Mohon tunggu...
Dewi Hidayati
Dewi Hidayati Mohon Tunggu... Lainnya - Santri

Menulislah! Maka engkau akan abadi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bunga Ilalang untuk Ibu

13 Juni 2024   20:16 Diperbarui: 13 Juni 2024   20:19 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tak tahu arah mana lagi yang harus kutuju


Seragam putih abu-abu yang melekat ditubuhku mulai mengeluarkan aroma tak sedap


Keringat bercucuran deras dan rintik hujan mulai membasahi bumi


Tapi aku tak menemukannya


Seperti kehilangan arah mata angin


Aku mendekap dipojokan toko kelontong


Tubuh mungilku menggigil


Merindu untuk dipeluk hangat Ibu


Hingga sinar senja mulai menanpakkan ronanya


Lunglai tubuh tak kuasa menahan derasnya cucuran hujan


Dan bola mataku tak henti-hentinya mencari


Hingga aku menemukan ilalang disela liarnya semak belukar


Bunga ilalang yang akan kuberikan untuk Ibu


Maafkan aku, hanya bunga ilalang


Sebagai permohonan maaf atas kejadian pilu itu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun