"Apakah ada matahari ditempatmu?", ujar pak halap salah seorang koroway bersua dengan pribumi daerah lain.
(kalimat yang membuat Windy Ariestanty terbelalak)
Melongo, bingung, tapi seperti ada medan magnet yang tarik-menarik pada jiwa saya, riuh celotehan berbagai kalangan berebut untuk mendapatkan kursi pada event mencekam kali ini...mencekam mungkin bagi saya sih ..
Saya masih seorang warrior level kacangan yang beruntung lolos untuk event kompasiana dua kali pekan lalu. Hati dag dig dug sebab dua kali event macet menghiasi perjalanan saya di kota gudeg ini, sehingga tanpa alasan apapun yang jelas "Saya Terlambat!!" duuuuhh...maaf, saya harus lebih awal lagi estimasi soal waktu.
Pola menulis story telling yang menggugah jiwa
Pria penuh romansa menjadi jembatan kokoh untuk belajar feature , sosok ini disebut-sebut Masternya feature di dunia menulis. Angtek Khun, nama unik yang tak biasa ditelinga saya,maklum kuper... menebar benih ilmu untuk ditanam pada para sosok muda penerus dunia "writing" dengan penuh antusias.
Saya seorang yang menyukai "apa perlunya" ditenggelamkan memahami proses alur feature yang ditahan sedemikian rupa sehingga mendapatkan klimaks yang passs.. yaaa...alur pegunungan yang mendayu2 berbeda sekali dengan karakter saya si pemula ini.
Event K_jog kali ini memberikan pilar kuat bagi para "new be" secara continue, and i'm Lucky!! Sebagai "new be" saya akhirnya melahap materi  hebat dari beliau-beliau ini, tadinya saya sempat bingung saat event pertama "duuh gimana cara "menenun" rangkaian ilmu ini menjadi kalimat hebat bak kain yang elok dipakai dari susunan benang".
"Carut marut pikiran, saya mulai darimana ini, oke... pisahkan satu per satu, berkiblat dari kutipan kalimat mbak Windy
"Jika kelapa mau berbuah banyak, kanthilnya harus diambilin",ujarnya.
So, untuk membuat kain yang elok pisahkan benang-benangnya supaya mudah menenunnya.
Demikian pula ilmu, Angtek Khun yang akrab disapa Kokoh ini, mengungkapkan menulis feature secara teoritis, saya menyimpulkan beberapa hal dipadu dengan kentalnya "kalimat dongeng" mbak Windy yang berbobot...ini hasil saya menyerapnya lho ya....hehee tapi saya mah bukan ahli.
Empaty, naluri
"Antara fiksi dan non fiksi kuat mana? kalau kamu kuat di non fiksi baca fiksi begitupun sebaliknya",ujar pria berkacamata ini.
"Saya pernah kebingungan memberikan makna terhadap sesuatu foto yang tidak pernah saya tayangkan dimanapun karena kala itu naluri saya tidak sampai hati untuk mengexposenya, bagaimana saya mau mengexpose ke orang lain jika hal tersebut belum tuntas di saya, ketika ada keraguan dalam benak saya maka itu adalah alarm bagi saya", mbak Windy menegaskan.
Output dalam pikiran saya, tulisan memiliki "ruh" nya masing-masing, bagaimana pun bentuk tulisannya, ketika kita menggunakan empati dan nurani saat menulis maka kita memberikan "nyawa".
Data itu penting dengan interaksi untuk membentuk koneksi
Walaupun soal rasa, namun kita tetap membutuhkan data untuk menulis. Mengambil data sebanyak-banyaknya bukan hal yang salah, ketika nantinya dilakukan "filter".
Syndrom narsisme juga terkadang menjadi faktor pemicu keaktifan social media dalam arti yang salah kaprah.
"Sebab itu saya tidak terbitkan hal yang tidak tuntas di saya, saya tidak mau terkena syndrom atau penyakit", tutur Windy tegas.
Pernyataan Mbak Windy ini membuat saya terperanjat, hmmm sisi keindahan fotografi dengan caption tulisan indah, kadang hanyalah kamuflase untuk menunjang karir ...tanpa makna... bagi sebagian orang,
Dari sinilah saya belajar mengalirkan "ruh" ke dalam karya-karya saya, tentunya "tulisan" ahahhaha new be new be...
Rajinlah membaca buku yang bertolak belakang dengan karaktermu
Bacalah, membaca menambah ilmu,yaaa itu benar!
Hilangkan pikiran memberi ranked dalam memaknai sesuatu
Kita sering kali memberikan ranked pada sesuatu, padahal belum tentu kita tau kebenarannya. Keterkaitan manusia yang terkadang "asal-asalan" dalam menilai, membuat mereka terjebak dalam asumsi mereka yang mengarah pada ego, sehingga sulit untuk menerima perubahan.
Maka, dalam menulis menghilangkan peringkat, ketika kita memaknai sesuatu, sangat dianjurkan, kita diharuskan bisa mempercayai bahwa masing-masing punya keunikan.
Saya harus banyak belajar untuk mencari "ruh" berusaha menarik benang, memperkaya kosakata meskipun tak sepenuhnya bisa seperti mereka, yaaa saya amatir begini. By the way, dua sosok ini "unik" ,lucu dan friendly. Kokoh kocak punya, tegas dan santai dibarengi dengan mbak Windy sangat piawai berkisah dengan khas nada "berdongeng", hadir di class nya seperti kita di dunia dongeng, terlena dan lupa waktu.
Yukk berikan "nyawa" pada karya kita...
_Thank's to Angtek Khun, dan Windy Ariestanty_
Thank's to K_Jog you give me special moment
Ref : Event Class K_Jog
_Dewi Krisna_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H