Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Kartini yang Religius

5 April 2023   07:00 Diperbarui: 5 April 2023   07:10 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Kartini tayang tahun 2017. Dokumen pribadi.

Kartini adalah sebuah film drama biografi Indonesia dari tokoh perjuangan emansipasi perempuan Indonesia. Jarang orang tahu, bahwa film besutan sutradara Hanung Bramatyo menyuguhkan sisi religius Kartini.

Kartini dan Al-Qur'an

Kartini dikenal memiliki semangat belajar yang tinggi. Karena semangat Kartini dalam mempelajari isi Al-Qur'an, Kyai Sholeh Darat dari Semarang selalu memberikan pretilan (tulisan tangan dengan satu dua lembar kertas) kepada Kartini. Dari situlah Kartini mulai belajar huruf Arab Pegon. 

Belajar bahasa Arab bukanlah hal sulit bagi Kartini yang cerdas dan tekun. Sebab ia juga dikenal sebagai wanita Jawa yang menguasai bahasa Belanda, Perancis, dan Inggris. Kartini pun menjadi santri kalong kesayangan Kyai Sholeh Darat. Kartini sangat kritis, maka tidak aneh jika pada usia 12 tahun ia sendiri mengatakan sudah berani melawan penjajah.

Pada awal belajar Al-Qur'an, Kartini mengaku hampa. Sebab, ia hanya belajar mengeja dan membaca, sementara isi kandungan Al-Qur'an tidak dapat diserap. Ia mengibaratkan bahwa belajar Al-Qur'an dengan model demikian akan menjadikan orang Islam tidak mengetahui mutiara hikmah yang terkandung di dalamnya. Ketika meminta gurunya mengartikan Al-Qur'an, justru Kartini dimarahi.

Kartini pun gelisah. Ia berontak karena merasa belum sempurna Islamnya jika belum tahu isi Al-Qur'an. Kartini, dengan segenap kecintaannya kepada Islam dan terdorong upaya kandungan kitab suci, menghadirkan terjemahan Alquran dalam Bahasa Jawa ke lingkungan bangsawan Jawa. Tugas yang tidak bisa diselesaikannya, karena Kyai Soleh Darat - yang menerjemahkan Al-Qur'an ke dalam Bahasa Jawa - wafat sebelum menyelesaikan tugas mulianya.

Sejak membaca karya Kyai Sholeh Darat tersebut, pandangan Kartini mulai islami. Dalam arti, dia mulai meninggalkan kecenderungan liberal, yang tidak lain arahan para mentornya dari Belanda. Kartini menjadi seorang yang religius. Masyaallah ...

Ucapannya yang terkenal, "Dari Gelap Terbitlah Terang", merupakan pemahaman Kartini akan ayat ke-257  surah Al-Baqarah, yang artinya "Orang-orang beriman dibimbing Allah dari kegelapan menuju cahaya." Kartini sangat tersentuh akan kalimat dari firman Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi tersebut.

Kita sebagai umat Islam pada era kekinian, patutlah untuk memanjatkan syukur atas limpahan kemudahan dari Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Betapa sangat besar nikmatnya kita sekarang bisa membaca Al-Qur'an yang telah disertai terjemahannya dalam berbagai bahasa. Kita bisa mempelajari tafsirnya dari para ulama. Bahkan kini banyak sekali kajian ilmiah terkait Al-Qur'an dengan media daring, baik Instagram, Youtube, Facebook, TikTok, dan blog.

Teteh bersiap menonton film Kartini di bulan April 2017. Dokumen pribadi.
Teteh bersiap menonton film Kartini di bulan April 2017. Dokumen pribadi.

Kesan Teteh Terhadap Film Kartini

Teteh, anakku bungsu ikut menikmati sajian film Kartini diusianya yang baru 10 tahun. Film ini menampilkan artis Dian Sastrowardoyo sebagai pemeran Kartini dan Christine Hakim sebagai pemeran ibu kandung Kartini yang bernama Ngasirah. 

Kartini hobi membaca buku. Dokumen pribadi.
Kartini hobi membaca buku. Dokumen pribadi.

Ada penggalan cerita yang sangat Teteh sukai yaitu ketika suatu hari, kakak Kartini, Sosrokartono, memberikan kunci lemarinya yang berisi buku-buku sebelum ia pergi ke Belanda. Waaahhh ... Betapa senangnya Kartini karena saat itu ia sudah menjalani masa dipingit. Kartini dalam masa pingitannya kemudian membaca buku-buku pemberian kakaknya.

Itulah salah satu momen di mana Kartini berhasil membuat pikirannya tidak terpenjara dengan berbagai macam khayalan yang divisualisasikannya secara nyata. Tak lama adiknya, Kardinah dan Roekmini pun harus masuk ke kamar Kartini untuk dipingit. Apa yang terjadi? Mereka bertiga malah bersengkongkol -dengan gaya yang lucu Kartini pun mengajak dua adiknya itu untuk membantu perjuangannya. Ia ingin mendobrak tradisi bahwa sebenarnya perempuan wajib mendapatkan hak yang sama untuk sekolah setinggi-tingginya. 

Teteh anak perempuan tunggal, ia memiliki dua orang saudara laki-laki, Kaka dan Mas. Mereka bertiga sangat suka membaca. Nah ... Momen Kartini bersama saudara perempuannya ini sungguh berkesan untuk Teteh. Semangat literasi dari Kartini memberikan pemantik kepada Teteh untuk terus menjadi pembelajar sejati. Terus menggali ilmu pengetahuan dan membuka jendela dunia dengan mencintai buku, membacanya, dan menemukan hikmahnya.

Alhamdulillah ... Teteh telah selesai menyetorkan ziyadah hafalan Al-Qur'an 30 juz pada waktu kelas 8 SMP. Tentu saja ini semua adalah karunia yang besar dari Allah Yang Maha Agung lagi Maha Kuasa. Insyaallah akan melanjutkan ke SMA Qur'an Asy Syahid untuk terus menjadi pembelajar Al-Qur'an, sehingga menjadi hafizhah yang mutqin mutaqin. Semoga kelak Teteh menjadi hamba-Nya yang senantiasa disayang dan dilimpahi rahmat oleh Allah Yang Maha Baik lagi Maha Penjaga. Aamiin ...

Mengapa Penting Belajar Al-Qur'an?

Apa saja keutamaan belajar Al-Qur'an yang terdiri dari 3T (Tahsin/membaca, Tafsir/makna, dan Tahfizh/hafalan) Al-Qur'an?

Tahsin Al-Qur'an di dalam Islam mempunyai makna bahwa di dalam membaca Kitabullah Al-Qur'an haruslah benar dan tepat demi terjaganya keaslian praktik dakwah sesuai yang diajarkan Nabi Muhammad shalallaahu alaihi wassalaam. Tahsin dalam bahasa Arab mempunyai arti memperbaiki, memperkaya atau menguatkan.

Dikutip dari salah satu hadis riwayat Abdullah Ibnu Mas'ud, Rasulullah shalallaahu alaihi wassalaam  bersabda: "Siapa saja membaca satu huruf dari kitabullah (Al-Qur'an), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya, Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf."  (HR. At-Tirmidzi).

Keutamaan belajar 3T Al-Qur'an adalah:

  • Memperoleh pahala.
  • Mendapat syafaat pada hari kiamat.
  • Pencapaian lebih baik dibandingkan harta dunia.
  • Perniagaan yang tidak pernah merugi.
  • Membawa kebaikan bagi pembaca.

Aku mengikuti kelas tahsin di LBQ Al-Utsmani secara tatap muka sebelum datang masa pandemi Covid-19. Lembaga ini telah berdiri sejak tahun 1995. Satu halaqah dibimbing seorang ustadzah yang telah hafal Al-Qur'an 30 juz. Barakallah ...

Program belajar dibuka setiap 3,5 bulan. Jenjang atau level kelas yang harus dilalui ada lima. Saat ini aku masih berada di level empat. Setelah lulus level 5 akan masuk program belajar talaqqi dan tahfizh. Selama pandemi ini aku mengikuti kelas tahsin online dengan seorang ustadzah melalui aplikasi zoom meeting setiap hari Ahad atau Rabu sore.

Di LBQ Al-Utsmani belum ada program khusus tafsir Al-Qur'an, jadi aku mengikuti kajian di lembaga pendidikan AQL Islamic Center dan beberapa majelis ta'lim yang mengkaji tafsir Al-Qur'an tematik tentang perempuan seperti surah An-Nisa, An-Nur, Maryam, dan beberapa surah pilihan lainnya. Tak lupa aku ikut mendengarkan kajian dari cannel Youtube dari beberapa ustadz pakar Al-Qur'an.

Alhamdulillah suami sangat mendukung prosesku belajar 3T Al-Qur'an. Buku tafsir koleksi perpustakaan keluargaku, di antaranya adalah:

  • Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir 4 jilid.
  • Tafsir Salman (Tafsir Ilmiah Atas Juz 'Amma).
  • Tadabbur Al-Qur'an Juz 29 dan 30 (Panduan Hidup Bersama Al-Qur'an) karya Bachtiar Nasir.
  • Tafsir As-Sa'di 2 jilid.
  • Tafsir Fi Zhilalil Qur'an karya Sayyid Quthb 2 jilid.
  • Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka 30 jilid.
  • Al-Qur'an terjemah 3 bahasa (Indonesia, Inggris, Arab).

Bahagia Belajar Adalah Kunci Belajar Tiada Henti

Sejatinya belajar itu semenjak dari buaian hingga ajal menjemput (akhir hayat). Kembali belajar bukanlah kata yang tepat bila menerapkan konsep belajar selamanya, belajar di mana saja, belajar kepada siapa saja, belajar dengan cara apa saja. Sejatinya belajar itu terus ... terus ... terus dan terus. Bisa jadi yang dimaksud adalah kembali belajar agar belajar menjadi lebih bahagia. Ya benar! Bahagia belajar itu memang sangat penting.

Sungguh patut disadari bahagia itu ada dari dalam diri, bukan datang dari luar. Bila para pembelajar sejati sudah merasakan bahagia belajar, tak akan ada keluhan saat melakukan aktifitas belajar. Bahagia belajar juga harus dicontohkan kepada anak-anak kita. Orangtualah teladan utamanya simak ulasannya di sini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun