Mohon tunggu...
Dewi Kamila Nurhasanah
Dewi Kamila Nurhasanah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Menulis untuk keabadian.

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Memetik Rezeki: Jejak Viral di Dunia Maya

26 Juni 2023   21:22 Diperbarui: 26 Juni 2023   21:30 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Al Jabbar di malam hari | Dokumentasi Pribadi 

Panasnya terik mentari tidak membuat para pedagang surut langkah. Tidak ada hambatan cuaca yang mampu menghalangi semangatnya untuk berusaha.

Seiring berjalannya waktu, panasnya terik mentari akan meredup, digantikan dengan senja yang menenangkan.

Sore itu saya berbincang-bincang sebentar dengan beberapa para pedagang di sekeliling masjid yang tengah viral, yakni Masjid Al Jabbar yang berada di Kota Bandung.

"Mamang mah gak ngerti sosial media, cuma tahu WA saja. Makanya mau berterima kasih untuk yang memviralkan, Neng. Alhamdulillah gak perlu cape dagang keliling juga banyak yang beli", ucap pedagang cilor.

Seperti gambaran sebuah panorama kota yang tak pernah tidur, derasnya aktivitas manusia di area komersial menciptakan suasana yang penuh harapan. Lalu lalang manusia memberikan kesempatan bagi para pedagang untuk membawa sejumput rezeki halal bagi keluarga mereka yang dengan sabar menanti di rumah.

Harmonisasi yang Menggelora

Dalam beberapa waktu terakhir, media sosial diramaikan oleh kehadiran Masjid Al Jabbar yang menjadi viral. Arsitektur masjid ini menggabungkan elemen arsitektur yang megah dengan desain yang inovatif sehingga menciptakan kombinasi harmonis antara tradisi dan modernitas.

Dalam era digital yang terus berkembang, fenomena viral telah menjadi hal yang sangat umum di media sosial. Hal ini berdampak pada peningkatan pesat kunjungan ke Masjid Al Jabbar terutama pada akhir pekan.

Sekumpulan manusia di Masjid Al Jabbar | Dokumentasi Pribadi
Sekumpulan manusia di Masjid Al Jabbar | Dokumentasi Pribadi

Keberhasilan viralnya Masjid Al Jabbar tidak terlepas dari adanya inovasi digital, khususnya digital tourism, serta kontribusi orang-orang yang sudah mengunjunginya dan mengunggah pengalaman mereka di media sosial.

Dalam era digital yang terus berkembang, digital tourism memainkan peran penting dalam mempromosikan masjid ini. Masjid Al Jabbar memanfaatkan digital tourism melalui akun media sosial Instagram resminya dengan nama pengguna @masjidrayaaljabbar. Dalam akun tersebut, terdapat berbagai informasi yang mencakup cara berkunjung ke Galeri Rasulullah, program bulan Ramadhan, akses transportasi menuju masjid, dan lain-lain.

Selain itu, dengan adanya media sosial, para pengunjung dapat dengan mudah mengabadikan keindahan dan keunikan masjid ini serta membagikan pengalaman mereka secara luas. Dengan berbagi konten ini, pengunjung memperluas jangkauan pesan tentang keindahan masjid dan menarik minat orang lain untuk mengunjungi dan merasakan sendiri pesona spiritual yang ditawarkan oleh Masjid Al Jabbar.

Manfaat viralitas tidak hanya dirasakan oleh individu yang memviralkan suatu konten, tetapi juga dirasakan oleh komunitas secara keseluruhan. Dalam kunjungan saya, saya melakukan penelitian kecil-kecilan terhadap beberapa komunitas yang telah mendapatkan manfaat dari populernya Masjid Al Jabbar.

Solidaritas Mencari Rezeki

Dilihat secara sepintas, para pedagang menjadi komunitas yang mendominasi dalam peningkatan pendapatan mereka. Menurut Adi Afriandi, Kepala Satpol PP Jabar, hingga akhir Februari 2023, terdapat sekitar 500 PKL yang beroperasi di sekitar Masjid Al Jabbar. Praktik perdagangan tersebut menyebabkan penumpukan di area jalan, mengganggu kelancaran lalu lintas kendaraan, bahkan beberapa pedagang sampai masuk ke kawasan zona merah.

Para pedagang di pinggir jalan | Dokumentasi Pribadi
Para pedagang di pinggir jalan | Dokumentasi Pribadi

Untuk mengatasi situasi tersebut, pemerintah berencana melokalisasi pedagang ke area komersial yang lebih teratur. Saat saya melakukan kunjungan pada tanggal 15 Mei 2023, beberapa titik sedang dalam tahap pembangunan untuk dijadikan sebagai area komersial.

Salah satu titik pembangunan area komersial | Dokumentasi Pribadi 
Salah satu titik pembangunan area komersial | Dokumentasi Pribadi 

Selain para pedagang yang kebanyakan berasal dari warga sekitar, mereka juga menyewakan lahan untuk dijadikan sebagai area parkir. Karena lalu lintas yang padat untuk mencapai area parkir di dalam kawasan masjid, pengunjung dapat menitipkan kendaraan mereka di lahan warga dan kemudian berjalan kaki ke area masjid. Hal menarik lainnya adalah adanya WC umum yang disediakan khusus untuk pengunjung. Mengingat lokasi toilet di Masjid Al Jabbar yang cukup jauh dari beberapa area komersial, pengunjung bisa menggunakan WC umum yang disediakan oleh warga sekitar.

Warga sekitar juga diberdayakan oleh manajemen Masjid Al Jabbar untuk membantu dalam operasional masjid, termasuk membersihkan masjid, bertugas sebagai tukang parkir di area parkir di dalam kawasan masjid, dan berbagai tugas lainnya.

Kawasan Masjid Al Jabbar memiliki luas sekitar 26 hektar, dengan luas area masjid sebesar 2,9 hektar. Terdapat juga kolam atau danau seluas 6,9 hektar, sementara luas plaza, area parkir, dan area hijau mencapai 11,1 hektar. Untuk menikmati keindahan seluruh kawasan, memerlukan tenaga yang prima untuk berjalan kaki selama sekitar dua puluh menit. Namun, warga sekitar telah mengambil inisiatif untuk membantu kita menikmati keindahannya tanpa harus berjalan jauh. Mereka menyediakan kereta wisata yang dapat mengelilingi seluruh kawasan masjid, sehingga pengunjung dapat menikmati pemandangan dengan lebih nyaman dan mudah.

Kereta wisata yang sedang berkeliling | Dokumentasi Pribadi
Kereta wisata yang sedang berkeliling | Dokumentasi Pribadi

Tidak hanya warga sekitar yang mendapat manfaat dari viralnya masjid ini, tetapi juga warga dari daerah lain. Saya melihat di tempat parkir terdapat beberapa angkot yang berjejer, dan saya pun penasaran dengan hal tersebut. Setelah saya menelusurinya, ternyata angkot-angkot tersebut merupakan jasa angkutan dari beberapa daerah seperti Padalarang, Lembang, Nagreg, yang bertujuan untuk mengantar pengunjung ke Masjid Al Jabbar.

Angkot yang mengantar pengunjung ke Masjid Al Jabbar | Dokumentasi Pribadi
Angkot yang mengantar pengunjung ke Masjid Al Jabbar | Dokumentasi Pribadi

Terakhir, jasa yang saya temui di kawasan ini adalah jasa fotografi. Kita dapat meminta mereka untuk mengambil foto kita menggunakan kamera berkualitas, dan membayarnya sebesar 5000 rupiah per foto. Mereka juga menyediakan layanan cetak foto dengan harga yang murah.

Kepopuleran Masjid Al Jabbar telah memberikan dampak positif untuk pertumbuhan ekonomi lokal serta memberikan kesempatan bagi warga sekitar untuk berperan aktif dalam mendukung dan memanfaatkan peluang yang muncul.

Dengan adanya inovasi digital, informasi mengenai masjid dapat dengan mudah diakses dan dibagikan melalui media sosial, sehingga menarik minat orang lain untuk mengunjungi dan berbagi pengalaman mereka.

Sungguh, viral bisa membuahkan rezeki bagi yang memanfaatkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun