Satu teladan yang membuat mamah senantiasa cantik adalah baktinya kepada orangtua (nenek dan kakekku). Juga kepada ibu dari bapaku. Nenek pernah tinggal bersama kami setelah kakek meninggal dunia. Mamah melayani dengan tulus. Jadi ya secara otomatis kami tahu dan paham bagaimana harus berbakti kepada orangtua. Terutama orangtua yang sakit atau memerlukan bantuan.Â
Masya Allah ... Mamah juga sangat sayang kepada semua cucunya. Nah ... Ini harus aku pelajari. Bagaimana menjadi mertua dan nenek yang baik. He3 ... Rasanya tidak pernah ada konflik atau masalah besar di keluarga, karena mamah bijaksana dan tepa selira. Mamah memahami bahwa setiap anak itu unik. Punya karakter yang khas dan tak bisa disamakan. Mamah menerima dan menyayangi tanpa pamrih.Â
Cantiknya mamah terpancar karena kesetiaannya kepada suaminya tercinta. Kini sudah 22 tahun sejak bapa wafat, mamah tetap setia sendiri dan mandiri, menuntaskan peran sebagai orangtua. Menikahkan 4 orang adik-adikku, menyemangati kami untuk terus belajar.Â
Berbahagianya mamah, keempat anak perempuannya bisa meraih gelar S2 magister. Sedangkan satu-satunya anak laki-laki telah meraih gelar S3 doktor.Â
Kata mamah mendidik anak perempuan harus sama baiknya dengan mendidik anak laki-laki. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW dari Anas, Beliau bersabda: "Barangsiapa mengasuh dua orang anak perempuan sampai dewasa maka kelak pada hari kiamat aku dan dia seperti dua jari ini." Beliau merapatkan jari jemari. (HR. Muslim).
Mamah mengajarkan kami membangun rumah tangga sakinah , ma wahdah, wa rahmah. Saling menghormati dan memaafkan dengan pasangan adalah kunci harmonisnya rumah tangga.Â
Saling menutupi kekurangan dan melengkapi akan menjadikan rumahtangga semakin kokoh. Orangtua memiliki amanah untuk menjadi guru pertama dan utama bagi anak-anaknya. Teladan akan lebih bermanfaat daripada sekedar kata-kata. Sungguh beruntung aku mendapat didikan dari mamah, sehingga saat menjadi ibu sudah memiliki bekal cara-cara mendidik anak dengan baik.