Saat itu saya berusia sekitar 23 tahun dan startup tersebut merupakan perusahaan kedua tempat saya bekerja.
Saya sempat menanyakan apakah saya mau mendapatkan seragam atau tidak.
Pihak HRD menyebutkan bahwa saya bisa menggunakan pakaian kasual untuk bekerja.
Pada saat wawancara, saya melihat karyawan di kantor tersebut memang cukup santai.
Gaya berpakaian sederhana dan bekerja dengan fleksibel.
Jauh dari bayangan saya, yakni sebuah kantor dengan sekat-sekat di setiap meja karyawan.
Di kantor tersebut, justru para karyawan bisa bekerja di manapun yang ia sukai jadi tidak memiliki tempat duduk yang pasti.
Saat itu saya juga cukup minder karena tidak memiliki perangkat yang canggih dan terbaru.
Saya hanya memiliki sebuah notebook merk Acer yang saya gunakan semenjak kuliah.
Di sisi lain, saya melihat karyawan di kantor tersebut menggunakan device yang cukup membuat kantong saya meringis.
Namun, kekhawatiran saya tersebut ternyata dapat diatasi.