Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Asyik Gowes di Kawasan Kota Tua Semarang Nan Apik

14 Oktober 2021   14:18 Diperbarui: 27 November 2022   05:59 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum revitalisasi, kawasan ini terkesan kumuh dan agak mengerikan. He3 ... Lorong-lorongnya kotor dan tidak terawat. Bangunan dipenuhi tumbuhan rambat. Dan ...Maaf kadang bau pesing sesekali menyeruak. 

Lorong-lorong di Kota Tua Semarang dengan pembatas trotoar yang unik. Deretan gedung berwarna putih menambah suasana eksotik. (dok. pribadi)
Lorong-lorong di Kota Tua Semarang dengan pembatas trotoar yang unik. Deretan gedung berwarna putih menambah suasana eksotik. (dok. pribadi)

Berpose sejenak di depan Gereja Blenduk yang legendaris. (dok. pribadi)               
            googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});
Berpose sejenak di depan Gereja Blenduk yang legendaris. (dok. pribadi) googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});

Memang tidak mudah menerapkan secara utuh konsep revitalisasi suatu kawasan. Apalagi setengah bangunan di sini milik swasta. Tak semua pemilik bangunan mau merenovasi dan memperbaiki untuk kepentingan umum jika tak mendapatkan untung. Begitulah faktor ekonomi juga sangat mempengaruhi kebijakan tata kota. Pemerintah harus pandai menjalin komunikasi dengan masyarakat akan pentingnya jejak sejarah. Juga nilai yang jauh lebih tinggi akan tercapai ketika kawasan sudah tertata dengan baik.

Contoh bangunan tua yang tidak terawat. (dok. pribadi)
Contoh bangunan tua yang tidak terawat. (dok. pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun