Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Tularkan Semangat Anti Buku Bajakan

25 Agustus 2021   21:26 Diperbarui: 25 Agustus 2021   21:26 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka, tertanda dibeli bapa tahun 1985.

Rasanya jahat sekali kalau kita membaca buku bajakannya bukan?

Satu lagi ada kumpulan buku bersejarah yang diwariskan Bapa kepadaku. Siapa tak kenal Buya Hamka? Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah, lebih dikenal dengan nama Buya Hamka, lahir di Sungaibatang, Tanjungraya, Agam, Sumatera Barat, pada 17 Pebruari 1908. Dan, meninggal pada 24 Juli 1981 di Jakarta. Ia adalah ulama modern yang multitalenta, sebagai sastrawan, wartawan, pengajar, bahkan politik sebagai kegiatan-kegiatan yang menyertai jalan hidupnya. Sebagai politisi, Buya Hamka aktif di Partai Masyumi di samping organisasi keagamaan Muhammadiyah hingga akhir hayatnya. Pada masa Orde Baru, Buya Hamka menjadi Ketua Umum pertama Majelis Ulama Indonesia (MUI). (Sumber: https://lajnah.kemenag.go.id/artikel/661-buya-hamka-dan-tafsir-al-azhar).

Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka, tertanda dibeli bapa tahun 1985.
Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka, tertanda dibeli bapa tahun 1985.
Awalnya Buya Hamka mengenalkan tafsirnya tersebut pada kegiatan kuliah subuh pada jama'ah masjid al-Azhar Kebayoran Baru, Jakarta. Sejalan dengan aktivitasnya di bidang politik, Presiden Soekarno memberinya pilihan untuk tetap menjabat sebagai petinggi negara atau melanjutkan sebagai anggota Masyumi. Buya Hamka memilih untuk mengundurkan diri sebagai pejanat negara.Tak lama setelah itu, Buya Hamka ditangkap penguasa Orde Lama dengan tuduhan berkhianat pada negara dan dipenjara selama 2 tahun 7 bulan; ia pun memanfaatkan waktunya untuk menulis dan menyempurnakan tafsirnya. Masyaallah ...

Kita tahu bagaimana Buya Hamka kehilangan kemerdekaan raganya karena dipenjara, namun tak kehilangan jiwanya. Apakah kita tega membeli kumpulan buku karya Buya Hamka hasil bajakan? Tentu, jawabannya adalah tidak.

Koleksi Buku  Original Milik Anak-anakku

Nah ... Ketika sudah memiliki anak, hobi membaca buku ini aku tularkan kepada Kaka, Mas, dan Teteh. Anggaran membeli buku menjadi salah satu prioritasku. Sudah pasti aku membeli buku-buku tersebut di Toko Buku, baik Gramedia maupun Gunung Agung. Aku juga membeli buku langsung dari agen penerbitnya.  Hal tersebut dilakukan agar terhindar dari membeli buku bajakan. Aku ingin menjadi teladan bagi anak-anak agar mereka juga melakukan hal yang sama : anti buku bajakan.

Teteh umur 6 bulan sudah mengenal buku yang aku beli langsung dari agen penerbitnya.               
        googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-412');});
Teteh umur 6 bulan sudah mengenal buku yang aku beli langsung dari agen penerbitnya. googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-412');});

Teteh di toko buku Gramedia Bandung.
Teteh di toko buku Gramedia Bandung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun