Pada tahun 2020 ini mamahku tercinta memasuki usia 70 tahun. Semoga Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Pemberi Karunia senantiasa melimpahkan kasihsayang-Nya.Â
Mamahku awet cantik loh! Apa rahasianya? Hhhmmm ... Sebagai anak sulung, aku berjarak usia 20 tahun dengan mamah. Jadi sering sih ada yang bilang seperti kaka-adik saja he3 ... Tulisan ini akan mengupas rahasia awet cantiknya mamahku. Semoga bermanfaat.
Sejatinya kecantikan itu terpancar dari hati. Utamanya dari ketulusan, keikhlasan, kesabaran, dan kesetiaan. Cantik juga terpancar dari sifat mudah memaafkan, empati pada sesama, bakti kepada orangtua, dan semangat menjalani kehidupan.
Mamahku teladan kebaikan seorang perempuan dalam perannya sebagai ibu, istri, anak, nenek, saudari, anggota masyarakat dan hamba Allah.
Kami berlima (4 anak perempuan dan 1 anak laki-laki), diberi contoh bagaimana mendidik anak dengan kasih sayang penuh doa-doa terbaik. Kami senantiasa ingat Mamah akan membaca Al Quran terutama surat Yasin jika kami sedang ujian. Tak lupa surat favorit itu mamah bacakan ketika kami akan menyelesaikan sesuatu urusan.Â
Ada pengalaman berkesan saat aku kuliah. Entah kenapa? Aku lupa memberi tahu jadwal ujian kepada mamah. Jadi mamah pun tak secara khusus mendoakanku untuk lancar dalam ujian. Hari pertama ujian aku merasa kesulitan. Otak kok ya mampet?! Menulis jawaban pun lama sekali.Â
Tetiba aku teringat ajaran mamah, kalau mengalami kesulitan berdzikirlah sebisanya. Ingat hanya Allah Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri sendiri akan menolong. Maka ku ucapkan Ya Hayyu Ya Qayyum berulang-ulang.Â
Selesai ujian aku ke wartel (nah ... ketahuan kan jamannya masih nelpon di wartel he3 ...). Setelah memberi salam, aku bilang : 'Mah ... Teteh hari ini ujian. Tapi agak sulit menjawab soalnya.' Mamahku jawab: 'Ya Allah ... Teteh kok gak bilang kalau ada jadwal ujian ? Mamah tidak doain Teteh.' Lalu aku langsung minta doa mamah untuk ujianku di hari-hari berikutnya. Subhanallah ... Ujianku berikutnya lancar dan lulus semua.
Pengalaman itu aku jadikan pelajaran. Sekarang sebagai ibu, aku selalu mendoakan anak-anak secara khusus. Sambil menyebutkan nama mereka satu persatu. Doa khusus itu menurutku penting. Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyantun sangat suka bila hamba-Nya memohon. Janji-Nya pasti. Yakinlah bahwa seluruh doa akan dikabulkan dalam bentuk terbaik menurut ketetapan-Nya.
Satu teladan yang membuat mamah senantiasa cantik adalah baktinya kepada orangtua (nenek dan kakekku). Juga kepada ibu dari bapaku. Nenek pernah tinggal bersama kami setelah kakek meninggal dunia. Mamah melayani dengan tulus. Jadi ya secara otomatis kami tahu dan paham bagaimana harus berbakti kepada orangtua. Terutama orangtua yang sakit atau memerlukan bantuan.Â
Masya Allah ... Mamah juga sangat sayang kepada semua cucunya. Nah ... Ini harus aku pelajari. Bagaimana menjadi mertua dan nenek yang baik. He3 ... Rasanya tidak pernah ada konflik atau masalah besar di keluarga, karena mamah bijaksana dan tepa selira. Mamah memahami bahwa setiap anak itu unik. Punya karakter yang khas dan tak bisa disamakan. Mamah menerima dan menyayangi tanpa pamrih.Â
Cantiknya mamah terpancar karena kesetiaannya kepada suaminya tercinta. Kini sudah 22 tahun sejak bapa wafat, mamah tetap setia sendiri dan mandiri, menuntaskan peran sebagai orangtua. Menikahkan 4 orang adik-adikku, menyemangati kami untuk terus belajar.Â
Berbahagianya mamah, keempat anak perempuannya bisa meraih gelar S2 magister. Sedangkan satu-satunya anak laki-laki telah meraih gelar S3 doktor.Â
Kata mamah mendidik anak perempuan harus sama baiknya dengan mendidik anak laki-laki. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW dari Anas, Beliau bersabda: "Barangsiapa mengasuh dua orang anak perempuan sampai dewasa maka kelak pada hari kiamat aku dan dia seperti dua jari ini." Beliau merapatkan jari jemari. (HR. Muslim).
Mamah mengajarkan kami membangun rumah tangga sakinah , ma wahdah, wa rahmah. Saling menghormati dan memaafkan dengan pasangan adalah kunci harmonisnya rumah tangga.Â
Saling menutupi kekurangan dan melengkapi akan menjadikan rumahtangga semakin kokoh. Orangtua memiliki amanah untuk menjadi guru pertama dan utama bagi anak-anaknya. Teladan akan lebih bermanfaat daripada sekedar kata-kata. Sungguh beruntung aku mendapat didikan dari mamah, sehingga saat menjadi ibu sudah memiliki bekal cara-cara mendidik anak dengan baik.
Mamah juga seorang pembelajar yang penuh semangat. Kecerdasan melahirkan kecantikan. Ia meraih gelar magister ilmu hukum dan mendedikasikan diri sebagai dosen di Fakultas Hukum Unswagati Cirebon. Aktif sebagai pengacara dan anggota IIDI (Ikatan Istri Dokter Indonesia). Mamah memberi bukti bahwa berperan di masyarakat sebagai dosen dan pengacara adalah salah satu cara bersyukur atas ilmu yang dikaruniakan oleh Allah dan membantu sesama dengan keahlian yang dimiliki. Barakallah.
Oya ... Kalau mau sehat dan cantik perbanyak silaturahim. Waaahhhh ... Pesan ini selalu aku jaga. Bersilaturahim dilakukan mamah kepada kerabat, sanak saudara. Rumah kami juga sering didatangi famili baik dekat maupun jauh, karena mamah adalah tuan rumah yang ramah. Â
Selama 50 tahun usiaku dan sepanjang ingatanku tentang mamah. Tak akan cukup ditulis beribu lembar kertas. Cintanya setinggi langit. Kasihnya seluas jagat raya. Doanya sebanyak bulir pasir pantai. Maafnya sepenuh air di samudra. Darah dan air susu yang tercurah untukku tak akan pernah mampu ku balas.Â
Hanya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang akan menghadiahkan surga-Nya terindah untuk mamah. Semoga kelak kami sekeluarga juga berkumpul di jannah bersama Rasulullah SAW dan orang-orang shalih. Berjumpa Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H