Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belajar Sabar dari Imam Nawawi Ahli Hadits

21 Mei 2024   10:36 Diperbarui: 21 Mei 2024   10:57 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Al-Qur'an adalah petunjuk bagi manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Sumber gambar dokumen pribadi.

Hari ini ada undangan kajian dari teman-teman di Cibubur. Qadarullah ... Aku tidak bisa berangkat ke sana, karena suami kurang sehat dan harus ditemani di rumah. Kajian yang dibawakan oleh Ustadzah Fathia ini tentang Hadits Arbain, Imam Nawawi. Pekan ini sudah masuk di hadits nomor 19 tentang 'Menjaga Hak Allah dan Memahami Takdir'.

Alhamdulillah ... Walaupun aku tidak jadi hadir, tapi ada buku berjudul 'Syarah Hadits Arbain' yang ditulis oleh Imam Nawawi koleksi perpustakaan keluarga. Aku semangat untuk membacanya dan membagikan dalam tulisan kali ini.

Imam Nawawi lahir pada awal Muharam tahun 631 Hijriyah dan terkenal karena hidup sangat sederhana dan sabar. Mari kita buka hadits no.19 yang ada di dalam buku yang beliau tulis.

Diriwayatkan dari Abdul Abbas Abdullah bin Abbas RA bahwa ia berkata: Pada suatu hari aku pernah berada di belakang Rasulullah SAW, lalu  beliau bersabda kepadaku. "Wahai anak kecil, aku hendak mengajarkan kepadamu beberapa kata. Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau memohon pertolongan. maka mononlah kepada Allah. Ketahuilah bahwa kalau saja umat manusia itu bersatu untuk memberimu manfaat dengan sesuatu, mereka tetap tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah bagimu; dan jika mereka bersatu untuk mencelakakanmu dengan sesuatu, maka mereka tidak akan bisa mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah mengering." (HR. Tirmidzi, dan ia mengatakan sebagai hadits hasan shahih).

Aku merenungkan hadits ini dalam diam dan duduk di atas sajadah tadi pagi selepas dhuha. 

Seakan terlintas lagi momen saat aku mengikuti kegiatan bertajuk 'Bela Palestina'. Terbersit pertanyaan, mengapa terjadi perang dan genosida di Negeri Para Nabi itu? Mengapa anak-anak dan perempuan menjadi korban? Mengapa hingga detik ini penderitaan yang dialami rakyat Palestina masih saja belum diangkat? Ya Allah ... Aku sungguh sedih bila melihat dan mendengar kabar tentang mereka.

Teringat akan firman Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Perkasa di dalam Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 195-200, "Maka, Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), 'Sesungguhnya Aku tidak akan menyia-nyiakan perbuatan orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang lain. Maka, orang-orang yang berhijrah, diusir dari kampung halamannya, disakiti pada jalan-Ku, berperang, dan terbunuh, pasti akan Aku hapus kesalahan mereka dan pasti Aku masukkan mereka ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai sebagai pahala dari Allah. Di sisi Allah-lah ada pahala yang baik.' Jangan sekali-kali kamu terpedaya oleh bolak-balik perjalanan orang-orang yang kufur di seluruh negeri. (Semua itu hanyalah) kesenangan sementara, kemudian tempat kembali mereka ialah (neraka) jahanam. Itulah seburuk-buruk tempat tinggal. Akan tetapi, orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, mereka akan mendapat surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan mereka kekal di dalamnya sebagai karunia dari Allah. Apa yang di sisi Allah itu lebih baik bagi orang-orang yang berbuat baik."

Kekuatan rakyat Palestina pastilah didapat dari hikmah yang mereka baca dan pahami terkait ayat berikutnya, "Sesungguhnya di antara Ahlul kitab ada yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka. Mereka berendah hati kepada Allah dan tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga murah. Mereka itu memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya Allah Maha Cepat perhitungan-Nya. Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap siaga di perbatasan (negerimu), dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung."

Masyaallah ... Berlinang air mata saat membaca ayat-ayat tersebut.

Kembali kepada hadits di atas, kita akan mendapatkan hikmah bahwa hal tersebut adalah dasar yang pokok di dalam menjaga hak-hak Allah, menyerahkan urusan kepada-Nya, serta bertawakal kepada-Nya; dengan lafazh yang jelas, mudah dan sederhana,

"Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu."

Maksudnya adalah jagalah perintah-perintah-Nya dan laksanakanlah. Jauhilah larangan-larangan-Nya dan tinggalkanlah. Niscaya Allah Yang Maha Melihat lagi Maha Agung akan menjagamu dalam segala urusan kehidupanmu, baik di dunia maupun di akhirat. Segala bencana dan musibah yang menimpa hamba itu sebenarnya disebabkan oleh tindakan meninggalkan perintah-perintah Allah.

Amal yang shalih itu akan memberikan manfaat dalam kondisi sulit serta akan menolong pelakunya, sedangkan perbuatan maksiat itu akan menyebabkan pelakunya mendapatkan kesempitan.

Seorang hamba itu tidak boleh menyandarkan persoalannya kepada selain Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi. Hamba yang baik harus senantiasa bertawakal kepada-Nya dalam segala urusan. Manakala manusia itu terkadang mengharap kebaikan orang yang mencintainya dan takut terhadap kejahatan orang yang ia khawatirkan, maka Allah memutus keputusasaan dari orang yang takut kepada makhluk.

"Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan, jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya." (QS. Yunus 10: 107).

Oya ... Aku juga membaca sebuah kisah yang mencerminkan sikap sabar dan kesederhanaan Imam Nawawi. Beliau tidak memiliki penyimpanan makanan, tidak menyimpan makanan untuk esok hari karena tawakal kepada Rabbnya. Imam Nawawi tidak menyukai kemewahan dan bersenang-senang. Besar sekali sifat ketakwaan, qana'ah (menerima), wara' (kehati-hatian), dan muraqabatullah (perasaan diawasi oleh Allah Ta'ala) baik dalam keadaan tersembunyi maupun terang-terangan.

Imam Nawawi menghindari keberlebihan dalam berpakaian bagus, memakan makanan lezat, atau berhias melebihi kebiasaan. Beliau cukup dengan memakan roti dengan sedikit lauk, berpakaian kain katun, dan mengenakan beberapa jubah halus. Beliau sampai wafat juga tidak menikah, dengan alasan kecintaannya kepada ilmu.

Sikap Imam Nawawi dalam berdakwah menunjukkan keberaniannya tinggi dalam mempertahankan kebenaran. Beliau biasa berhadapan dengan para raja dan pejabat untuk melakukan amar makruf nahi mungkar tanpa memperdulikan celaan orang lain. Beliau menyatakan kebenaran dengan cara bijaksana dan nasihat yang baik. Kadang-kadang beliau bersikap keras terhadap pelaku kebatilan, jika mereka layak diperlakukan demikian. Mereka juga dikirimi surat oleh Imam Nawawi, menasehati mereka agar berlaku adil terhadap rakyat dan menjauhi perbuatan maksiat, memerintahkan untuk mengembalikan hak kepada pemiliknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun