Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Pendidikan Terbaik untuk Anak

4 Februari 2024   18:36 Diperbarui: 4 Februari 2024   18:40 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di Plaza Widya Nusantara di kampus ITB. Sumber gambar dokumen pribadi.

Yuk! Berikan kesempatan kepada anak akan pentingnya mendapatkan hikmah ujian sebagai proses dan langkah baik menuju tahapan kehidupan berikutnya yang lebih baik. Ujian bukanlah tekanan. Masa kanak-kanak terlalu berharga bila disia-siakan dengan tekanan-tekanan serupa aliran listrik. tombol mekanik, dan gabungan beragam instruksi -manual book- artifisial berupa persaingan tak terkendali. Juga jam belajar berisi text book yang panjang, rapor atau kertas ijazah yang membungkus seluruh kemanusiaannya dalam angka-angka.

Bisa jadi pemikiranku ini tak begitu sejalan dengan pandangan umum. Aku membayangkan dan terus ingin mendiskusikannya. Kemudian aku berkolaborasi, berupaya bersama mencapai gagasan besar ini bersama para pendidik, guru, kepala sekolah, dan penyelenggara pendidikan di tempat Kaka, Mas, dan Teteh belajar.

Baca: Pentingnya Kolaborasi Orang Tua dan Sekolah

Sekolah yang melihat anak-anak sebagai benih yang perlu dirawat -guru adalah juru kebun yang membantu mengeluarkan potensi di dalam diri anak. Penyelenggara adalah lahan subur yang memberikan tanah terbaiknya agar dapat dipastikan keberlangsungan tumbuh kembang benih-benih unggul tersebut. Anak-anak akan berkembang menjadi manusia versi terbaiknya masing-masing. Anak bukan lempung yang bisa dibentuk semena-mena oleh guru dan orang tua sebagai pembuat tembikar yang memutuskan bentuk apa yang harus dihasilkan dari lempung tersebut.

Cita-Cita Anakku Kuliah di ITB

Kaka, Mas, dan Teteh memiliki cita-cita untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB). Alhamdulillah ... Kaka dan Mas diberikan karunia oleh Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pemurah bisa menempuh pendidikan di ITB. Teteh yang ingin kuliah di program studi Teknik Lingkungan, semoga kelak juga diberikan jalan terbaik oleh Allah, aamiin ...

Ijin berbagi saat menemani Kaka, Mas, dan Teteh sejak bayi yang sudah survey -bermain di kampus ITB. He3 ... Ini bisa terjadi karena aku dan suami alumni kampus di Jalan Ganesha 10 Bandung itu. Gerbang dengan konsep terbuka dan trotoar lebar yang nyaman untuk pejalan kaki seolah menyambut dengan ramah. Welcome ... Selamat datang putra-putri terbaik bangsa. Nah ... Anakku senang sekali ketika bisa kukurilingan di kampus dari gedung ke gedung menelusuri lorong-lorong dengan kolom-kolom berbalut batu kali yang kokoh. 

Sejuknya udara kota berjulukan Paris van Java plus pohon-pohon besar di dalam kampus sangat nyaman untuk kami berjalan-jalan. Bunga berwarna jingga dan jambon menambah unik suasana. Terdapat ruang terbuka bernama Plaza Widya Nusantara (Plawid) di tengah kawasan yang diapit oleh empat gedung kembar dan di tengahnya ada air mancur Kolam Indonesia Tenggelam. 

Suasana di Plaza Widya Nusantara di kampus ITB. Sumber gambar dokumen pribadi.
Suasana di Plaza Widya Nusantara di kampus ITB. Sumber gambar dokumen pribadi.

Kita bisa menemukan monumen yang berisi tulisan: 

"Tempat ini diberi nama Plaza Widya Nusantara supaya kampus ini menjadi tempat anak bangsa menimba ilmu, belajar tentang sains, seni dan teknologi; supaya kampus ini menjadi tempat bertanya, dan harus ada jawabnya; supaya kehidupan di kampus ini membentuk watak dan kepribadian; supaya lulusannya bukan saja menjadi pelopor pembangunan, tetapi juga pelopor persatuan dan kesatuan bangsa."

 Bangunan ikonik di kampus berlambang gajah -Ganesha adalah aula kembar. Kita mengenalnya dengan sebutan Aula Barat dan Aula Timur. Atap bersusun dan kayu-kayu jati sebagai material utama menjadi ciri khas bangunan yang didesain pada tahun 1918. Jelas sekali citra lokal yang monumental, walau arsiteknya adalah orang Belanda bernama Henry Maclaine. ITB kemudian resmi menjadi perguruan tinggi tersendiri pada tahun 1920. Usia kampus sudah 104 pada tahun 2024 ini, barakallah ... Selamat ya kampus kami tercinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun