Ya ... Sungguh sensasi yang beda karena udara sejuk dan angin semilir yang bebas mengalir melewati jendela lebar di kiri kanan ruangan. Bahkan di bagian bawah dibuat seperti pendopo tanpa dinding. Menu yang bisa dipilih juga beragam, seperti T-Bone panggang (steak), Dory dan buntut bakar (grilled), gindara, ayam, dan iga panggang yang sedap. Minumannya bisa dipilih Fruit Punch, ice green tea, dan milkshake choco, favorit Teteh nih ...
Kebun Teh dan Situ Patenggang Ciwidey
Kelima, aku sengaja mengajak Teteh tidak tidur di hotel, tetapi kemping perkebunan teh di tepi Situ Patenggang. Lokasi yang unik dan pastinya bikin kepingin balik lagi ke sini. Sebelum menuju lokasi kemping, aku mampir dulu ke Kawah Putih di Gunung Patuha Ciwidey. Kawah yang penuh misteri ini menyimpan kisah tentang terbentuknya Bandung di masa lalu.
Sebagaimana kisah gunung Tangkuban Perahu dan beberapa lokasi lainnya di Bandung, aku lebih percaya data dari para ahli geologi, He3 ... Padahal kan kadang mitos atau legenda itu lebih sering diceritakan berulang-ulang, dari mulut ke mulut. Namun, tentu saja tidak ilmiah.
Teteh senang sekali bisa kemping, menikmati udara super dingin di tepi Situ Patenggang. Malam hari sempat membuat api unggun yang sudah disediakan oleh pengelola dengan alas sebuah wajan besar terbuat dari besi. Ternyata model api unggun seperti ini agar tidak terjadi kebakaran akibat bara yang tersisa. Pagi hari kabut tebal menyelimuti kawasan ini.Â
Artikel terkait telah aku tulis di sini: Kawah Putih Ciwidey yang Legendaris
Setelah shalat subuh, Teteh aku ajak berkeliling kebun teh dan berlayar di Situ Patenggang menggunakan perahu. Asyik sekali bisa melihat pemandangan indah perkebunan teh yang hijau dan gunung-gunung di kejauhan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H