Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kata "Aing" sebagai Ganti "Aku" dalam Percakapan Sehari-hari

2 September 2021   11:26 Diperbarui: 2 September 2021   11:34 1051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak kemarin siang hingga pagi tadi, WhatsApp Group yang beranggotakan para ibu yang punya hobi menulis di blog memperbincangkan kata-kata yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Salah satu temanku sedang kesal dengan anaknya yang berusia sekitar 13 tahun karena tetiba menggunakan kata 'aing' saat mengobrol dengan teman sebayanya di teras rumah.

Begitu juga temanku yang tinggal di Yogyakarta, bercerita dia sampai diskusi panjang kali lebar dengan anaknya yang kuliah di Bandung, saat kedapatan berkata 'aing' saat bertelepon dengan teman kuliahnya. Santai saja anaknya beralasan hal itu biasa kok ... Itu hanya cara bercakap dengan bahasa gaul. Tidak bermaksud kasar juga, begitu katanya.

"Anak saya, pas pulang liburan semester. Tiba-tiba saya dengar dia bicara di telpon dengan temannya.... Nyebut kata aing. Saya benar-benar terkejut. Bisa-bisanya dia bicara kasar. Saya langsung tegur dia. Tapi dia jawab dengan santai, teman-temannya pun bicara gitu."

Temanku melanjutkan, "Bukan berarti yang lain lakukan itu lalu menjadi baik untuk diikuti ya !" Ya ampun. Susah benar meluruskannya."

Nah ... Aku jadi penasaran gimana tanggapan anakku yang juga mahasiswa dan sedang kuliah di Bandung. Ini pendapat anakku : " Sebetulnya kadang kata 'aing-maneh' kurang proper gitu sih aslinya. Kurang sopan dan gak  enak didengar aja sama warga Bandung, Apalagi suka kedengaran gitu logatnya kurang Bandung. Lebih sopan lu gua bahkan kadang-kadang."

Ada temanku yang menanggapi : "Ya... berarti masuk ke dalam bahasa pergaulan. Tapi kan aneh kalau jadi resmi dibakukan.
Sebab asal kata daerahnya bermakna tidak sopan. Masak sih.. bahasa Indonesia menyerap kata-kata yang tidak sopan?
"

Kata bahasa Sunda 'aing' saat ini  semakin sering digunakan penutur bahasa di luar bahasa Sunda sebagai kata ganti pertama menggantikan 'aku' atau 'gua'. Penggunaan 'aing' dalam bahasa Indonesia ragam percakapan menimbulkan perdebatan sebab dalam tatakrama bahasa Sunda termasuk ke dalam jenis bahasa kasar.

Dosen Program Studi Sastra Sunda Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Dr. Gugun Gunardi, M.Hum., mengatakan, kata 'aing' boleh digunakan penutur bahasa Sunda maupun di luar Sunda selama konteks komunikasi dilakukan dengan penutur lain yang berusia sama. "Bahasa kasar bisa menjadi halus bergantung pada intonasi yang digunakan," kata Gugun saat diwawancarai Kantor Komunikasi Publik Unpad. Sumber https://www.unpad.ac.id/2021.

Paguneman adalah dialog atau percakapan dua arah, antara dua orang atau lebih yang saling bertanya jawab, dan kalimat yang digunakan adalah kalimat langsung. Dalam paguneman bahasa Sunda, unsur pilihan kata terkait dengan penggunaan ragam bahasa Sunda yang tepat. Dalam bahasa Sunda ada dua ragam bahasa yaitu yang disebut ragam basa hormat / lemes (halus) dan ragam basa loma (akrab atau kasar).

Basa loma adalah tatanan bahasa atau kalimat yang digunakan kepada teman sebaya yang dianggap sudah akrab (loma). Satu hal yang perlu diingat, kata 'aing' sangatlah tidak sopan bila diucapkan kepada seseorang yang lebih tua. Kata 'aing' hanya boleh digunakan pada sesama teman sebaya atau yang sudah akrab. Seabgaimana kita pun tidak menggunakan kata 'gua' ataupun 'elu' kepada seseorang yang lebih tua atau seseorang yang kedudukan sosialnya lebih tinggi dari kita bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun