Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Review Buku, Negara Kesejahteraan Ala Anies Baswedan

13 Februari 2024   12:39 Diperbarui: 13 Februari 2024   21:27 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku membeli buku 'Negara Kesejahteraan Ala Anies Baswedan di Gramedia Grand Indonesia. Sumber gambar dokumen pribadi.

Akhir pekan yang tenang. Apa yang biasanya teman-teman K-Ners lakukan? Aku senang mengisi waktu luang dengan membaca buku dan menulis. Kebetulan nih ada buku yang sudah dibeli saat menemani anakku bungsu -Teteh berlibur. Gadis kelas X di SMA Qur'an Asy Syahid Bogor ini memang gemar sekali berkunjung ke toko buku. Favoritnya adalah Gramedia Matraman atau Gramedia Grand Indonesia. Tempatnya nyaman dengan koleksi buku yang lengkap.

Teteh membeli beberapa novel dengan judul 'Hijab for Sister', 'The War that Save My Life', The War I Finally Won', dan 'The Architecture of Love'. Sedangkan aku membeli buku berjudul 'Negara Kesejahteraan Ala Anies Baswedan' dan 'Kepribadian Berdasarkan MBTI'.

Bedah Buku Negara Kesejahteraan Ala Anies Baswedan

Yuk! Kita bedah buku yang super tebal dengan jumlah halaman 534. Buku yang ditulis oleh Sukron Kamil dan diterbitkan oleh Kaki Langit Kencana pada bulan September 2023 mendapatkan ucapan dukungan dari M. Din Syamsudin, Ahmad Heryawan, dan Didin Damanhuri.

Apa Itu Negara Kesejahteraan?

Welfare State atau Negara Kesejahteraan adalah cita-cita sosial-politik ideal sebuah negara modern. Menurut Din Syamsudin, hal ini berhimpit dengan idealitas sebuah negara dalam Islam, seperti Negara Utama (al-Madinah al-Fadhilah) atau Negara Kebahagiaan (Dar as-Saadah), atau Negara Pencerahan (al-Madinah al-Munawwarah) pada masa Nabi Muhammad  Shallallahu 'alaihi Wa Sallam.

Sedangkan Ahmad Heryawan mengungkapkan pengalamannya saat menjabat sebagai Gubernur Jawa barat, salah satu yang sulit adalah bagaimana membuat gagasan menjadi kinerja/karya yang manfaat nyata dirasakan masyarakat.  Dalam pengamatannya, pengelolaan Jakarta selama Anies memimpin berbasis prinsip kesetaraan, kepentingan umum, common sense, dan penegakkan hukum.

Didin Damanhuri berpendapat bahwa prospek pengembangan negara kesejahteraan di Indonesia terkendala oleh praktik neoliberalisme dalam kebijakan ekonomi. Sebab itu, diperlukan revitalisasi negara baik dalam kerangka pelaksanaan UUD '45 maupun berusaha menciptakan sebuah negara yang bersih dari segala bentuk korupsi. Sementara itu, peran agama dan nilai tradisi positif lainnya perlu didorong juga agar energi sosial ekonominya turut menyumbang dalam pemecahan ketimpangan sosial ekonomi bangssa. Termasuk di dalamnya semakin mengukuhkan sistem jaminan sosial berbasiskan extended family, berdampingan dengan sistem jaminan sosial yang ditopang oleh negara. Dengan begitu, akan tercapai 'Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia' sebagaimana sila kelima Pancasila.

Wakil Presiden RI (2004-2009 dan 2014-2019), H.M. Jusuf Kalla mengapresiasi buku ini yang mengupas berbagai upaya inovatif dalam membangun Jakarta. Buku ini memberikan inspirasi bahwa kemajuan dan kesetaraan sosial bukan sesuatu yang mudah dicapai tetapi bisa diwujudkan, seperti telah Anies Baswedan tunjukkan selama 5 tahun memimpin Jakarta. Penulis dapat menjelaskan hal rumit dalam kalimat lugas yang hidup dan mudah dipahami. Menurutnya buku ini akan menjadi referensi penting bagi mereka yang peduli akan kemajuan dan kesetaraan.

Rocky Gerung mengatakan Jakarta memang maju ketika dipimpin Anies. Kebijakan publik diarahkan untuk kesejahteraan publik. Hasilnya daya beli rakyat naik, keakraban warga membaik. Tentu ini kombinasi antara ide yang utuh dan eksekusi yang proporsional. Ekonomi tumbuh, ekologi terjaga. Buku ini mengulas prestasi. Suatu studi yang menarik.

Penulis buku, Sukron Kamil mengatakan bahwa salah satu yang melatari buku ini ditulis adalah kenyataan bahwa untuk ukuran saat ini, tidak ada tokoh nasional yang acap kali dikritik habis, bahkan di-bully, dan menurut Jaya Suprana malah difitnah, kecuali Anies Baswedan.

Aku mengisi waktu luang dengan membaca buku di perpustakaan keluarga. Sumber gambar dokumen pribadi.
Aku mengisi waktu luang dengan membaca buku di perpustakaan keluarga. Sumber gambar dokumen pribadi.

Sesuai judul buku, yang menjadi fokus bahasan buku ini adalah karya/kebijakan Anies yang berbasis visi negara kesejahteraan inklusi saat menjabat Gubernur DKI Jakarta dalam berbagai bidang (2017-2022). Dari mulai penanganan kemacetan lalu lintas, banjir, tata kota (termasuk di dalamnya tata ruang kota), birokrasi pelayanan publik, bidang sosial budaya (pendidikan, kesehatan, seni budaya) agama, ekonomi, dan kesejahteraan sosial materiil hingga penghijauan (lingkungan hidup).

Sebagai buku ilmiah, di dalamnya tentu saja dibahas kerangka teori negara kesejahteraan dan praktiknya di Indonesia. Berdasarkan data-data faktual yang objektif, secara umum apa yang dilakukan Anies dalam semua hal itu signifikan, meskipun tentu dalam beberapa hal belum maksimal. 

Mari kita lihat isi buku ini lebih mendalam. Pada bab 2 yang berjudul teori dan praktik negara kesejahteraan sosial inklusi dalam konteks sejarah Indonesia dibahas kerangka teoritis tentang kapitalisme, sosialisme, lahirnya negara kesejahteraan, sosialisme demokratis, revisionis, periode pra-kemerdekaan, dan periode kemerdekaan dari tahun 1945 hingga kini.

Bagi pembaca yang ingin tahu lebih detail biografi Anies Baswedan, dari lahir hingga menjadi Gubernur DKI Jakarta dan latar sosialnya bisa membacanya di bab 3. Penulis menyampaikan dalam urutan latar keluarga sebagai genealogi darah dan ideologi Anies Baswedan, masa kanak-kanak, pendidikan, dan pernikahan, menjadi peneliti hingga Rektor Universitas Paramadina, karier dan kebijakan saat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, karier dan kebijakan saat menjabat Gubernur DKI Jakarta. Menarik juga untuk membaca latar belakang sosial budaya (termasuk kemodernan), agama, politik, dan ekonomi Anies Baswedan.

Siapa yang senang menggunakan transportasi publik yang ada di DKI Jakarta? Iya ... Aku salah satu warga yang lebih suka naik Transjakarta, JakLingko, MRT, atau LRT untuk mobilitas harian. Benar sekali! Aku tentu bisa merasakan bahwa kebijakan ini mampu mengurai tantangan penanganan kemacetan lalu lintas. Begitu juga dengan adanya JPO, jalur sepeda, ruang ketiga, ekosistem 4.0, perkampungan hingga reklamasi, dan kepulauan seribu adalah bentuk tata kota modern sebagai gagasan dan aksi. Membaca uraian lainnya yang menarik di bab 4 seperti birokrasi pelayanan publik dan penanganan banjir bisa membuka wawasan kita tentang pentingnya kolaborasi dalam mewujudkan ide atau gagasan.

Jakarta, sebagai kota yang dikenal dengan semangat kolaborasinya telah menghadirkan berbagai inisiatif berbasis kerja bareng yang menjadi visi pemerintahan Anies Baswedan. Pemerintahan DKI Jakarta memiliki visi kolaborasi dan kreasi untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota yang maju dan warganya bahagia.

Baca artikel terkait: Pengalaman Menjadi Warga Jakarta dan Gowes Sambil Menikmati Indahnya Pusat Kota Jakarta

Pada bab 5 diuraikan tentang bidang ekonomi dan kesejahteraan sosial material yang terdiri dari ekonomi DKI Jakarta dan sekilas capaian Anies, underinvestment sebagai akar masalah, menangani underinvestment, kolaborasi yang memperkuat, bekerja sama dengan UMKM, penataan kampung dan pengembangan perumahan, 'Aniesnomics' : kebijakan ekonomi dengan prinsip tumbuh adil.

Mengenal Anies Baswedan

Foto lawas AR. Baswedan bersama Roosdi AS (bapak mertuaku) dan suamiku saat kecil (depan kanan). Sumber gambar dokumen pribadi.
Foto lawas AR. Baswedan bersama Roosdi AS (bapak mertuaku) dan suamiku saat kecil (depan kanan). Sumber gambar dokumen pribadi.

Anies bukan saja anak cucu biologis, melainkan juga anak cucu ideologis dari kakeknya AR. Baswedan yang juga pahlawan nasional. Beliau menjadi delegasi diplomatik pertama bersama yang lain yang berhasil membuat Indonesia meraih pengakuan pertama atas eksistensi Indonesia secara de facto dan de jure dari Mesir. Anies sering mengikuti kegiatan kakeknya sebagai narasumber berbagai forum dan melibatkan diri dalam dialog dengan semua pihak, tanpa terkecuali dalam kerangka multikulturalisme.

Aku punya koleksi foto lawas AR. Baswedan (kakeknya Anies Baswedan) bersama Roosdi AS, bapak mertuaku yang berprofesi sebagai dosen di UNS. Beliau alumni S1 UGM dan S2-S3 di IKIP Bandung. Tampak dalam foto itu ada tiga orang anak kecil. Nah ... Anak yang berdiri di depan kanan adalah suamiku. Masyaallah ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun