Dalam Kabut Temaram pun
Harapan tak Berdiam
 tentang ketakutan
tiba tiba kembali berkecamuk di pikiran
takut diabaikan
takut diacuhkan
takut ditinggalkan
takut tak dipedulikan
takut tak dihiraukan
aku hanya meminta puisi
alasanmu perlu meditasi
rasanya seperti frustrasi
di saat menstruasi
ini itu jadi lebih sensi
kau mungkin tertawa
menganggap mengada ada
padahal itu yg kurasa
bahkan menunggu di antara jeda
sehari begitu lama
tentang ketakutan
tiba tiba kembali berkecamuk di pikiran
begitu rapuh
meliputi penuh
mengaduk keruh
rusakkan teduh
dingin tanpa sentuh
bila sukar yang kupinta
abaikan saja
tetaplah mengirim sapa
jangan biarkan kata mereda
karena kata pengobat jumpa
takut merenda gentar
mengoyak tenun getar
mengusap cipta hambar
kasih jiwa terlontar
walau hati menguntai sabar
tentang ketakutan
tiba tiba kembali berkecamuk di pikiran
aku mungkin kurang bersabar
cepat menginginkan sesuatu
tak memberi banyak waktu
cepat menyimpul hal
yang sering bawa sesal
dan kau sangat mengerti itu
hingga menertawakan lakuku
sebentar ceria sebentar pilu
tak henti sedetikpun pelukmu
hangat dekap erat hatiku
tentang ketakutan
tiba tiba kembali berkecamuk di pikiran
Â
takut kesemuan bayangan
takut sebatas harapan
takut takkan jadi kenyataan
takut hanya mewarna angan
berakhir dan menjadi kenangan
tentang ketakutan
tiba tiba kembali berkecamuk di pikiran
perasaan takut kehilangan ...
# 17.01.2017
# written by Dewi Leyly
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H