Semoga kita kelak berkumpul di surga-Nya terindah, aamiin.
Cahaya Purnama di Langit Makkah
Hatiku sering tergetar bila memandang purnama. Begitupun saat aku berada di pelataran Ka'bah dan memandang langit Makkah yang berhias indahnya cahaya purnama. Masyaallah ...
Begitupun kisah Ibrahim as yang pernah berpikir bahwa bulan dan bintang-bintang di langit adalah tuhan, namun saat benda langit ciptaan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Terpuji itu tenggelam dalam cahaya terang benderang matahari Ibrahim as berkesimpulan semua benda langit bukanlah tuhan ...
Terbayang kisah yang aku baca dalam buku The Great Story of Muhammad SAW. Perjuangan Rasulullah shalallaahu alaihi wassalaam masa awal dakwah Islam yang penuh aral melintang. Kekejian kaum kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad dan umat Islam sungguh tiada tara.Â
Ada seorang kafir menumpahkan kotoran unta di atas punggung Beliau di antara dua bahunya. Peristiwa yang memilukan itu terjadi di depan Ka'bah saat Beliau sedang shalat dan bersujud. Â Kotoran itu sangat banyak sehingga Beliau tidak mampu bangkit.
Fatimah ra mendengar kejadian itu langsung datang menemui ayahandanya tercinta dan membersihkan tubuh ayahnya sambil menangis.Â
Baru setelah bersih, Beliau bisa mengangkat kepalanya ... dan berkata, "Jangan menangis, wahai putriku ... Sungguh Allah akan menolong ayahandamu." Rasulullah shalallaahu alaihi aassalaam berdoa, "Ya Allah ... Hukumlah orang-orang Quraisy ini." Berdasarkan Sirah Nabawiyah, kita tahu ketika dalam perang badar orang kafir tersebut menemui ajalnya. Â
Sedih terasa betapa perjuangan dakwah tidaklah mudah. Fatimah ra anak perempuan kesayangan Rasulullah shalallaahu alaihi aassalaam di pelataran Ka'bah menangis karena ayahanda tercinta didzalimi dan diteror fisik oleh orang-orang kafir.
Malam itu aku dan Teteh, selepas shalat isya di Masjidilharam melanjutkan tawaf. Airmatapun menemani dengan setia. Aku genggam tangan Teteh selama 7 kali putaran mengelilingi Ka'bah. Sesekali kami memandang ke arah Baitulah ... dan terus meninggi memandang langit Makkah berhias purnama.Â