Mohon tunggu...
Dewi Leyly
Dewi Leyly Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - ASN

Life is a journey of hopes.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tajuk Memori (2)

18 Maret 2019   09:29 Diperbarui: 18 Maret 2019   09:42 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari demi hari berlalu, cerita terus terajut. Dalam sorot mata Joe yang teduh terungkap rasa yang begitu dalam.

"Dik, saat aku resah, kamu selalu memotivasiku. Saat aku bimbang, kamu selalu memberiku semangat. Saat aku jatuh cinta..., adik mau memberi aku apa ?" tanya Joe suatu sore. Aku terdiam, mencari kejujuran di bola matanya. Hening sejenak ketika kemudian muncul ide untuk menggodanya seperti biasa...

"Aku nggak pernah merasa memberi apa-apa sama Mas. Emangnya Mas lagi jatuh cinta ya ? Jatuh cinta sama siapa, hayo... ???" candaku.

"Dik... Kamu tuh..." kata-kata Joe terputus.

"Emangnya aku kenapa, Mas ?" tanyaku penasaran.

" Kamu tuh lucu, dik," serentak tawa kami pun lepas.

Selanjutnya, semakin kami saling mengenal karakter kami masing-masing, semakin dalam perasaan sayang yang tumbuh di hati. Bunga-bunga yang kuncup mulai bermekaran seolah menyambut musim semi yang telah tiba. Aku berdoa mempergumulkan hal ini, " Tuhan, apakah pria ini yang menjadi pendamping hidupku ?"

Dan... waktu yang menjawab semua pertanyaan itu.

Hey... ngomong-ngomong ini sudah jam dua belas siang. Aku tersadar ketika naga-naga di perutku mulai kelaparan. Tapi si Joe belum nampak juga batang hidungnya. Tumben-tumbenan dia terlambat lama begini. Semoga nggak ada apa-apa dengannya. Dengan cemas aku mengedarkan pandang ke sekelilingku, tak kudapati sosoknya di tengah keramaian. Kusapukan sekali lagi mataku menyibak hiruk pikuk terminal, namun itu sia-sia saja. Kuteguk sisa air dalam botol minuman kemasan itu hingga tandas tak tersisa.

"Tuhan... kemana dia ?!!" tanya batinku. "Apa dia nggak bisa datang ? Tapi kenapa dia tidak memberitahuku... ?" Perlahan butir-butir air mata menetes dari sudut mataku.

Setengah tahun yang lalu, Joe juga pernah menghilang. Kami kehilangan komunikasi selama beberapa minggu dan kemudian dia tiba-tiba datang dengan berita yang mengagetkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun