Mohon tunggu...
Dewi Krisna
Dewi Krisna Mohon Tunggu... Freelancer - Happy House Wife

"You can learn from your competitor, but Do not copy, Copy & You Die" (Jack Ma)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

K-Jog's Class, Alirkan "Ruh" dalam Tulisanmu

24 Mei 2018   19:31 Diperbarui: 25 Mei 2018   08:10 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
doc.jurnalwriting/edit by dewi krisna

"Apakah ada matahari ditempatmu?", ujar pak halap salah seorang koroway bersua dengan pribumi daerah lain.

(kalimat yang membuat Windy Ariestanty terbelalak)

Melongo, bingung, tapi seperti ada medan magnet yang tarik-menarik pada jiwa saya, riuh celotehan berbagai kalangan berebut untuk mendapatkan kursi pada event mencekam kali ini...mencekam mungkin bagi saya sih ..

Saya masih seorang warrior level kacangan yang beruntung lolos untuk event kompasiana dua kali pekan lalu. Hati dag dig dug sebab dua kali event macet menghiasi perjalanan saya di kota gudeg ini, sehingga tanpa alasan apapun yang jelas "Saya Terlambat!!" duuuuhh...maaf, saya harus lebih awal lagi estimasi soal waktu.

Pola menulis story telling yang menggugah jiwa

Pria penuh romansa menjadi jembatan kokoh untuk belajar feature , sosok ini disebut-sebut Masternya feature di dunia menulis. Angtek Khun, nama unik yang tak biasa ditelinga saya,maklum kuper... menebar benih ilmu untuk ditanam pada para sosok muda penerus dunia "writing" dengan penuh antusias.

Doc.pri/ditengah class travell writing saya berfoto dengan Angtekkhun
Doc.pri/ditengah class travell writing saya berfoto dengan Angtekkhun
Matangnya teori beliau, membuat kami semua terpana "focus".  Saya penganut aliran non fiksi ala "pyramida terbalik" menjadi gusar, adrenalin saya dipicu oleh kebingungan tak henti di awal "foreplay" pembelajaran feature.

Saya seorang yang menyukai "apa perlunya" ditenggelamkan memahami proses alur feature yang ditahan sedemikian rupa sehingga mendapatkan klimaks yang passs.. yaaa...alur pegunungan yang mendayu2 berbeda sekali dengan karakter saya si pemula ini.

Doc.blogbukupedia
Doc.blogbukupedia
Namun, beberapa waktu setelah saya dicekoki ilmu luar biasa dari beliau, saya kembali menempuh pembelajaran kitab suci lanjutan yang diampu oleh master wanita sang ahli menulis "travell story",  Mbak Windy Ariestanty. wanita bertubuh mungil, dan bergaya nyentrik ini "mendongengkan" banyak hal tentang bagaimana kita "berkisah". Aneka pengalamannya mengenai penjuru dunia memberikan kesan "mewah" dalam setiap tutur katanya.

Event K_jog kali ini memberikan pilar kuat bagi para "new be" secara continue, and i'm Lucky!! Sebagai "new be" saya akhirnya melahap materi  hebat dari beliau-beliau ini, tadinya saya sempat bingung saat event pertama "duuh gimana cara "menenun" rangkaian ilmu ini menjadi kalimat hebat bak kain yang elok dipakai dari susunan benang".

"Carut marut pikiran, saya mulai darimana ini, oke... pisahkan satu per satu, berkiblat dari kutipan kalimat mbak Windy

"Jika kelapa mau berbuah banyak, kanthilnya harus diambilin",ujarnya.

So, untuk membuat kain yang elok pisahkan benang-benangnya supaya mudah menenunnya.

Demikian pula ilmu, Angtek Khun yang akrab disapa Kokoh ini, mengungkapkan menulis feature secara teoritis, saya menyimpulkan beberapa hal dipadu dengan kentalnya "kalimat dongeng" mbak Windy yang berbobot...ini hasil saya menyerapnya lho ya....hehee tapi saya mah bukan ahli.

Empaty, naluri

"Antara fiksi dan non fiksi kuat mana? kalau kamu kuat di non fiksi baca fiksi begitupun sebaliknya",ujar pria berkacamata ini.

Doc.peduli/ empaty menguatkan rasa memberi ruh dalam tulisan
Doc.peduli/ empaty menguatkan rasa memberi ruh dalam tulisan
hmmm...lalu gimana donk kalau fiksi aja gak doyan? gak doyan baca maksudnya. Setujukah kalian ketika saya berkata "menulis itu soal rasa", dimana kita berusaha membentuk karakter dalam tulisan kita, untuk memaknai sesuatu.

"Saya pernah kebingungan memberikan makna terhadap sesuatu foto yang tidak pernah saya tayangkan dimanapun karena kala itu naluri saya tidak sampai hati untuk mengexposenya, bagaimana saya mau mengexpose ke orang lain jika hal tersebut belum tuntas di saya, ketika ada keraguan dalam benak saya maka itu adalah alarm bagi saya", mbak Windy menegaskan.

Output dalam pikiran saya, tulisan memiliki "ruh" nya masing-masing, bagaimana pun bentuk tulisannya, ketika kita menggunakan empati dan nurani saat menulis maka kita memberikan "nyawa".

Data itu penting dengan interaksi untuk membentuk koneksi

Walaupun soal rasa, namun kita tetap membutuhkan data untuk menulis. Mengambil data sebanyak-banyaknya bukan hal yang salah, ketika nantinya dilakukan "filter".

Doc.mawdoo3
Doc.mawdoo3
Pada era hits zaman digital ini, bisa dikatakan sebagian fotografer baik profesional atau hanya orang yang gila foto, menghalalkan segala cara dalam pengambilan gambarnya tanpa tau makna sesungguhnya, jika mereka diharuskan menulis "caption", kadang mereka "berimajinasi" semaunya tanpa interaksi, padahal interaksi membangun sisi "humanity" kita lho ya.

Syndrom narsisme juga terkadang menjadi faktor pemicu keaktifan social media dalam arti yang salah kaprah.

"Sebab itu saya tidak terbitkan hal yang tidak tuntas di saya, saya tidak mau terkena syndrom atau penyakit", tutur Windy tegas.

Pernyataan Mbak Windy ini membuat saya terperanjat, hmmm sisi keindahan fotografi dengan caption tulisan indah, kadang hanyalah kamuflase untuk menunjang karir ...tanpa makna... bagi sebagian orang,

Dari sinilah saya belajar mengalirkan "ruh" ke dalam karya-karya saya, tentunya "tulisan" ahahhaha new be new be...

doc.pri/ With Windy Ariestanty, travell writer ternama di Indonesia.
doc.pri/ With Windy Ariestanty, travell writer ternama di Indonesia.
Saat mengumpulkan data alangkah hebatnya ketika data itu kita dapatkan dengan interaksi, untuk membangun chemistry hidupnya tulisan kita, bukan kita sekedar majas hiperbolis, bicara yang indah indah tanpa mengetahui hal yang benar apalagi "copy paste".

Rajinlah membaca buku yang bertolak belakang dengan karaktermu

Bacalah, membaca menambah ilmu,yaaa itu benar!

Doc.irna.article
Doc.irna.article
Terkadang penting kita membaca buku yang bertolak belakang dengan karakter yang kita gemari, hal ini dapat membuat kita menarik jalan tengah untuk memunculkan "ruh" pada tulisan. Ilmu ini dipaparkan oleh Kokoh dengan bijaksana,bagaimana kami diajari untuk memunculkan empati,jika tidak suka membaca "nonton" ataupun mendengarkan musik bisa membantu. Temukan sinergi!!

Hilangkan pikiran memberi ranked dalam memaknai sesuatu

Kita sering kali memberikan ranked pada sesuatu, padahal belum tentu kita tau kebenarannya. Keterkaitan manusia yang terkadang "asal-asalan" dalam menilai, membuat mereka terjebak dalam asumsi mereka yang mengarah pada ego, sehingga sulit untuk menerima perubahan.

Maka, dalam menulis menghilangkan peringkat, ketika kita memaknai sesuatu, sangat dianjurkan, kita diharuskan bisa mempercayai bahwa masing-masing punya keunikan.

Doc.K_jog/ edit by dewi krisna/Doc.pri
Doc.K_jog/ edit by dewi krisna/Doc.pri
Kunjungan Mbak Windy ke negara Burma, melekatkan kesan "rendah hati" ketika ia melihat para biksu berkumpul tak beralas kaki. Filosofi ini menekankan pada kita untuk mengingat kembali mengapa kita disebut manusia, dan ketika itu pula saat kaki menyentuh tanah kita selalu diingatkan bahwa kita dari tanah, dan kembali ke tanah.

Doc.pri/doc k_jog edit by dewi krisna..suasana k_jog's class
Doc.pri/doc k_jog edit by dewi krisna..suasana k_jog's class
Dua sosok legendaris dalam dunia menulis ini, kental dengan humanity. Tuhan memberikan sebagian dunia dalam genggamannya, sebab dunia tak pernah merobohkan empaty mereka. Dari karya-karya mereka, share mereka, yokkk belajar memaknai sesuatu, percayai hal unik disekitar kita.

Saya harus banyak belajar untuk mencari "ruh" berusaha menarik benang, memperkaya kosakata meskipun tak sepenuhnya bisa seperti mereka, yaaa saya amatir begini. By the way, dua sosok ini "unik" ,lucu dan friendly. Kokoh kocak punya, tegas dan santai dibarengi dengan mbak Windy sangat piawai berkisah dengan khas nada "berdongeng", hadir di class nya seperti kita di dunia dongeng, terlena dan lupa waktu.

Yukk berikan "nyawa" pada karya kita...

_Thank's to Angtek Khun, dan Windy Ariestanty_

Thank's to K_Jog you give me special moment

Ref : Event Class K_Jog

_Dewi Krisna_

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun