Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Integritas dan Anti Korupsi kepada Tokoh Bangsa di Buku Orange Juice

4 Mei 2024   20:39 Diperbarui: 4 Mei 2024   20:42 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku membaca buku berjudul Orange Juice for Integrity untuk  menambah wawasan anti korupsi. Sumber gambar dokumen pribadi.

Baca artikel terkait di link : Bedah Buku Bukan Kota Wali

Siapa yang tak kenal Mohammad Natsir, tokoh Masyumi, Menteri, dan Perdana Menteri Indonesia?

Mohammad Natsir memiliki prinsip bahwa jabatan dan kedudukan tak seharusnya mengubah kesahajaan. Kisah menarik dari beliau adalah kedudukannya sebagai menteri yang juga tokoh ternama di dunia internasional mengenakan kemeja bertambal. Sungguh sulit dipercaya. Sejauh ini kita sering melihat para pejabat dengan pakaian necis, perlente, dan merek ternama. Namun, sosok Natsir memang seperti itu adanya.

Seorang koruptor sampai bisa memberi hadiah mobil mewah untuk anaknya yang masih kecil. Begitu juga istrinya dibelikan pesawat jet pribadi dan rumahnya sangat mewah. Perjalanan ke luar negeri seperti orang biasa jalan ke pasar mencari sayur dan telur. Sungguh miris. Itu semua dilakukan dengan merampok uang negara dan uang rakyat.

Seorang guru besar di Universitas Cornell, Amerika Serikat, sampai terheran-heran ketika berjumpa dengan Natsir. "Ia memakai kemeja bertambalan, sesuatu yang belum pernah saya lihat di antara para pegawai pemerintahan mana pun," kata George McTurnan. Natsir hanya memiliki dua stel kemeja kerja yang sudah tidak begitu bagus. Ia tidak malu menjahitnya bila robek. 

Natsir pernah menolak mobil mewah yang diberikan tamunya. Padahal mobilnya sudah kusam. Natsir berpandangan pantang menerima pemberian seseorang yang lantas akan menjadi beban dalam menjalankan amanah. Bertahun-tahun Natsir tidak malu menumpang di paviliun rumah Prawoto Mangkusasmito dan sempat juga di rumah Agus Salim sebelum mendapatkan rumah dinas.

Sri Sultan Hamengku Buwono IX memberikan teladan bahwa setiap orang, siapa pun dan apa pun jabatannya, harus taat kepada hukum. Waaahhh ... Penting sekali kita meneladani nasihatnya. Sehari-hari kita disuguhi berita adanya pejabat yang kebal hukum. Ada juga yang bisa mengubah undang-undang demi keluarga, anak, istri, menantu, dan para kroni.

Sultan ternyata suka mengendarai mobil sendiri, tanpa ajudan. Saat pergi ke Pekalongan, entah mengapa, Sultan melakukan kesalahan. Dia melanggar rambu lalu lintas. Seorang polisi memergokinya. "Priiiitttt ..." Polisi itu menghentikan mobil Sultan.

"Selamat pagi!" sambil memberi hormat. "Boleh ditunjukkan rebewes." Sultan tersenyum dan memenuhi permintaan tersebut. Saat itu polisi jadi tahu bahwa orang yang ditindaknya adalah Sultan. Gugup dong! Namun, ia segera memperbaiki sikap demi wibawanya sebagai polisi.

"Bapak melanggar verboden. Tidak boleh lewat sini. Ini satu arah!" jelasnya. "Benar saya salah. Buatkan saja saya surat tilang,' kata Sultan saat melihat wajah polisi itu tampak ragu.

Sikap yang mencerminkan integritas tinggi ditunjukkan oleh Saifuddin Zuhri. Sebagai mantan menteri sangatlah mengherankan ketika dia berjualan beras di Pasar Glodok. Zuhri tidak mau mengambil uang pensiunnya, melainkan memberi nafkah kepada keluarga dari hasil berjualan. Konon, uang pensiun itu tidak disentuh hingga terkumpul dan dibelikan sebuah rumah yang tidak ditempati, tetapi dijadikan Rumah Bersalin Muslimat NU.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun