Pagi itu, cuaca cerah dan udara segar terasa di pinggiran kota Yogyakarta,saat jalanan masih sepi serta semua masih tertidur pulas , saya sudah siap melaju mengendarai motor saya untuk meluncur ke sebuah tempat istimewa bersama dengan para sahabat dompet duafa DIY. Bersua bertegur sapa di Kantor Dompet Duafa Yogyakarta, merupakan hal yang baru bagi saya.Â
Dalam kesempatan kali ini, dompet duafa diy melakukan care visit untuk mewujudkan program amil atau zakatnya yang didapatkan dari para donator atau pemberi dana, ya istilahnya mengemban amanah gitu.
" Bangun, yok bangun, kita sudah sampai teman-teman" , ujar salah satu aktivis dompet duafa diy yang ikut serta dalam care visit ini.
Serentak semua peserta care visit dalam bus terbangun dan melihat kearah samping kanan dan kiri, kami sudah sampai di sebuah desa bernama Desa Nglipar, Gunung Kidul. Desa Nglipar ini merupakan destinasi pertama kami sebelum kami menuju ke Klaten dan tempat lainnya.Â
Pukul 11.00 WIB kurang lebihnya kami sampai, kami disambut dengan nuansa desa yang masih asri dengan tanahnya yang khas berwarna merah bata, dan adanya hutan kayu jati di sepanjang jalan mengiringi perjalanan kami menuju desa ini, serta ini nih yang paling menarik yang akan kita kunjungi, yakni perkebunan Aloe Vera, kalau bingung apa itu aloe vera, mudahnya kita sering menyebut tanaman yang satu ini dengan lidah buaya hehehe tapi bukan buaya darat ya. Penasaran?? Saya bangetttt.
Diminta untuk duduk santai mengikuti acara, semua boro-boro duduk manis, kami semua sibuk mengeluarkan segenap senjata kami yang disebut kamera dan hunting foto kesana kemari karena kami terpana dengan indahnya perkebunan  aloe vera  yang ada disekitar kami. Pada akhirnya ada pemberitahuan, bahwa nantinya kami akan dibagi menjadi tiga kelompok yang akan diijinkan untuk melihat bagaimana pembibitan,pengelolaan dan produk turunan dari kreativitas desa Nglipar ini, setelah acara sambutan, hal itu serempak membuat kami duduk santai... hahaha ketahuan banget gak mau kalah start ya guys.
Sejarah budidaya Aloe Vera di desa Nglipar, Gunung Kidul
Dari pernyataan Bu Sumarni, awal mula pencetusan gagasan tentang Aloe Vera ini, dimulai dari cita-cita anaknya yang bernama Alan Effendi ditahun 2014. Awal mulanya banyak cibiran  yang meragukan keberhasilan usaha perkebunan ini. Namun, Effendi dengan keyakinannya, mengatakan kepada Bu Sumarni bahwa semua ini akan berhasil. Pencetusan  gagasan ini, terpacu oleh mirisnya keadaan ekonomi warga di sekitar Desa Nglipar, keluarga kecil ini memiliki niatan mulia dimana ingin warga desa nya berkembang dan mengalami kemajuan pada ekonominya.