Kebetulan akhir pekan lalu, anakku bungsu, Teteh harus meng-upgrade telepon genggamnya (HP) karena kapasitas memori di HP lamanya sudah tidak mencukupi lagi untuk kebutuhan kegiatan belajarnya. HP baru ini telah memiliki memori internal 256 GB dan RAM 8 GB.Â
Saat masa belajar secara daring, Teteh juga harus menggunakan komputer jinjing (laptop) dengan spesifikasi tertentu yang mampu menunjang kegiatan halaqah tahfizh Al-Qur'an setiap hari sejak ba'da shalat subuh hingga menjelan waktu dzuhur. Dilanjutkan kembali dengan kegiatan KBM Diknas hingga pukul 15.00 WiB. Lalu kembali halaqah tahfizh Al-Qur'an selepas shalat maghrib hingga waktu isya tiba.Â
Alhamdulillah ... Teteh telah selesai menyetorkan ziyadah hafalan 30 juz Al-Qur'an saat kelas 8 semester ganjil. Sekarang Teteh sedang mengikuti program itqon dan tasmi semoga dimampukan oleh Allah Yang Maha Baik lagi Maha Pemberi Karunia agar bisa menjadi hafizhah mutqin mutaqin, aamiin ... Liputan lengkapnya ada di sini.
Layaknya komputer, hidup kita adalah rangkaian input-process-output. Hanya saja, manusia memiliki alat yang berbeda, ada mata, tangan, telinga, dan anggota tubuh lainnya. Setiap orang bisa saja membaca objek yang sama. Namun, yang membedakan adalah kualitas pembacaannya.
Dalam hidup kita. membaca sering menjadi sia-sia karena kita menyimpan banyak data yang tidak perlu. Pembacaan yang berkualitas perlu penyimpanan secara efisien.Â
Kita perlu upaya menyimpan data secara sistematis. Karena yang paling penting dilakukan setelah menyimpan adalah mencari. Bila pembacaan yang berkualits tersebut dilakukan, kita akan mampu mengambil tindakan dan tanggung jawab yang efisien dalam satu waktu akan banyak hal yang bisa kita lakukan.
Menurut Tafsir Salman (Tafsir Ilmiah Atas Juz'Amma), pembaca yang ideal adalah yang mendudukkan aspek spiritual sebagai sang raja. Alah menjadi pembantu/asistennya, sedangkan emosi adalah petugas pencarinya. Emosi juga penting karena tanpanya kita tidak akan bergerak ke mana-mana. Yang tidak boleh adalah menjadikan emosi sebagai raja.Â
Sebagaimana Allah berfirman, "Maka, apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada." (QS. Al-Hajj 22:46).