Selain dua kucing yang aku pelihara, beberapa kali berjumpa kucing calico di berbagai tempat. Ada di Masjid Salman ITB, di Warung Pasta sebelah kampus ITB, di tepi pantai Ancol, di kawasan pesantren Daarut Tauhid Bandung, di Villa Nafkah Bogor (tempatnya Teteh, anakku bungsu mengikuti camp Al-Qur'an / murokaz selama satu bulan).
Baca artikelku tentang Nama-nama Kucing Peliharaanku.
Pengalaman didekati kucing calico di Warung Pasta itu aneh juga sih ... Aku sedang janjian mau makan siang bareng Kaka, anakku sulung. Eeehhh ... Tak lama duduk sambil pesan makanan, kucing ini datang. Trus di samping sofa lihat ke arah mukaku seperti memelas. Tapi tidak mengeong. Duduk manis aja gitu. Nah ... Saat Kaka datang, kucingnya mendekat dan seperti menyambut. Iiihhh ... Gemes banget kelakuannya.Â
Sambil menunggu pesanan datang, aku ajak naik ke sofa. Kucingnya duduk gelendotan, masih tanpa mengeong. Baik banget ... Saat aku makan juga dia gak gangguin. Cuma duduk aja nemenin makan.Â
Satu lagi cerita ketemu kucing calico di pantai Ancol saat aku olah raga pagi-pagi. Sambil istirahat dan memandang ke arah laut, tetiba didatangi kucing calico. Minta salim ha3 ... Dia cium tangan aku saat mau pegang kepalanya.Â
Unicorn Kucing Spesial
Satu kucing lagi namanya Unicorn. Kucing special yang ditemukan saat masih bayi -plasentanya pun belum lepas. Sepertinya kucing ini tercecer saat induknya memindahkan bayi-bayinya.
Ceritanya ... Sore sepulang sekolah Teteh minta ijin mengadopsi bayi kucing ini. Tapi aku keberatan. Mengapa ? Dua minggu lagi Teteh akan berangkat ibadah Umroh selama 9 hari. Aku berpikir gimana juga cara mengurus bayi kucing? ... Kucing-kucing kami yang lain ada induknya. Jadi ya ... bayi-bayinya pun di urus induknya.
Teteh keukeh mau mengurusnya. Ya Allah ... Aku jadi merasa iba juga dengar bayi kucing mengeong terus. Mungkin lapar dan haus. Bingung ??? Harus di kasih minum susu nih ... Aku beli susu bayi di took dan diberikan dengan pipet. Duuuhhhh ... Repot banget!