Mohon tunggu...
Dewi Kurnianingsih
Dewi Kurnianingsih Mohon Tunggu... Lainnya - Era digital era informasi kebudayaan

dewikur28@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Batik dan Kaum Muda

3 Oktober 2020   01:27 Diperbarui: 3 Oktober 2020   01:49 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Batik ditetapkan sebagai Warisan Budaya TakBenda milik Indonesia pada tanggal 2 Oktober tahun 2009, tepatnya dalam sidang UNESCO yang bertempat di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab melalui sidang Intergovernmental Committee for the Safeguard of the Intangible Cultural Heritage. 

Pencanangan itulah yang menjadikan setiap tanggal 2 Oktober berasa istimewa. Sebagai warga Negara Indonesia, kita berbangga merasa memiliki dan wajib menjaga serta melestarikannya. 

Setiap tanggal 2 Oktober mengingatkan saya kembali pada tahun pertama peringatan hari batik di Indonesia, euphoria dari berbagai lapisan masyarakat ketika merayakannya. 

Berbagai kalangan beropini dan memberikan testimony mulai dari kalangan atas, sampai dunia selebritas tak ketinggalan mengekspresikannya kebanggaan. Malam sebelum hari perayaan, secara nyata saya menyaksikan antrian panjang di mall memenuhi stan-stan penjualan pakaian batik. 

Usut punya usut, mereka adalah pekerja kantoran baik swasta maupun Pemerintah yang instansi/lembaganya mewajibkan seluruh karyawan berbatik ria di tanggal 2 Oktober. 

Hal ini sekaligus membuktikan bahwa seluruh unsur masyarakat mendukung, menerima dan menghargai perjuangan Pemerintah dalam mengusahakan batik menjadi milik kita dengan lebel internasional, warisan budaya dunia. 

Apakah di tahun 2020 ini eksistensi batik telah mampu menembus berbagai kalangan kita sendiri, masyarakat Indonesia? 

Apakah dalam berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dalam kurun 10 tahun mengenai pengenalan, sosialisasi sekaligus berbagai program-program kolaborasi dengan kementerian/lembaga lain yang bertujuan melestarikan dan menumbuhkan kecintaan terhadap batik sudah mencapai sasarannya, khususnya generasi millennial? Bagaimana reaksi dan aksi kaum muda ini  terhadap keberadaan batik. 

Generasi millennial selain menyukai hal yang serba instan, tidak ribet, dan tidak terlepas dari gadget. Mari mengintip pergerakan generasi muda di media social sebagai lahan kebebasan berekspresi mereka, saat ini terpantau beberapa platform media sosial yang tengah digandrungi saat ini ramai dengan konten atau unggahan mengenai Hari Batik Nasional. 

Aplikasi Instagram meriah postingan dengan tagar #haribatik atau #haribatiknasional. Di twitter pun tidak kalah seru, ramai dengan postingan bertagar #HariBatikNasional. 

Di kanal youtube, pun tak mau ketinggalan, berbagai konten kretaif bertema Hari Batik Nasional berseliweran. Kita tahu siapa dominasi pengguna ke dua platform tersebut. 

Apakah ini dapat dikatakan bahwa batik telah berhasil menyentuh jiwa kaum muda? Secara umum, dapat dikatakan perhatian kaum muda terhadap batik naik secara signifikan. 

Hal ini dapat dilihat dari maraknya berbagai mode pakaian dan asesoris berbahan batik yang sering dipakai dalam berbagai kesempatan. Artinya, antara batik dan kaum muda sudah terjalin chemistry. 

Pada zamannya, tidak dapat dipungkiri pernah terbentang sekat tak kasat mata antara batik dan kaum muda. Betapa batik menjadi sebuah motif yang dihindari, karena dengan memakainya akan terlihat berbeda (dalam arati negative) karena tidak mencerminkan jiwa muda yang ekspresif, melainkan terlihat lebih tua, tidak santai dan tidak asyik. 

Batik adalah busana resmi yang hanya dipakai oleh para tetua dalam acara formal adalah rekaman masa lalu yang akhirnya terkikis seiring perkembangan zaman. 

Batik saat ini telah menjadi trend busana anak muda yang ciamik dan menarik untuk dipakai di berbagai acara, mulai dari sekolah sampai nongkrong di caf sembari menikmati layanan free wifi khas anak millennial. 

Seiring waktu, pasca penetapan batik sebagai warisan budaya dunia, geliat dunia per-batikan meningkat.  Program-program pemerintah yang gencar mengenai penguatan batik, baik produksi maupun distribusi dan peningkatan apresiasi masyarakat. Kepedulian berbagai pihak terkait pun meningkat secara signifikan, perkembangan fashion melirik batik dalam memperkaya padu padan motif dan desain. 

Hal ini dapat dilihat di butik-butik, factory outlet ternama banyak menyajikan busana batik untuk kaum muda. Bahkan silakan mencari batik di onlineshop, Anda tidak akan kehabisan stok. 

Pandemi Covid 19 membuat kita merubah gaya hidup sekaligus gaya bersosialisasi, karena penerapan protokol kesehatan dengan menjaga jarak, tidak berinteraksi langsung dengan orang lain, serta menghindari kerumunan. 

Akan tetapi kaum muda tak pernah mati untuk mengekspresikan diri, tak pernah kehilangan cara mengungkapkan cinta. Cinta karya budaya bangsa. Hari Batik Nasional tahun 2020 tidak kita dapati perayaan seperti tahun-tahun sebelumnya. 

Namun gegap gempita yang tertangkap di jagat maya membuktikan bahwa kaum millennial peduli dengan karya bangsa sendiri. Dari peduli, belajar cintai, kemudian memaknai nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tulisan Batik. Batik adalah Indonesia. Selamat Hari Batik Nasional.

2 Oktober 2020, Dewi Kurnianingsih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun