Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ini Debat Bukan Omon-Omon

10 Januari 2024   13:40 Diperbarui: 10 Januari 2024   13:50 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Debat Ketiga Calon Presiden Pemilu tahun 2024. Sumber gambar Kompas.id

Meja makan keluarga di rumahku sering menjadi ajang debat. Ha3 ... Terutama aku sih yang memang sejak kecil diajari oleh Bapa untuk mampu menyarakan ide dan gagasan. Bapa mengajakku untuk mengemukakan pendapat dan argumentasi, bahkan membantah jika ada yang tidak sesuai fakta atau data. Ya ... Bapa senang sekali memberikan contoh betapa pentingnya berbicara berdasarkan data dan fakta, bukan hanya perasaan. Jika ingin mengungkapkan opini berupa perasaan, aku dilatih untuk bisa mendefinisikannya dengan benar. Seperti mengatakan, "Aku sedih mendengar kabar sepupuku kehilangan ibunya karena pendarahan saat melahirkan." Atau aku akan berkata, "Pa ... Aku marah kepada teman yang dengan sengaja memecahkan balon percobaan IPA adikku di sekolah." Jadi tidak sekedar baper gitu loh!

Aku ingat benar ketika suatu hari selesai shalat dan tilawah Al-Qur'an dengan terjemahnya juga. Bapa bertanya tentang kata 'Kami' yang ada di Al-Qur'an. Lalu aku bilang bahwa Allah bukan berarti jamak, tapi tetap Allah Maha Esa. Ketika mengatakan Kami artinya adalah Allah dan perangkatnya. Sepertinya Bapa sengaja mendebat, dengan bertanya lagi. "Mengapa tidak pakai saja selalu kata 'Aku'?" Waaahhh ... Aku gak bisa jawab dong! Anak umur 12 tahun baru kelas 6. Sejak itu aku jadi senang membaca tafsir Al-Qur'an dan mendiskusikannya dengan Bapa.

Oya ... Bapa juga memberi aku buku berjudul 'Seratus Tokoh' yang ditulis oleh Hart. Isinya tentang para tokoh yang di dalamnya ada ranking -urutan. Nah ... Hart yang non-muslim menempatkan Nabi Muhammad pada urutan pertama. Ada argumennya. Ada datanya. Ada yang melandasi mengapa ia memilih Rasulullah SAW sebagai tokoh paling utama? Dari buku itu aku jadi belajar bagaimana membangun argumentasi. 

Ada kejadian lucu sekaligus miris ... Saat aku duduk di kelas 2 SMA, ada guru Fisika yang memberikan contoh tentang suara yang merambat dan cahaya yang merambat. Entah apa yang memulainya ketika aku terpancing untuk mendebat statementnya tentang alam kubur. Intinya sih akhirnya argumentasiku yang disampaikan dengan lugas itu bisa diterimanya. Sejak saat itu aku sering diminta untuk ikut lomba debat bahkan di tingkat nasional saat mengikuti Raimuna dan Kanira Pramuka tingkat Nasional di Jakarta. Saat kuliah di Arsitektur ITB juga pernah mewakili untuk menjadi peserta lomba debat tingkat nasional juga...

Kembali ke laptop ... Aku dan suami menonton acara Debat Capres ketiga yang seru sekali. Ini debat ya ... Bukan omon-omon loh!

Arti Debat

Apa itu debat? Ada banyak hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan debat. Ya ... Benar! Debat itu tidak hanya sekedar berbicara begitu saja atau omon-omon. Aktivitas debat merupakan sebuah perpaduan dari keterampilan berbicara dan pengetahuan yang lengkap terkait topik yang akan diperdebatkan. Tanpa persiapan yang matang, maka kemungkinan akan sulit untuk memenangkan perdebatan.

Ingat nih ... Dalam debat itu ada tugas untuk memenangkan ide dan gagasan. Ada juga mengkritik lawan debat. Ada klarifikasi atau bantahan. Tapi semuanya harus dalam waktu berdebat itu. Bukan setelah berdebat. Apalagi omon-omon di warung kopi atau di meja makan restoran. Tentu saja dalam berdebat ada time limit, ada waktu yang pastinya sedikit. Masa iya debat harus berjam-jam atau berhari-hari. Waktu yang sedikit atau terbatas itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian debat adalah pertukaran dan pembahasan pendapat terkait suatu hal dengan saling menyampaikan argumentasi atau alasan dengan tujuan mempertahankan pendapat bahkan  memenangkan pendapat. 

Perlu diingat ya ... Sekali lagi ini debat capres, bukan omon-omon loh! Jadi debat dapat dipahami sebagai strategi dalam adu pendapat atau argumen dengan tujuan pendapat yang kita bisa mematahkan pendapat lawan. Begitupun sebaliknya, pendapat kita tidak dipatahkan oleh lawan. Ada juga yang menyebut bahwa debat adalah aktivitas mengajukan usul dan mempertahankan usulan tersebut.

Fungsi Debat

Adapun fungsi debat di antaranya adalah:

 1. Dapat menumbuhkan keterampilan berbicara dalam menyampaikan pendapat dengan baik terhadap konflik yang pro maupun yang kontra;

2. Dapat membangun daya analitis, terkait dengan keahlian untuk menyimak dan memahami lawan debat;

3. Dapat menumbuhkan kemampuan dalam menyampaikan argumentasi secara logis dengan bahasa dan gestur sikap yang santun;

4. Dapat merangsang keterampilan dalam berpikir kritis;

5. Dapat merangsang penelitian terkait isu-isu atau topik kontroversial;

6. Dapat memahami dan mencari tahu sisi positif dan negatif terhadap isu tertentu;

7. Dapat belajar berpikir analitis dan sistematis;

8. Dapat belajar mengungkapkan hasil pemikiran pada orang lain;

9. Dapat meningkatkan rasa percaya diri;

10. Dapat meningkatkan keterampilan dalam melihat sesuatu dari perspektif yang lain;

11. Dapat menumbuhkan keterampilan menilai dan klarifikasi pendapat orang lain;

12. Dapat melatih berbicara secara runtut dan lancar.

Oleh sebab itu ... Saat aku menjadi ibu -orang tua dari 3 orang anak, praktek baik dari Bapa diterapkan juga bersama mereka. Kaka, Mas, dan Teteh aku sering ajak untuk diskusi dan debat. Aku tidak menganggap kurang sopan atau kurang ajar -tidak etis ketika mereka menyampaikan ide atau gagasan bahkan yang menentang pendapatku. Aku memberi kesempatan kepada mereka untuk menyampaikan pendapatnya. Jika ada yang perlu diklarifikasi, maka aku akan menanyakannya. Mereka akan memberikan argumentasinya. Seperti ketika pemilihan sekolah atau pesantren, penjurusan saat SMA, dan memilih program studi perguruan tinggi sebagai tempat kuliah. 

Kaka pernah terpilih menjadi ketua panitia kegiatan sosial di pesantrennya saat SMA. Ia harus mampu menyampaikan gagasannya dan berdebat dengan teman-temannya bahkan gurunya agar idenya bisa disetujui untuk dijalankan. Mas pernah menjadi ketua Rohis di SMA, sering melakukan kegiatan debat untuk menyampaikan berbagai gagasan tentang kegiatan dan mendapatkan persetujuan dari kepala sekolah. Teteh juga menjadi panitia debat kandidat ketua OSIS di pesantrennya saat SMP dan SMA.

Walaupun kita tahu bahwa fungsi debat sangat menguntungkan. Keterampilan berbicara dalam debat dapat mendukung komunikasi-komunikasi dengan orang lain di dunia nyata. Namun, tidak semua orang bisa memiliki keterampilan debat. Patut dicatat juga nih ... Debat bergantung mentalitas masing-masing orang, dan perlu diketahui juga, tidak semua orang menyukai berbicara -terlebih berdebat.

Sekali lagi karena judulnya adalah 'Debat Capres' yang diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), maka harus berdebat bukan omon-omon. Suka tidak suka, bisa tidak bisa, mau tidak mau, berdebatlah dengan lawan debat. Di arena debat adalah lawan, tapi di luar arena tetap berkawan. Ketika sedang berdebat bisa saling melempar kritik, setelah selesai tetaplah bersalaman. Tidak perlu mengatakan lawan debat sebagai orang yang tidak tahu balas budi atau lupa kacang pada kulitnya. Tidak patut juga mengatakan lawan debat itu menghasut. Tidak elok berkomentar, "Ndasmu etik." Tidak perlu emosi ketika lawan debat mengungkapkan data yang dianggap memojokkan. Silakan saja diklarifikasi. Sampaikan argumentasi. Buka saja mana yang bisa di buka tak perlu ditutup-tutupi.

Tujuan Debat

Apa sih tujuan debat? Baiklah ada 6 tujuan debat dilakukan, yaitu:

1. Kita membangun sebuah kasus yang disertai dengan argumen sebagai pendukung. Kiat sukses merancang sebuah kasus dalam debat, adalah dengan mengacu pertanyaan dasar yang meliputi what, why, when, who, dan how;

2. Kita memahami kasus yang tengah terjadi di dalam masyarakat;

3. Kita melatih menemukan argumentasi berdasarkan data yang kuat dan akurat;

4. Kita mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka sepakat dan setuju dengan argumen yang diusulkan;

5. Kita menampilkan, meningkatkan, dan mengembangkan komunikasi verbal;

6. Kita berusaha meyakinkan orang lain bahwa argumen yang dimiliki merupakan argumen yang paling tepat untuk disepakati dan disetujui.

Saat debat ada pihak penting yang memainkan peran sebagai pemandu. Moderator harus bisa memimpin sebuah perdebatan agar sesuai prosedur debat dan memandu pembahasan topik agar tidak keluar dari pembahasan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun