Mohon tunggu...
Dewi Lestari
Dewi Lestari Mohon Tunggu... Penulis - Writing Enthusiast

Lulus sebagai sarjana pendidikan ekonomi yang menyukai kegiatan menulis. Penyuka drama Korea dan mengikuti berita seputar perekonomian.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pengalaman Baru, Terheran-Heran Saat Pertama Kali Bekerja di Startup

1 Maret 2023   15:03 Diperbarui: 1 Maret 2023   15:05 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bekerja di Starup - Sumber: Pixabay.com

Saya adalah seorang perantau dari Bandung untuk mencari pekerjaan di Jakarta. Akhir Januari 2019, kontrak kerjaku di perusahaan penerbitan di Bandung selesai. 

Saya langsung bergerilya mencari lowongan pekerjaan, apapun itu asal bekerja. Kurang lebih dua minggu menganggur sembari mencari-cari pekerjaan.

Akhirnya saya menerima panggilan tes dan interview di salah satu startup di Jakarta.

Pergilah saya ke Jakarta menggunakan jasa travel. Tepat jam 10 pagi, aku langsung melakukan tes tulis.

Karena mengetahui saya berasal dari luar kota, kantor tersebut langsung menyelesaikan proses seleksi di hari yang sama.

Setelah menyelesaikan tes tertulis, saya langsung diwawancarai oleh 4 orang user secara bergantian.

Selesai mengikuti rangkaian proses rekrutmen, sore tersebut saya kembali ke Bandung.

Beberapa hari kemudian, saya menerima email berupa offering letter yang berisikan tawaran bekerja dengan sistem kontrak 6 bulan dan gaji yang sudah ditentukan.

Setelah berkonsultasi bersama keluarga, akhirnya saya diizinkan untuk merantau di Jakarta dan menerima offering letter tersebut.

Hari pertama bekerja di Jakarta lumayan menegangkan.

Saat itu saya berusia sekitar 23 tahun dan startup tersebut merupakan perusahaan kedua tempat saya bekerja.

Saya sempat menanyakan apakah saya mau mendapatkan seragam atau tidak.

Pihak HRD menyebutkan bahwa saya bisa menggunakan pakaian kasual untuk bekerja.

Pada saat wawancara, saya melihat karyawan di kantor tersebut memang cukup santai.

Gaya berpakaian sederhana dan bekerja dengan fleksibel.

Jauh dari bayangan saya, yakni sebuah kantor dengan sekat-sekat di setiap meja karyawan.

Di kantor tersebut, justru para karyawan bisa bekerja di manapun yang ia sukai jadi tidak memiliki tempat duduk yang pasti.

Saat itu saya juga cukup minder karena tidak memiliki perangkat yang canggih dan terbaru.

Saya hanya memiliki sebuah notebook merk Acer yang saya gunakan semenjak kuliah.

Di sisi lain, saya melihat karyawan di kantor tersebut menggunakan device yang cukup membuat kantong saya meringis.

Namun, kekhawatiran saya tersebut ternyata dapat diatasi.

Kantor tersebut ternyata menyediakan inventaris laptop untuk para karyawannya.

Hal yang bikin saya kembali heran adalah suasana Kantor yang ceria dan banyak orang berlalu-lalang.

Hari pertama bekerja, saya diarahkan menuju sebuah tempat masuk ke belakang bangunan kantor.

Saat itu saya bertanya-tanya struktur bangunan ini sebenarnya seperti apa.

Kemudian saya masuk ke sebuah ruangan Yang ternyata berada di dalam tanah bahkan pintunya pun tidak terlalu tinggi.

Beberapa karyawan laki-laki bahkan harus menunduk untuk memasuki ruangan tersebut.

Pas masuk ruangan tersebut, saya kaget bukan main karena di sana berisi banyak sekali orang.

Meja dan kursi disusun berderet, ada yang nempel tembok ada juga yang berada di tengah-tengah ruangan.

Setiap orang bekerja di depan laptopnya masing-masing, akan tetapi tanpa sekat apapun.

Keanehan lainnya saya temukan kembali.  Saat itu saya diperkenalkan dengan kepada leader dan manajer yang akan menjadi atasan saya.

Tidak seperti pada perusahaan konvensional, di sana leader dan manajer berada dalam satu ruangan yang sama dan di meja yang sama dengan karyawan lainnya.

Hal tersebut baru saya temukan di perusahaan startup. Adapun di perusahaan konvensional tempat saya bekerja atasan memiliki ruangan tersendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun