Telegram yang membantu guru berkomunikasi lebih menyenangkan dan inovator dalam memberikan materi. Sama hal nya dengan WhatsApp, Telegram dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam praktik pembelajaran sastra dengan topik bahasan tentang puisi maupun yang lain.
Selain itu, fitur Stories pada Telegram juga memungkinkan penggunanya berinteraksi dengan membalas komen satu sama lain, hal tersebut menciptakan hubungan yang lebih personal. Stories ini dapat kita gunakan sebagai bentuk apresiasi seperti posting tetang diri sendiri maupun kegiatan yang lain.
Telegram juga dapat meghasilkan uang dengan cara mengelola hingga menjual group Telegram, menjadi pemburu kuis, menjadi developer bot Telegram, mengelola channel, endorsement, jasa mengelola akun, dan lainnya.
Salah satu kunci kesuksesan dalam berinteraksi di Telegram adalah meningkatkan tingkat sosial dengan pengguna. Dengan menggunakan aplikasi tersebut sebagai sarana berdiskusi maupun bertukar kabar.
Telegram dengan tingkat sosial yang tinggi juga dapat membantu memperluas jangkauan dan meningkatkan rasa sosialisme menjadi lebih bermakna.
Telegram memungkinkan untuk mengarahkan pengguna langsung kepada fitur-fitur yang telah disediakan yang tidak kalah lengkapnya dengan WhatsApp. Perlu dicermati, batas usia minimal yang direkomendasikan untuk memakai aplikasi Telegram adalah 16 tahun, sehingga anak-anak di bawah usia itu seharusnya tidak menggunakannya.
Penulis : Dewi Agustika Maharani
Program Studi : Gizi
Universitas Ahmad Dahlan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H