal ini.

Untuk mendapatkan pekerjaan impian, tentu bukan hal yang mudah. Banyak hal yang mesti dipelajari juga ditaati. Jika salah melangkah, akan sulit sendiri nantinya. Khusunya pada perusahaan dengan system kontrak. pastikan kamu benar-benar menyetujui segala keputusan diatas matrai itu. 

Jangan sampai saat kontrak berjalan, mau resign tak bisa, dilanjut pun tertekan. Sebab biasanya ada konsekuensi (ganti rugi) dari mereka. Utamakan mencari ilmu, baru gaji tinggi. Sebab jika kamu memiliki keahlian tinggi, orang akan datang dengan sendirinya, meminjam jasamu.

Demikian pemaparan ini, semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun