Mohon tunggu...
Dewi Malihatul Mawaddah
Dewi Malihatul Mawaddah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah, UIN Walisongo Semarang

Memiliki hobi menulis karya ilmiah, seperti essai dan KTI, menekuni software akuntansi dan mengkonsistenkan diri agar tetap menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lika-liku PT. Gojek Indonesia Hingga Menjadi Perusahaan Teknologi Terdepan di Asia Tenggara

12 Juni 2024   14:00 Diperbarui: 12 Juni 2024   14:14 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Pinterest/Dribbble

PT. Gojek Indonesia, yang dirintis oleh Nadiem Anwar Makarim, seorang lulusan Harvard Business School, merupakan salah satu perusahaan teknologi paling inovatif dan sukses di Indonesia. Gojek lahir pada tahun 2010 di Jakarta dengan tujuan untuk memberikan solusi praktis bagi masalah kemacetan perkotaan dan memudahkan kehidupan sehari-hari. Nadiem, yang sering menggunakan jasa ojek untuk mobilitas sehari-hari, terinspirasi untuk menciptakan platform yang membuat layanan ojek lebih efektif dan efisien.

Visi dan Misi Perusahaan

Visi:

Menjadi perusahaan teknologi terdepan di Asia Tenggara yang memberikan solusi inovatif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Misi:

  • Menghubungkan masyarakat dengan berbagai layanan yang memudahkan kehidupan sehari-hari.
  • Memberikan dampak positif bagi para mitra dan komunitas melalui teknologi yang inklusif dan efisien.
  • Mengembangkan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia dan Asia Tenggara.

Latar Belakang Didirikannya Gojek

Menurut dasar pengalamannya sehari-hari dalam menggunakan transportasi ojek, Nadiem Makarim menyimpulkan bahwa sebagian besar waktu tukang ojek dihabiskan untuk menunggu penumpang di pangkalan daripada mengambil mereka secara langsung. Ini juga menyadarkan bahwa tukang ojek bisa menghasilkan lebih banyak pemasukan jika mendapatkan lebih banyak penumpang. Pada masa itu, profesi sebagai tukang ojek masih sangat jarang dan sulit ditemukan. Lalu gagasan untuk mendirikan Gojek tersebut muncul ketika Nadiem berbicara dengan tukang ojek langganannya. Ia kemudian melakukan survey hingga menyadari bahwasanya lebih dari 70% waktu kerja tukang ojek dihabiskan untuk menunggu pelanggan. Setelah itu, Nadiem mewawancarai tukang ojek lainnya yang juga mengeluhkan sulitnya mencari penumpang, terutama dengan kemacetan yang semakin parah di Jakarta dan kota-kota besar lainnya.

Dengan menyadari bahwa layanan transportasi dan pengiriman yang praktis dan efisien dapat berkontribusi besarbagi masyarakat Indonesia, Nadiem mulai merancang Gojek. Gojek merupakan perusahaan transportasi lokal Indonesia yang menawarkan banyak sekali layanan, Adapun layanan utamanya yakni sebagai pengangkutan penumpang dan barang dengan menggunakan jasa ojek. Perusahaan ini dirintis di Jakarta mulai tahun 2010 dengan hanya 20 ojek, satu call center, dan satu misi besar untuk mengatasi masalah transportasi di kota.

Perjalanan Awal Gojek

Pada awal pendiriannya, Gojek hanya menawarkan empat jenis layanan: layanan kurir dengan pengiriman dalam waktu 90 menit di seluruh kota, layanan transportasi dengan harga yang jelas serta menyediakan masker dan penutup kepala secara gratis, layanan pengiriman makanan dengan waktu pengiriman kurang dari 60 menit di wilayah Jabodetabek, dan layanan shopping dengan nominal di bawah angka 1 juta Rupiah, di mana Gojek akan melakukan pembayaran terlebih dahulu untuk pengguna. Dengan hanya 20 ojek, satu pusat panggilan, dan misi besar untuk menyelesaikan masalah transportasi di Jakarta, Gojek mulai beroperasi secara sederhana, hanya melayani pemesanan melalui pusat panggilan dan terbatas di wilayah Jakarta.

Namun, di tahun 2015, Gojek mengalami pertumbuhan yang cepat dengan peluncuran aplikasi mobile terintegrasi. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk memesan ojek secara online, membayar menggunakan kartu kredit, dan melacak keberadaan pengemudi secara real-time. Model bisnis Gojek adalah bermitra dengan para tukang ojek menggunakan sistem bagi hasil, di mana 20% dari pendapatan untuk perusahaan dan 80% untuk pengemudi. Perusahaan juga memberikan pelatihan kepada mitra pengemudi untuk memastikan bahwa mereka dapat memberikan layanan yang memuaskan bagi pelanggan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun