Mohon tunggu...
Dewi Kumala sari
Dewi Kumala sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - profesi sebagai mahasiswa jurusan Akuntansi Syariah di Institut Agama Islam Negeri Parepare

kelompok 2 dewi kumala sari,fadiah zahira,aisyah,muhammad agung dwiarya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inovasi Teknologi dalam Pelayanan PAM Tirta Karajae Kota Parepare: Mempermudah Akses dan Komunikasi dengan Pelanggan

20 Juni 2024   04:54 Diperbarui: 20 Juni 2024   05:00 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah badan usaha milik daerah yang bergerak dalam bidang distribusi air bersih bagi masyarakat. PDAM merupakan salah satu pelaku utama dalam penyediaan akses air bersih yang layak dan terjangkau bagi masyarakat di suatu wilayah administratif tertentu, seperti kabupaten atau kota.

     Tugas utama PDAM adalah mengelola sumber daya air baku, mengolahnya menjadi air bersih yang memenuhi standar kesehatan, serta mendistribusikannya kepada rumah tangga, fasilitas umum, dan industri melalui jaringan perpipaan yang tersebar di wilayah layanannya. PDAM bertanggung jawab untuk memastikan ketersediaan, kualitas, dan kontinuitas pasokan air bersih bagi pelanggannya.

    Sebagai badan usaha milik daerah, PDAM berada di bawah pengawasan dan dikelola oleh pemerintah daerah setempat. Meskipun demikian, PDAM memiliki otonomi dalam pengelolaan operasional dan keuangannya, dengan tujuan memberikan pelayanan air bersih yang optimal kepada masyarakat.Dalam menjalankan operasionalnya, PDAM menghadapi berbagai tantangan, seperti pemenuhan kebutuhan air bersih yang terus meningkat seiring pertumbuhan populasi, pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan, pemeliharaan infrastruktur distribusi yang memadai, serta penerapan tarif yang terjangkau namun dapat membiayai operasional secara mandiri.

    Kantor PDAM berperan sebagai pusat administrasi, pengambilan keputusan, dan koordinasi seluruh kegiatan operasional perusahaan. Di kantor PDAM, terdapat berbagai divisi dan departemen yang menangani aspek-aspek seperti teknik, produksi, distribusi, pelayanan pelanggan, keuangan, dan sumber daya manusia.Dengan demikian, kantor PDAM merupakan inti dari upaya penyediaan akses air bersih yang layak dan terjangkau bagi masyarakat di suatu wilayah administratif tertentu. Kinerja PDAM yang baik akan berkontribusi signifikan dalam mewujudkan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik dan mendukung pembangunan daerah yang berkelanjutan.

ISU / MASALAH

    Inovasi teknologi merupakan proses implementasi teknologi baru atau perbaikan teknologi yang sudah ada dengan tujuan meningkatkan kinerja, efisiensi, dan daya saing organisasi (Daft, 1982). Menurut Rogers (2003), inovasi teknologi memiliki lima karakteristik utama, yaitu keuntungan relatif, kompatibilitas, kompleksitas, kemampuan diuji coba, dan kemampuan diamati. Dalam konteks pelayanan PAM , inovasi teknologi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas layanan, efisiensi operasional, dan komunikasi dengan pelanggan.Aksesibilitas pelayanan mengacu pada kemudahan pelanggan untuk mendapatkan layanan yang dibutuhkan (Penchansky & Thomas, 1981). Aksesibilitas yang baik dapat meningkatkan penggunaan layanan dan kepuasan pelanggan.Inovasi teknologi juga tentunya dapat meningkatkan aksesibilitas dengan menyediakan layanan online, memungkinkan pelanggan mengakses informasi dan melakukan transaksi secara digital.

    Namun, dalam proses penerapan inovasi teknologi tersebut, PAM Tirta Karajae Kota Parepare menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diatasi.Pertama, infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang dimiliki PAM Tirta Karajae masih terbatas. Jaringan internet yang belum memadai di beberapa wilayah serta perangkat keras dan lunak yang usang menjadi kendala dalam mengimplementasikan sistem digital yang terintegrasi. Hal ini dapat menghambat upaya PAM dalam menyediakan layanan online dan komunikasi real-time dengan pelanggan.

    Selain itu, faktor sumber daya manusia juga menjadi perhatian utama. Sebagian besar karyawan PAM Tirta Karajae memiliki latar belakang dan keterampilan yang lebih cocok dengan sistem manual dan tradisional. Mengadopsi teknologi baru membutuhkan pelatihan dan adaptasi yang signifikan, serta perubahan mindset dalam cara bekerja. Resistensi terhadap perubahan dapat menjadi hambatan dalam implementasi inovasi teknologi secara efektif.

    Terakhir, sosialisasi dan edukasi kepada pelanggan tentang layanan digital baru juga menjadi tantangan tersendiri. Tidak semua pelanggan memiliki keterampilan dan akses yang sama terhadap teknologi digital, sehingga PAM Tirta Karajae perlu melakukan upaya yang intensif untuk memastikan pelanggan dapat memanfaatkan layanan digital secara maksimal.

TINDAK LANJUT

    Penerapan inovasi teknologi dalam pelayanan PAM Tirta Karajae Kota Parepare merupakan langkah yang tepat dan sesuai dengan tuntutan era digital saat ini. Menurut penelitian dari Deloitte (2018), organisasi yang mengadopsi teknologi digital dalam operasional mereka dapat meningkatkan efisiensi hingga 20% dan meningkatkan kepuasan pelanggan hingga 30%. Hal inisejalan dengan teori inovasi teknologi yang dikemukakan oleh Rogers (2003), yang menyatakan bahwa inovasi teknologi dapat memberikan keuntungan relatif bagi organisasi dalam meningkatkan kinerja dan daya saing.Solusi yang dapat ditempuh untuk pemerataan jaringan di wilayah terpencil adalah dengan melakukan pemetaan kebutuhan infrastruktur TIK secara menyeluruh dan berkolaborasi dengan penyedia layanan internet serta vendor perangkat untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan serta perangkat yang digunakan.

    PAM juga dapat mengembangkan aplikasi mobile atau situs web yang memungkinkan pelanggan untuk melakukan berbagai transaksi secara online. Melalui platform digital ini, pelanggan dapat dengan mudah mengakses informasi terkait layanan PAM Tirta Karajae, melaporkan keluhan atau gangguan, membayar tagihan air, serta berkomunikasi dengan pihak PAM Tirta Karajae secara langsung. Sistem ini tidak hanya mempermudah akses bagi pelanggan, tetapi juga membantu PAM dalam mengelola data dan meningkatkan efisiensi operasional.
Menurut penelitian dari Hootsuite (2022), lebih dari 60% populasi Indonesia merupakan pengguna aktif media sosial. Dengan mengadopsi saluran komunikasi ini, PAM Tirta Karajae dapat membangun hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan, meningkatkan keterlibatan, dan mempercepat respons terhadap keluhan atau permintaan pelanggan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kepuasan pelanggan (Bateson & Hoffman, 2011).Dalam hal komunikasi dengan pelanggan, PAM dapat memanfaatkan saluran media sosial dan layanan pesan instan untuk menyebarkan informasi penting, menerima laporan gangguan, atau menjawab pertanyaan pelanggan secara real-time.

    Kemudian kampanye edukasi dan sosialisasi kepada pelanggan untuk memastikan adopsi yang sukses, PAM Tirta Karajae perlu melakukan kampanye edukasi dan sosialisasi kepada pelanggan tentang layanan digital baru yang ditawarkan. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai saluran seperti media cetak, media sosial, atau acara tatap muka untuk membantu pelanggan memahami manfaat dan cara menggunakan layanan digital tersebut.
Tentunya, penerapan inovasi teknologi dalam pelayanan PAM membutuhkan investasi yang tepat, pelatihan sumber daya manusia, dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait. Namun, manfaat jangka panjang yang diperoleh, seperti peningkatan efisiensi, transparansi, dan kepuasan pelanggan, akan membuat upaya ini menjadi sangat berharga bagi PAM dan masyarakat yang dilayani.

    Keberhasilan dalam mengadopsi inovasi teknologi tidak hanya akan meningkatkan kepuasan pelanggan, tetapi juga memperkuat citra dan kepercayaan masyarakat terhadap PAM Tirta Karajae sebagai penyedia layanan air bersih yang andal dan modern. Selain itu, langkah ini juga mencerminkan upaya PAM Tirta Karajae dalam mendukung pembangunan daerah yang berkelanjutan, dengan meningkatkan akses terhadap sumber daya air bersih yang terjaminketersediaannya dan kualitasnya.
Dalam perjalanan menuju digitalisasi pelayanan yang lebih baik, PAM Tirta Karajae Kota
Parepare harus terus meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah, lembaga akademik, dan masyarakat luas. Dengan dukungan dan partisipasi aktif dari semua pihak, upaya dalam mengadopsi inovasi teknologi akan semakin berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Kota Parepare.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun