Mohon tunggu...
Wahyu KusumaDewi
Wahyu KusumaDewi Mohon Tunggu... Lainnya - pengelola koperasi PT. Mirambi Sinergi site Bengkayang

bisnis, ekonomi, cuaca, petualangan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kota Tua di Saudi Arabia "Madain Shaleh"

26 Desember 2018   14:08 Diperbarui: 26 Desember 2018   14:21 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Madain shalih juga merupakan kota terbesar kedua setelah petra pada masa bengsa arab kuno yang dihuni kaum Nabath yang terkenal dengan kepandaian nya dalam seni megukir bebatuan khususnya. Jika petra sudah sangat terkenal dan banyak turis, penjual souvenir serta ojek keledai yang berkeliaran maka berbeda dengan madain shalih. 

Tidak ada penjual yang berkeliaran disini, hanya orang-orang yang datang berkunjung melihat secara langsung sejarah kota tua. Melihat pemandangan gurun dengan gunung-gunung batu yang dibelah dan diukir menciptakan keunikan tersendiri. Diduga masih banyak hal tersembunyi dibawah pasir kota ini. Bukit batu pasir dengan warna keemasan menjulang dari lahan pasir yang datar. 

Menjadi pertanyaan bukan jika kota ini termasuk kota kedua terbesar setelah petra lalu mengapa kota ini sepi ? ternyata bangsa Arab sendiri menyakini bahwasanya situs ini dikutuk ketika bangsa Nabath menolak masuk Islam dan meninggalkan para dewa sesembahan mereka sedangkan visa turis untuk non-muslim yang hendak ke Arab Saudi sangat sulit mendapatkannya.

Kaum Tsamud dan Nabath yang pernah menetap di Madain Shalih dan menjadi situs Warisan dunia diperkirakan hidup pada 200 SM hingga abad 200 M (abad ke-2). Para Arkolog juga menemukan batu bata rumah warga yang dianggap sebagai sisa peninggalan umat nabi Shaleh di Nabath yang terpelihara dengan baik. 

Selain itu, ditemukan juga bekas kaum yang pernah tinggal ternyata mereka berdagang. Dari kepandaian membuat ukiran dan pahatan prosuk utama mereka adalah tembikar. Akan tetapi selain itu menurut sejarah mereka juga menjaul rempah-rempah dan kemenyan. Dari hasil perdagangan tersebut mereka membangun istana-istana dan dapat dilihat beberapa sisa peninggalan sejarah di Madain shalih.

Bagi para wisatawan terutama jamaah haji dan umrah sangat disayangkan apabila melewati situs warisan dunia versi UNESCO ini. Karena anda kan melihat secara langsung sisa peninggalan sejarah yang masih asli dan terawat secara alami. Semoga kita dapat berkunjung ke Madain Shalih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun