Di LBQ Al-Utsmani belum ada program khusus tafsir Al-Qur'an, jadi aku mengikuti kajian di lembaga pendidikan AQL Islamic Center dan beberapa majelis ta'lim yang mengkaji tafsir Al-Qur'an tematik tentang perempuan seperti surah An-Nisa, An-Nur, Maryam, dan beberapa surah pilihan lainnya. Tak lupa aku ikut mendengarkan kajian dari cannel Youtube dari beberapa ustadz pakar Al-Qur'an.
Alhamdulillah suami sangat mendukung prosesku belajar 3T Al-Qur'an. Buku tafsir koleksi perpustakaan keluargaku, di antaranya adalah:
- Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir 4 jilid.
- Tafsir Salman (Tafsir Ilmiah Atas Juz 'Amma).
- Tadabbur Al-Qur'an Juz 29 dan 30 (Panduan Hidup Bersama Al-Qur'an) karya Bachtiar Nasir.
- Tafsir As-Sa'di 2 jilid.
- Tafsir Fi Zhilalil Qur'an karya Sayyid Quthb 2 jilid.
- Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka 30 jilid.
- Al-Qur'an terjemah 3 bahasa (Indonesia, Inggris, Arab).
Bahagia Belajar Adalah Kunci Belajar Tiada Henti
Sejatinya belajar itu semenjak dari buaian hingga ajal menjemput (akhir hayat). Kembali belajar bukanlah kata yang tepat bila menerapkan konsep belajar selamanya, belajar di mana saja, belajar kepada siapa saja, belajar dengan cara apa saja. Sejatinya belajar itu terus ... terus ... terus dan terus. Bisa jadi yang dimaksud adalah kembali belajar agar belajar menjadi lebih bahagia. Ya benar! Bahagia belajar itu memang sangat penting.
Sungguh patut disadari bahagia itu ada dari dalam diri, bukan datang dari luar. Bila para pembelajar sejati sudah merasakan bahagia belajar, tak akan ada keluhan saat melakukan aktifitas belajar. Bahagia belajar juga harus dicontohkan kepada anak-anak kita. Orangtualah teladan utamanya simak ulasannya di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H