Pengalaman Belajar dan Bekerja di Instansi Kebudayaan
"Muda Berbudaya, Memajukan Kebudayaan Indonesia" Tagline ini popular di kalangan peserta Magang Bersertifikat Kebudayaan (MBK), lima kata yang dapat dipahami bahwasannya para pemuda mempunyai peranan penting dalam pemajuan kebudayaan.
Sebanyak 446 mahasiswa berasal dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia telah bergabung dalam program MBK yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia. MBK merupakan program kemitraan dengan Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Kampus Merdeka, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah terlaksana dari tahun 2023 dengan tema "Percepatan Pendataan Cagar Budaya, Objek Pemajuan Kebudayaan, dan Koleksi Museum". Program ini berlanjut hingga tahun ini, yang telah berlangsung dari bulan September hingga 31 Desember 2024.
Peserta MBK merupakan mahasiswa yang memiliki latar belakang berbagai disiplin ilmu serta telah lolos seleksi, sehingga mendapatkan kesempatan bekerja pada kantor Balai Pelestarian Kebudayaan yang berada di 23 provinsi dan 13 museum di bawah naungan Kementerian Kebudayaan.
Menginduk MSIB yang terelasi secara formal dengan perguruan tinggi, maka rekomendasi  ketua program studi universitas menjadi syarat utama bagi mahasiswa yang akan mengikuti magang selama 1 (satu) semester dan terkonversi dalam 20 SKS.
Sebagaimana format MSIB, program MBK merupakan strategi memperkenalkan kebudayaan kepada generasi muda serta salah satu upaya menarik minat mahasiswa yang akan memasuki dunia kerja khususnya instansi kebudayaan. Dalam program ini, mahasiswa bekerja dan terlibat dalam proyek nyata di kantor unit pelaksana teknis kebudayaan.
Program MBK diselenggarakan sebagai bentuk kolaborasi serta penguatan ekosistem kebudayaan, di antaranya perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan masyarakat (pemilik cagar budaya, pelaku budaya, komunitas). Peserta akan bersinergi dengan berbagai pihak dalam menjalankan fungsi jabatannya sebagai Asisten Pendata Cagar Budaya dan Asisten Pendata Objek Pemajuan Kebudayaan yang ditempatkan di Kantor Balai Pelestarian Kebudayaan serta sebagai Asisten Pendata Koleksi Museum yang ditempatkan pada museum yang dikelola Kementerian Kebudayaan.
Menjadi pengalaman menarik, ketika mahasiswa dapat mengenal lebih dekat mengenai kebudayaan dan
seluk beluk instansi kebudayaan dalam menjalankan tugas dan fungsi pemajuan dan pelestarian kebudayaan.Menilik aspek publikasi dan informasi, pelibatan mahasiswa secara formal dalam aktivitas kebudayaan melalui program ini telah mencitrakan tren positif di kalangan para muda, yang mana mahasiswa notabene generasi pengguna media sosial aktif, diharapkan mampu menaikkan engagement media sosial mengenai topik kebudayaan.
Pelaksanaan Program MBKÂ
Program MBK dirancang secara terstruktur dalam sebuah Rancangan Pembelajaran Studi yang disahkan oleh MSIB sebagai acuan implementasi program baik penjadwalan dan capaian kegiatan mahasiswa selama 1 (satu) semester.
Sebagai rangkaian program, sesi pembekalan berupa penyampaian materi kebudayaan menjadi penting guna peningkatan wawasan mahasiswa mengenai kebudayaan Indonesia secara umum hingga hal teknis tugas fungsi yang diemban Kementerian Kebudayaan. Pengetahuan materi bidang kebudayaan sebagai amunisi mahasiswa dalam menjalankan praktik selaku asisten pendataan kebudayaan meliputi: analisis data, penghimpunan data lapangan, eksplorasi data, dan digitalisasi data.Â
Dalam hal ini, sebagai bentuk penguatan literasi kebudayaan kepada mahasiswa, maka materi tidak hanya disampaikan pada sesi pembekalan, melainkan senyampang program berjalan dilakukan mentoring, diskusi, dan simulasi di bawah pendampingan Mentor.Â
Dapat dikatakan, sesi praktik penghimpunan data lapangan merupakan magnet yang mampu menarik antusias peserta, terlihat dari testimoni peserta dalam aktivitas lapangan dengan mengamati secara langsung cagar budaya atau bertatap muka dengan pelaku budaya untuk melakukan wawancara.
Antusiasme terlihat pula pada sekelompok asisten pendata koleksi museum, yang mana peserta berkesempatan melakukan pengelolaan koleksi mulai dari pendataan koleksi orisinil, melakukan pengukuran, pendeskripsian, bahkan terlibat dalam konservasi koleksi. Sekali waktu, peserta juga ditugaskan menjadi edukator museum.
Keistimewaan lain dari program MBK, selain berkantor di 23 kantor Balai Pelestarian Kebudayaan, peserta juga berkesempatan berkantor di Organisasi Pemerintah Daerah yang membidangi kebudayaan pada kabupaten/kota. Tak jarang mereka ditempatkan di kabupaten/kota dengan jarak tempuh dan medan berat untuk melakukan asistensi tim pendataan kebudayaan setempat dalam penghimpunan data kebudayaan.
Sebagai bagian dari program MSIB yang terancang sistematis, program MBK memiliki jadwal padat dengan capaian terukur, peserta dituntut untuk kreatif, inisiatif, dan kolaboratif, sehingga mampu menyelesaikan tugas dan target sebagaimana tertuang dalam RPS. Sepanjang program berjalan mahasiswa didampingi oleh mentor yang kompeten dari Balai Pelestarian Kebudayaan dan Museum. Mentor bertugas mengarahkan, mendampingi, mengawasi, dan memberikan penilaian peserta MBK dalam menjalankan jabatannya.
Daftar lokasi MBK 2024:
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah I (Aceh)
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II (Sumatera Utara)
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III (Sumatera Barat)
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IV (Kepulauan Riau dan Riau)
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V (Jambi dan Bangka Belitung)
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI (Sumatera Selatan)
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Â (Bengkulu dan Lampung)
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII (Banten dan DKI Jakarta)
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX (Jawa Barat)
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X (DIY dan Jawa Tengah)
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI (Jawa Timur)
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XII (Kalimantan Barat)
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIII (Kalimantan Tengah dan Selatan)
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIV (Kalimantan Timur dan Utara)
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV (Bali dan Nusa Tenggara Barat)
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI (Nusa Tenggara Timur)
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVII (Sulawesi Utara dan Gorontalo)
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVIII (Sulawesi Tengah dan Barat)
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX (Sulawesi Selatan dan Tenggara)
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XX (Maluku)
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXI (Maluku Utara)
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXII (Papua)
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXIII (Papua Barat)
Museum
Museum Nasional Indonesia
Galeri Nasional Indonesia
Museum Kebangkitan Nasional
Museum Basoeki Abdullah
Museum Kepresidenan Balai Kirti, Jawa Barat
Museum Benteng Vredeburgh dan Museum Perjuangan, DIY
Warisan Dunia Borobudur, Mendut, dan Pawon. Jawa Tengah
Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan, Jawa Tengah
Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Negbung, Jawa Tengah
Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Bukuran dan Manyarejo, Jawa Tengah
Museum Semedo, Jawa Tengah
Museum Song Terus, Jawa Timur
(Dewi Kurnianingsih)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H