Aku tak tahu arah mana lagi yang harus kutuju
Seragam putih abu-abu yang melekat ditubuhku mulai mengeluarkan aroma tak sedap
Keringat bercucuran deras dan rintik hujan mulai membasahi bumi
Tapi aku tak menemukannya
Seperti kehilangan arah mata angin
Aku mendekap dipojokan toko kelontong
Tubuh mungilku menggigil
Merindu untuk dipeluk hangat Ibu
Hingga sinar senja mulai menanpakkan ronanya
Lunglai tubuh tak kuasa menahan derasnya cucuran hujan
Dan bola mataku tak henti-hentinya mencari
Hingga aku menemukan ilalang disela liarnya semak belukar
Bunga ilalang yang akan kuberikan untuk Ibu
Maafkan aku, hanya bunga ilalang
Sebagai permohonan maaf atas kejadian pilu itu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H