El mengelus-elus rambut Fe, yang sudah mulai terisak-isak, terbata-bata dan akhirnya menghentikan ceritanya.
"Fe..." El mengusap air mata Fe lalu mengecup keningnya lembut. Terdiam mereka berdua menikmati suasana malam yang merambat menuju pergantian hari. El membuka jaketnya dan berbagi kehangatan bersama Fe.
"El...."
"Iya, Fe....."
"Aku terkadang merasa takut, El....."
" Takut kenapa, Fe ?"
" Takut kehilanganmu, El "
"Sssttt, aku selalu di sini, kau takkan kehilangan aku, Fe." El memeluk Fe lebih erat, lalu mengangkat dagu Fe, menatap ke kedalaman mata Fe,"Aku selalu bersamamu, Fe"
Fe tersenyum manis ,"Aku tidak meragukan kesetiaanmu, El "
"Nah, kau tahu itu 'kan, Fe ?! And so... ?!"
"Kenapa laki-laki lebih dulu meninggal daripada perempuan ya, El ?"