Sesuai judul buku, yang menjadi fokus bahasan buku ini adalah karya/kebijakan Anies yang berbasis visi negara kesejahteraan inklusi saat menjabat Gubernur DKI Jakarta dalam berbagai bidang (2017-2022). Dari mulai penanganan kemacetan lalu lintas, banjir, tata kota (termasuk di dalamnya tata ruang kota), birokrasi pelayanan publik, bidang sosial budaya (pendidikan, kesehatan, seni budaya) agama, ekonomi, dan kesejahteraan sosial materiil hingga penghijauan (lingkungan hidup).
Sebagai buku ilmiah, di dalamnya tentu saja dibahas kerangka teori negara kesejahteraan dan praktiknya di Indonesia. Berdasarkan data-data faktual yang objektif, secara umum apa yang dilakukan Anies dalam semua hal itu signifikan, meskipun tentu dalam beberapa hal belum maksimal.Â
Mari kita lihat isi buku ini lebih mendalam. Pada bab 2 yang berjudul teori dan praktik negara kesejahteraan sosial inklusi dalam konteks sejarah Indonesia dibahas kerangka teoritis tentang kapitalisme, sosialisme, lahirnya negara kesejahteraan, sosialisme demokratis, revisionis, periode pra-kemerdekaan, dan periode kemerdekaan dari tahun 1945 hingga kini.
Bagi pembaca yang ingin tahu lebih detail biografi Anies Baswedan, dari lahir hingga menjadi Gubernur DKI Jakarta dan latar sosialnya bisa membacanya di bab 3. Penulis menyampaikan dalam urutan latar keluarga sebagai genealogi darah dan ideologi Anies Baswedan, masa kanak-kanak, pendidikan, dan pernikahan, menjadi peneliti hingga Rektor Universitas Paramadina, karier dan kebijakan saat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, karier dan kebijakan saat menjabat Gubernur DKI Jakarta. Menarik juga untuk membaca latar belakang sosial budaya (termasuk kemodernan), agama, politik, dan ekonomi Anies Baswedan.
Siapa yang senang menggunakan transportasi publik yang ada di DKI Jakarta? Iya ... Aku salah satu warga yang lebih suka naik Transjakarta, JakLingko, MRT, atau LRT untuk mobilitas harian. Benar sekali! Aku tentu bisa merasakan bahwa kebijakan ini mampu mengurai tantangan penanganan kemacetan lalu lintas. Begitu juga dengan adanya JPO, jalur sepeda, ruang ketiga, ekosistem 4.0, perkampungan hingga reklamasi, dan kepulauan seribu adalah bentuk tata kota modern sebagai gagasan dan aksi. Membaca uraian lainnya yang menarik di bab 4 seperti birokrasi pelayanan publik dan penanganan banjir bisa membuka wawasan kita tentang pentingnya kolaborasi dalam mewujudkan ide atau gagasan.
Jakarta, sebagai kota yang dikenal dengan semangat kolaborasinya telah menghadirkan berbagai inisiatif berbasis kerja bareng yang menjadi visi pemerintahan Anies Baswedan. Pemerintahan DKI Jakarta memiliki visi kolaborasi dan kreasi untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota yang maju dan warganya bahagia.
Baca artikel terkait: Pengalaman Menjadi Warga Jakarta dan Gowes Sambil Menikmati Indahnya Pusat Kota Jakarta
Pada bab 5 diuraikan tentang bidang ekonomi dan kesejahteraan sosial material yang terdiri dari ekonomi DKI Jakarta dan sekilas capaian Anies, underinvestment sebagai akar masalah, menangani underinvestment, kolaborasi yang memperkuat, bekerja sama dengan UMKM, penataan kampung dan pengembangan perumahan, 'Aniesnomics' : kebijakan ekonomi dengan prinsip tumbuh adil.
Mengenal Anies Baswedan
Anies bukan saja anak cucu biologis, melainkan juga anak cucu ideologis dari kakeknya AR. Baswedan yang juga pahlawan nasional. Beliau menjadi delegasi diplomatik pertama bersama yang lain yang berhasil membuat Indonesia meraih pengakuan pertama atas eksistensi Indonesia secara de facto dan de jure dari Mesir. Anies sering mengikuti kegiatan kakeknya sebagai narasumber berbagai forum dan melibatkan diri dalam dialog dengan semua pihak, tanpa terkecuali dalam kerangka multikulturalisme.