Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Inilah 5 Lokasi Unik Buat Liburan di Bandung

18 Mei 2024   07:32 Diperbarui: 18 Mei 2024   07:35 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tahura Dago menyimpan sejarah, selain sebagai hutan lindung di kawasan Bandung Utara. Sumber gambar dokumen pribadi.

Akhir pekan tak ada salahnya teman-teman K-Ners meluangkan waktu sejenak untuk rehat. Memberi nutrisi pada jiwa dan raga dengan liburan. Lokasi liburan yang biasanya aku pilih adalah Bandung. Mengapa? Satu alasannya adalah dekat. Iya, kita bisa berkendara mobil dari Jakarta tak lebih dari tiga jam atau naik kereta bisa menjadi alternatif. Bahkan, beberapa teman senang menggunakan Woosh yang kurang dari satu jam sudah sampai Bandung.

Kemana Saja di Bandung?

Taman Hutan Rakyat (Tahura) Dago

Pertama, langkahkan kaki menyusuri rimbunnya Taman Hutan Rakyat (Tahura) Dago. Pepohonan hijau, wangi dedaunan, kicau burung, gemercik air, dan udara sejuk berpadu dengan hangat sinar mentari pasti membuat suasana hati akan damai dan tenang. 

Tahura tidak hanya menjadi penyangga lingkungan bagi Bandung. Kawasan ini menyimpan jejak sejarah yang tak kalah menarik. Kita bisa mengunjungi Gua Jepang dan Gua Belanda yang terpelihara baik. Oya ... Ada banyak monyet yang hidup di hutan ini. Tingkah mereka kadang absurd dan kocak. Bergelantungan dari satu dahan ke dahan pohon, sesekali berjalan di sela semak belukar, lalu nangkring di atap sebuah warung sambil memakan jagung. Ha3 ... Aku sampai tertawa geli melihatnya.

Berburu foto keindahan alam di Tahura sambil tracking bersama Teteh. Sumber gambar dokumen pribadi.
Berburu foto keindahan alam di Tahura sambil tracking bersama Teteh. Sumber gambar dokumen pribadi.

Artikel lengkapnya pernah aku tulis di sini: Eksotika Tahura Dago

Oya ... Siapkan air minum yang cukup ya, agar kegiatan trackingnya tetap sehat. Tak lupa gunakan pakaian yang nyaman dan sepatu yang sesuai.

Bukit Bintang dan Sesar atau Patahan Lembang

Kedua, masih jalan-jalan di alam terbuka nih. Aku penasaran dengan Bukit Bintang yang menyimpan jejak geologis Sesar atau Patahan Lembang. Ternyata letaknya tak jauh dari rumahku di daerah Jatihandap Bandung. Rumah itu ditinggali oleh anak-anak yang sedang kuliah di ITB. 

Bukit Bintang yang merupakan hutan lindung di sisi bersebrangan dengan Tahura Dago. Sumber gambar dokumen pribadi.
Bukit Bintang yang merupakan hutan lindung di sisi bersebrangan dengan Tahura Dago. Sumber gambar dokumen pribadi.

Aku dibonceng suami sekitar satu jam menuju ke Bukit Bintang. Waaahhh ... Terpesona deh melihat pemandangan kiri kanan dari yang tadinya padat pemukiman penduduk, hingga di atas melihat perkebunan sayuran. Petani lalu lalang menuju kebun dan ada yang membawa hasil sayurannya. Kabut masih menyelimuti dan sinar matahari belum lagi mampu mengusir dinginnya udara pagi.

Seru sekali bisa tracking di Bukit Bintang dan melihat jejak Sesar atau Patahan Lembang. Sumber gambar dokumen pribadi.
Seru sekali bisa tracking di Bukit Bintang dan melihat jejak Sesar atau Patahan Lembang. Sumber gambar dokumen pribadi.

Supraiseee ... Sungguh tidak menyangka, saat lelah mendaki ternyata ada sebuah warung di tepi jalan setapak. Waaahhhh ... Aku sejenak mlipir dan mengisi ulang air minum di tumbler yang sudah kosong. Setelah nafas kembali normal, aku lanjutkan lagi berjalan melewati tanjakan yang lumayan terjal.

Akhirnya sampai juga di tepi jurang yang menjadi spot foto keren dengan latar gunung-gunung yang mengelilingi Bandung. Aku juga naik ke atas sebuah bukit yang ada patok penanda sebagai lokasi tertinggi.

Kawasan Kota Tua Braga 

Ketiga, tak lupa mampir kuliner dan berburu foto di Kawasan Kota Tua Braga. Kawasan yang juga penuh sejarah ini sangat menarik. Keunikan apa sih yang ada di Braga? Aku dan Teteh senang berjalan kaki menyusuri koridor dengan suasana jadul alias nuansa kolonial. Bangunan di sepanjang Braga masih banyak yang terpelihara dengan baik walau umurnya sudah ratusan tahun. Ada sebuah toko kue legendaris dan cafe yang menjadi langganan kami.

Sebuah cafe di Braga yang menempati bangunan yang dilindungi. Sumber gambar dokumen pribadi.
Sebuah cafe di Braga yang menempati bangunan yang dilindungi. Sumber gambar dokumen pribadi.

Selain itu ada pelukis yang menjajakan karya di tepi jalan. Senang deh berfoto di sini karena latarnya itu membuat hasilnya jadi cantik. Ada satu bangunan menarik yang bertuliskan Gas Block 1930 yang dirancang oleh R.L.A. Schoemaker. Saat ini berfungsi sebagai hotel dan restoran. Kepingin deh kapan-kapan menginap di sini dan merasakan menjadi seperti para noni Nederland itu pada masa lampau.

Artikel lengkapnya sudah aku tulis di sini: Jalan-Jalan Seru di Braga Bandung

Lukisan dipajang di trotoar Braga. Keren kan buat latar berfoto? Sumber gambar dokumen pribadi.
Lukisan dipajang di trotoar Braga. Keren kan buat latar berfoto? Sumber gambar dokumen pribadi.

Congo Gallery and Cafe Dago Pakar

Keempat, aku pernah mampir kuliner juga nih di sebuah restoran yang unik. Namanya Congo Gallery and Cafe di kawasan Dago Pakar. Suasana alam yang dirancang apik oleh pemilik Congo ini membuatku betah berlama-lama berada di sini.

Suasana Congo yang alami membuat betah para pengunjung. Sumber gambar dokumen pribadi.
Suasana Congo yang alami membuat betah para pengunjung. Sumber gambar dokumen pribadi.

Kayu jati utuh yang super lebar dan besar dijadikan meja dan kursi. Pohon-pohon yang tumbuh tidak ditebang, melainkan dijadikan bagian dari tata ruang dan landscape bangunan. Ada beberapa mobil antik yang dipajang sebagai daya tarik bagi pengunjung. Aku menikmati sajian secangkir kopi dengan aneka kudapan.

Teteh sangat senang menikmati suasana di Congo bukan hanya kulinernya yang enak. Sumber gambar dokumen pribadi.
Teteh sangat senang menikmati suasana di Congo bukan hanya kulinernya yang enak. Sumber gambar dokumen pribadi.

Ya ... Sungguh sensasi yang beda karena udara sejuk dan angin semilir yang bebas mengalir melewati jendela lebar di kiri kanan ruangan. Bahkan di bagian bawah dibuat seperti pendopo tanpa dinding. Menu yang bisa dipilih juga beragam, seperti T-Bone panggang (steak), Dory dan buntut bakar (grilled), gindara, ayam, dan iga panggang yang sedap. Minumannya bisa dipilih Fruit Punch, ice green tea, dan milkshake choco, favorit Teteh nih ...

Kebun Teh dan Situ Patenggang Ciwidey

Kelima, aku sengaja mengajak Teteh tidak tidur di hotel, tetapi kemping perkebunan teh di tepi Situ Patenggang. Lokasi yang unik dan pastinya bikin kepingin balik lagi ke sini. Sebelum menuju lokasi kemping, aku mampir dulu ke Kawah Putih di Gunung Patuha Ciwidey. Kawah yang penuh misteri ini menyimpan kisah tentang terbentuknya Bandung di masa lalu.

Liburan unik bersama Teteh, kemping di Ciwidey. Sumber gambar dokumen pribadi.
Liburan unik bersama Teteh, kemping di Ciwidey. Sumber gambar dokumen pribadi.

Sebagaimana kisah gunung Tangkuban Perahu dan beberapa lokasi lainnya di Bandung, aku lebih percaya data dari para ahli geologi, He3 ... Padahal kan kadang mitos atau legenda itu lebih sering diceritakan berulang-ulang, dari mulut ke mulut. Namun, tentu saja tidak ilmiah.

Teteh senang sekali bisa kemping, menikmati udara super dingin di tepi Situ Patenggang. Malam hari sempat membuat api unggun yang sudah disediakan oleh pengelola dengan alas sebuah wajan besar terbuat dari besi. Ternyata model api unggun seperti ini agar tidak terjadi kebakaran akibat bara yang tersisa. Pagi hari kabut tebal menyelimuti kawasan ini. 

Artikel terkait telah aku tulis di sini: Kawah Putih Ciwidey yang Legendaris

Kebun teh dan restoran berbentuk perahu di Situ Patenggang Ciwidey menjadi latar foto yang keren, Sumber gambar dokumen pribadi.
Kebun teh dan restoran berbentuk perahu di Situ Patenggang Ciwidey menjadi latar foto yang keren, Sumber gambar dokumen pribadi.

Setelah shalat subuh, Teteh aku ajak berkeliling kebun teh dan berlayar di Situ Patenggang menggunakan perahu. Asyik sekali bisa melihat pemandangan indah perkebunan teh yang hijau dan gunung-gunung di kejauhan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun