Mohon tunggu...
Dewi Krisna
Dewi Krisna Mohon Tunggu... Freelancer - Happy House Wife

"You can learn from your competitor, but Do not copy, Copy & You Die" (Jack Ma)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memantik Cara Pandang Kita Terhadap Karakter Manusia dan 7 Langkah positif temukan solusi

23 November 2018   22:04 Diperbarui: 23 November 2018   23:22 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terjebak dalam situasi tak biasa, menjadi pengalaman seru namun menegangkan.

Saya yang sedang on duty, sebagai pemandu wisata kala itu,  membawa rombongan wisatawan keliling ke sebuah hutan konservasi di wilayah timur Indonesia. Mengerikannya guys, jarak hutan yang kami lalui ini sekitar 35 km meter dari penginapan, jadi paling tidak sebelum larut malam kami harus bergegas pulang.

Rombongan yang saya bawa kali ini terdiri dari 7 wisatawan dan satu driver. Uniknya, ya yang namanya manusia, beda bapak ibu, mereka pasti punya karakter yang berbeda-beda. Tapi..is oke lah

Persiapan perjalanan menggunakan mini bus.

Saya mempercayakan kepada Her untuk mengendarai mini bus pembawa rombongan kali ini. Bermodalkan mini bus tua milik Her, saya pun dengan penuh percaya diri memboyong rombongan ini.

Meski Her telaten merawat mini bus ink, saya tetap berpesan kepada Her, untuk tetap membawa perlengkapan bengkel sederhana, supaya bisa berjaga-jaga jika terjadi sesuatu pada mini busnya.

Singkat cerita aksi seru wisatawan di hutan koservasi pun berjalan lancar, walaupun ada beberapa kejadian seperti ponsel Fred yang jatuh ke jurang ataupun kaki Anggi yang terkilir, sebab terlalu asyik nge-shoot kuskus dan tak melihat sekitar.

Rombongan pun dengan kompak menikmati wisata ini dengan gaya masing-masing, seperti Anggi yang sibuk dengan gadget dan peralatan kekiniannya yang seabrek guna menunjang content instagram miliknya, atau seperti Fred yang menyukai alam,membawa peralatan lengkap pendaki sebab uncle Fred merupakan wisatawan asing yang akrab dengan hutan belantara. Kanaya yang konyol,yang tak berbekal, supaya ia bisa berlari kencang ketika ada hewan buas. hihhihi. Disini saya juga menjumpai keluarga kecil yang ikut menikmati wisata hutan ini.

Setelah kami semua terlena dengan keseruan wisata, nampaknya tak lengkap jika kami tak menemui kesulitan, you know what?

Berjarak 5 km dari hutan konservasi, mendadak mini bus ngadat, disisi lain waktu itu sudah jam 17.30 WIB. Oh my God..hewan malam mulai bersiap keluar dari sarangnya, mana penginapan masih jauh,so what should I do?

Dok./mobile.org
Dok./mobile.org
Tik...Tok..Tik...Tok...beberapa waktu disaat saya sedang berpikir tiba-tiba Fred berpamit untuk membuang hajat ditengah hutan, "Ya, baiklah", ujarku.

Saya masih tetap berpikir, yap waktunya berbagi tugas. Kemudian saya mulai mengambil beberapa langkah :

1. Saya mengumpulkan rombongan untuk meminta mereka berpartisipasi dalam keadaan ini untuk saling support. Pertama saya meminta Lukman Suami Prita dari keluarga kecil yang ikut serta, untuk membantu saya mengkoordinir rombongan, Lukman orang yang persuasif, jadi sifat dia ini bisa menjadi back up saya mengkondisikan kepanikan kami.

2. Secara bersamaan saya meminta Her dibantu Kanaya untuk menyiapkan mini bus tua nya menjadi tempat singgah sementara sebelum larut, saya memastikan Her tidak terlalu lelah dan kerja berat, sebab dia memiliki riwayat penyakit jantung.

Dan Anggi sejenak wajib mengabadikan, apapun yang terjadi disekitar kami, untuk rekam jejak kejadian ya sembari membuat dia betah karena dia penggila content sebab dia tak bisa begitu banyak bergerak karena kakinya terkilir.

Sementara Prita istri Lukman menjaga Kevin serta mengawasi sekitar kami. Setelah pembagian tugas,

3. Saya meminta Lukman membantu saya untuk membuat perapian mengumpulkan ranting serta dedaunan kering disekitar kami, minimal Saya mengkondisikan area kami terang untuk mengurangi risiko diterkam hewan malam.

Okey.. tetep rilex..

Setelah Her selesai mempersiapkan mini bus nya sebagai tempat singgah, maka untuk pertama saya meminta Kevin masuk terlebih dulu ke dalam mini bus,sebab riwayat asma nya yang disampaikan Lukman pada saya, udara semakin dingin dan ia mulai panik, saya khawatir asma nya akan kambuh, itu sebabnya saya meminta Kevin masuk ditemani Prita, disusul Anggi untuk menemani.

4. Saya, Her, dan Lukman masih sibuk mengumpulkan ranting, menerapkan cara memantik api dengan modal dedaunan ranting serta dedaunan kering, beruntungnya kami hari itu tak hujan lebat .

Ternyata Lukman cukup kuat untuk mengulir kayu diatas daun kering hingga berasap dan memunculkan percikan api.

Dok.Deedle /cara memantik api
Dok.Deedle /cara memantik api
5. Sembari menyelesaikan perapian, saya meminta ijin untuk beralih dan menelfon ke pihak penjaga hutan konservasi yang jaraknya kurang lebih 5km dari tempat kami macet, hasilnya penjaga bisa datang namun ia hanya memiliki satu sepeda motor dan jaraknya 30 menit.

Saya memutuskan daripada mengangkut beberapa teman, saya meminta tolong penjaga untuk membawa kudapan atau makanan secukupnya.

Jeng Jeng.. mulai panik.. saya lanjutkan menelfon teman-teman di penginapan, mereka bisa sampai ke lokasi sekitar 2 jam sekian menit karena jalanannya yang rusak.

Samar-samar ada  suara peluit,  seraya mengisyaratkan sesuatu. Oh My God, ternyata itu Fred, ya amatiran begini sebagai pemandu wisata hutan saya dibekali sandi morse melalui suara, Fred memberitahukan keberadaannya melalui tiupan peluitnya. Fred isyaratkan ada persediaan makanan disana.

Dok.Orari /sandi morse
Dok.Orari /sandi morse
Dengan modal ponsel baterainya 27%, terakhir saya gunakan untuk menelfon angkutan derek,dan Tim Ranger Kehutanan. Fred juga sengaja memilih semak-semak supaya bunyi peluitnya bisa didengar, sebab menurut beberapa penelitian Telah diketahui bahwa bunyi dapat merambat melalui zat padat, zat cair & gas. Tetapi, cepat lambat bunyi akan berubah apabila melalui medium yang berbeda makin rapat / padat medium perantara, cepat rambat bunyi makin besar.

So...brilliant uncle Fred...okey mari lanjutkan rencana

Anggi, Saya minta memposting content untuk memberikan keberadaan kami beserta share location dengan meminjam HP Prita yang tinggal 35% baterainya, share content kepada pihak terkait yakni Tim Ranger Kehutanan, yang info nya saya dapatkan dari penjaga hutan yang saya telpon.

Tak lupa saya pun memberikan dua kontak number, milik saya dan Lukman kepada para penjemput kami sebelum saya bergegas ke arah Fred, sebab ponsel Lukman yang HP nya masih on di angka 70%

Selanjutnya saya meminta Lukman dan Her untuk berjaga di lokasi, bersama Prita, Kevin dan Anggi, untuk mengkondisikan perapian dan menunggu penjaga hutan serta Tim Ranger Kehutanan datang ataupun yang menjemput kami.

Sementara saya meminta bantuan Kanaya untuk menemani saya ke lokasi Fred, tidak lupa biar tidak tersesat, kami meninggalkan jejak pada pohon dengan cat putih yang ada di dalam mini bus yang saya bawa, biasanya saya gunakan untuk penanda outbound. Hihi saya memilih Kanaya, paling tidak dia bisa lari kencang hihi...

Saya dan Kanaya mulai melaju menemui Fred, meninggalkan rombongan di lokasi dengan cokelat sebagai pengganjal perut beberapa waktu. Jam 18.15 WIB estimasi penjaga hutan konservasi sampai ke lokasi.

6. Menyusuri semak belukar bersama Kanaya saya akhirnya temukan Fred di dekat sungai jernih ditengah hutan, ada beberapa buah-buahan serta ubi yang bisa dimakan, kami pun mengambilnya. Bunyi peluit Fred pun bisa terdengar hingga 2 km bisa untuk tanda keberadaan kami.

7. Kami kembali ke lokasi dengan membawa beberapa buah-buahan Lapaaarrr. Tak lama setelah saya sampai, penjaga hutan bersama kawannya tepat 30 menit sampai, membawa makanan berat.

Kami menunggu Tim Ranger Kehutanan, mereka bisa sampai lebih cepat, sebab dengan menggunakan Jeep dan offroad. So mereka lebih cepat 1 jam dibandingkan teman-teman kami. Teman-teman di penginapan membantu kami koordinasi dengan pihak terkait yang memungkinkan lebih cepat untuk sampai.

Tepat jam 20.00 WIB mobil Jeep Tim Ranger Dinas Kehutanan sudah sampai, bersyukur sekali mereka membawa beberapa peralatan medis,untuk memberikan Oksigen pada Kevin serta penanganan kaki Anggi dan memeriksa keadaan Her serta wisatawan lain.  Dan mobil angkut untuk mengangkut kami semua.

Disisi lain penjaga hutan konservasi kolaborasi dengan Tim Ranger Kehutanan, untuk menunggu hingga ada mobil derek yang datang ke lokasi untuk menariknya.

Well, semua terkondisikan, kami pun kembali ke penginapan bersama Tim Ranger Dinas Kehutanan.

Perjalanan kami kurang lebih 1 jam lebih ke penginapan, hampir pukul 10 malam kami baru sampai di penginapan, dan disambut hangat oleh teman-teman kami, yang sempat ikut "kocar-kacir" memikirkan nasib kami.

Akhirnya kami semua sampai dengan selamat, dibalik peristiwa ini semua belajar tanpa terkecuali, So besok pagi jam 7 tidak ada yang terlambat ke acara kompasianival. Untuk Her, so sorry ya mini bus nya tertunda ikut pulang.

_Masing-Masing Orang memiliki hal tak terduga dan itulah potensi, ada hal tertentu yang harus kita yakini_

Dewi Krisna

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun