12. Dapat melatih berbicara secara runtut dan lancar.
Oleh sebab itu ... Saat aku menjadi ibu -orang tua dari 3 orang anak, praktek baik dari Bapa diterapkan juga bersama mereka. Kaka, Mas, dan Teteh aku sering ajak untuk diskusi dan debat. Aku tidak menganggap kurang sopan atau kurang ajar -tidak etis ketika mereka menyampaikan ide atau gagasan bahkan yang menentang pendapatku. Aku memberi kesempatan kepada mereka untuk menyampaikan pendapatnya. Jika ada yang perlu diklarifikasi, maka aku akan menanyakannya. Mereka akan memberikan argumentasinya. Seperti ketika pemilihan sekolah atau pesantren, penjurusan saat SMA, dan memilih program studi perguruan tinggi sebagai tempat kuliah.Â
Kaka pernah terpilih menjadi ketua panitia kegiatan sosial di pesantrennya saat SMA. Ia harus mampu menyampaikan gagasannya dan berdebat dengan teman-temannya bahkan gurunya agar idenya bisa disetujui untuk dijalankan. Mas pernah menjadi ketua Rohis di SMA, sering melakukan kegiatan debat untuk menyampaikan berbagai gagasan tentang kegiatan dan mendapatkan persetujuan dari kepala sekolah. Teteh juga menjadi panitia debat kandidat ketua OSIS di pesantrennya saat SMP dan SMA.
Walaupun kita tahu bahwa fungsi debat sangat menguntungkan. Keterampilan berbicara dalam debat dapat mendukung komunikasi-komunikasi dengan orang lain di dunia nyata. Namun, tidak semua orang bisa memiliki keterampilan debat. Patut dicatat juga nih ... Debat bergantung mentalitas masing-masing orang, dan perlu diketahui juga, tidak semua orang menyukai berbicara -terlebih berdebat.
Sekali lagi karena judulnya adalah 'Debat Capres' yang diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), maka harus berdebat bukan omon-omon. Suka tidak suka, bisa tidak bisa, mau tidak mau, berdebatlah dengan lawan debat. Di arena debat adalah lawan, tapi di luar arena tetap berkawan. Ketika sedang berdebat bisa saling melempar kritik, setelah selesai tetaplah bersalaman. Tidak perlu mengatakan lawan debat sebagai orang yang tidak tahu balas budi atau lupa kacang pada kulitnya. Tidak patut juga mengatakan lawan debat itu menghasut. Tidak elok berkomentar, "Ndasmu etik." Tidak perlu emosi ketika lawan debat mengungkapkan data yang dianggap memojokkan. Silakan saja diklarifikasi. Sampaikan argumentasi. Buka saja mana yang bisa di buka tak perlu ditutup-tutupi.
Tujuan Debat
Apa sih tujuan debat? Baiklah ada 6 tujuan debat dilakukan, yaitu:
1. Kita membangun sebuah kasus yang disertai dengan argumen sebagai pendukung. Kiat sukses merancang sebuah kasus dalam debat, adalah dengan mengacu pertanyaan dasar yang meliputi what, why, when, who, dan how;
2. Kita memahami kasus yang tengah terjadi di dalam masyarakat;
3. Kita melatih menemukan argumentasi berdasarkan data yang kuat dan akurat;
4. Kita mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka sepakat dan setuju dengan argumen yang diusulkan;
5. Kita menampilkan, meningkatkan, dan mengembangkan komunikasi verbal;