Mohon tunggu...
Dewi Leyly
Dewi Leyly Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - ASN

Life is a journey of hopes.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Dalam Kabut Temaram pun Harapan Tak Berdiam

18 Januari 2020   18:55 Diperbarui: 18 Januari 2020   19:05 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung Kelud dilihat dari desa Asmorobangun - Kec. Puncu - Kab. Kediri / dokpri.

Dalam Kabut Temaram pun
Harapan tak Berdiam

 tentang ketakutan
tiba tiba kembali berkecamuk di pikiran

takut diabaikan
takut diacuhkan
takut ditinggalkan
takut tak dipedulikan
takut tak dihiraukan

aku hanya meminta puisi
alasanmu perlu meditasi
rasanya seperti frustrasi
di saat menstruasi
ini itu jadi lebih sensi

kau mungkin tertawa
menganggap mengada ada
padahal itu yg kurasa
bahkan menunggu di antara jeda
sehari begitu lama

tentang ketakutan
tiba tiba kembali berkecamuk di pikiran

begitu rapuh
meliputi penuh
mengaduk keruh
rusakkan teduh
dingin tanpa sentuh

bila sukar yang kupinta
abaikan saja
tetaplah mengirim sapa
jangan biarkan kata mereda
karena kata pengobat jumpa

takut merenda gentar
mengoyak tenun getar
mengusap cipta hambar
kasih jiwa terlontar
walau hati menguntai sabar

tentang ketakutan
tiba tiba kembali berkecamuk di pikiran

aku mungkin kurang bersabar
cepat menginginkan sesuatu
tak memberi banyak waktu
cepat menyimpul hal
yang sering bawa sesal

dan kau sangat mengerti itu
hingga menertawakan lakuku
sebentar ceria sebentar pilu
tak henti sedetikpun pelukmu
hangat dekap erat hatiku

tentang ketakutan
tiba tiba kembali berkecamuk di pikiran
 
takut kesemuan bayangan
takut sebatas harapan
takut takkan jadi kenyataan
takut hanya mewarna angan
berakhir dan menjadi kenangan

tentang ketakutan
tiba tiba kembali berkecamuk di pikiran
perasaan takut kehilangan ...

# 17.01.2017
# written by Dewi Leyly

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun