Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Asyik Gowes di Kawasan Kota Tua Semarang Nan Apik

14 Oktober 2021   14:18 Diperbarui: 27 November 2022   05:59 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkunjung ke Kota Semarang tak seru jika hanya menikmati gedung Lawang Sewu dan kuliner di Simpang Lima. Ada destinasi wisata unik nan eksotik yang harus dikunjungi. Yup! Betul sekali. Kota Tua Semarang yang telah direvitalisasi menjadi indah dan menarik hati.

Aku mencoba mengelilingi kawasan yang terdiri dari beragam bangunan tua dengan gaya kolonial yang apik. Sepeda aku pinjam seharga Rp 20.000 perjam. Teteh, anakku bungsu juga ikut semangat gowes di pagi hari yang cerah ditemani sinar mentari dan hembusan angin sepoi-sepoi. 

Trotoar lebar dibangun untuk pejalan kaki dan pesepeda. Aku merasa nyaman dan aman gowes di sini karena ternyata kawasan ini juga bebas kendaraan bermotor pada beberapa sisinya. Jadi tidak ramai lalu lalang kendaraan membuat kegiatan gowes semakin asyik. Apalagi banyak latar bangunan yang patut diabadikan sebagai kenangan. He3 ... Berkali-kali aku berhenti mengayuh pedal untuk berfoto.

Bangunan tua yang dipelihara menjadi latar indah untuk berfoto di Kota Tua Semarang. (dok. pribadi)
Bangunan tua yang dipelihara menjadi latar indah untuk berfoto di Kota Tua Semarang. (dok. pribadi)

Ada bangunan yang masih berfungsi sebagai pabrik. (dok. pribadi)
Ada bangunan yang masih berfungsi sebagai pabrik. (dok. pribadi)

Penerangan jalan berupa lampu dengan tiang tinggi berwarna hijau tua dihias warna keemasan nampak gagah berjejer rapi sepanjang trotoar. Tempat duduk terbuat dari besi dan kayu berada di berbagai titik agar pengunjung bisa beristirahat sambil menikmati suasana tempo dulu. Seperti Gedung Marba, yang diyakini didirikan pada 1894 selalu menjadi tempat berfoto favorit para pengunjung.  Juga Gereja Blenduk yang dibangun pada tahun 1753 selau dijadikan latar foto para pengunjung dengan berbagai pose.

Walau ada kritik dari pegiat sejarah tentang makna revitalisasi yang dikaitkan dengan beberapa ornamen di kawasan Kota Tua Semarang yang dinilai tidak pas, tapi menurutku upaya untuk menjaga, melestarikan, dan mengembalikan kejayaan kawasan ini bisa dibilang sukses.

Sebelum revitalisasi, kawasan ini terkesan kumuh dan agak mengerikan. He3 ... Lorong-lorongnya kotor dan tidak terawat. Bangunan dipenuhi tumbuhan rambat. Dan ...Maaf kadang bau pesing sesekali menyeruak. 

Lorong-lorong di Kota Tua Semarang dengan pembatas trotoar yang unik. Deretan gedung berwarna putih menambah suasana eksotik. (dok. pribadi)
Lorong-lorong di Kota Tua Semarang dengan pembatas trotoar yang unik. Deretan gedung berwarna putih menambah suasana eksotik. (dok. pribadi)

Berpose sejenak di depan Gereja Blenduk yang legendaris. (dok. pribadi)
Berpose sejenak di depan Gereja Blenduk yang legendaris. (dok. pribadi)

Memang tidak mudah menerapkan secara utuh konsep revitalisasi suatu kawasan. Apalagi setengah bangunan di sini milik swasta. Tak semua pemilik bangunan mau merenovasi dan memperbaiki untuk kepentingan umum jika tak mendapatkan untung. Begitulah faktor ekonomi juga sangat mempengaruhi kebijakan tata kota. Pemerintah harus pandai menjalin komunikasi dengan masyarakat akan pentingnya jejak sejarah. Juga nilai yang jauh lebih tinggi akan tercapai ketika kawasan sudah tertata dengan baik.

Contoh bangunan tua yang tidak terawat. (dok. pribadi)
Contoh bangunan tua yang tidak terawat. (dok. pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun