Guru sebagai pendidik memiliki peran penting dalam keberlangsungan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 ini. Mereka harus keluar dari zona nyaman, untuk dapat memberikan pendidikan terbaik bagi peserta didik.Â
Pandemi Covid-19 ini tentunya memberikan jalan muhasabah, hikmah dan ibrah bagi guru untuk meninjau ulang metode dan proses pembelajaran yang selama ini telah dilakukan.Â
Di era industri 4.0 ini, sebelum pandemi Covid-19 melanda tak banyak guru yang mampu memanfaatkan berbagai aplikasi – aplikasi digital untuk pembelajaran.Â
Akan tetapi dengan pemberlakuan PJJ, guru dituntun dan dituntut untuk mampu menguasai penggunaan aplikasi – aplikasi digital untuk pembelajaran.
Di SMP Unggulan ‘Aisyiyah sendiri para guru dibekali dengan pelatihan pemanfaatan aplikasi - aplikasi digital, seperti beberapa aplikasi di Google Workspace (Google Classroom, Google Form, Google Docs, etc), Zoom Meeting, aplikasi ujian sekolah dan lainya. Selain dibekali dari sekolah, guru juga bisa belajar melalui webinar online yang menjamur, Youtube, maupun berselancar dari internet.Â
Kemauan dan kemampuan guru untuk terus belajar menggunakan aplikasi – aplikasi digital, tentunya sangat bermanfaat dalam pembelajaran. Penggunaan aplikasi – aplikasi tersebut menunjukkan kreativitas guru dalam pembelajaran agar peserta didik lebih mudah dalam belajar dan tidak mengalami kebosanan.
Tak dapat dipungkiri peserta didik kita saat ini adalah generasi milenial, yang sangat akrab dengan berbagai aplikasi digital. Sebagai guru, kita harus mengenal aplikasi – aplikasi digital tersebut, karena selain dapat digunakan sebagai media hiburan, aplikasi – aplikasi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran.Â
Di SMP Unggulan ‘Aisyiyah Bantul sendiri muncul beberapa guru yang sudah memiliki channel Youtube untuk pembelajaran, di antaranya channel Delia Uzt (IPS), rahmadhani widya (IPA), Amanah Oktavian dari (Matematika), mustafa saya (Seni Budaya) dan lainnya, yang video pembelajarannya puluhan, dan banyak diakses peserta didik.
Selain mempersiapkan media pembelajaran dan materi yang akan diajarkan, guru juga wajib mempersiapkan dan mengenal karakteristik peserta didik. Tak jarang kita temui, peserta didik yang beberapa kali tidak mengikuti pembelajaran secara sinkron baik itu melalui Zoom Meeting, atau Google Meet, tugas-tugas yang menumpuk, serta sulit dihubungi. Hal ini tentunya menjadi tantangan baru bagi guru dan orang tua.Â
Peserta didik yang seperti ini jika tidak segera ditindaklanjuti tentunya akan menambah masalah baru. Learning Loss, dikutip dari cnnindonesia.com istilah itu digunakan untuk hilangnya kemampuan akademik pengetahuan atau keterampilan oleh peserta didik karena tidak pernah mengikuti pembelajaran.
 SMP Unggulan ‘Aisyiyah Bantul tentunya tidak menginginkan hal itu terjadi, oleh sebab itu sekolah sudah menyiapkan program Guru Kunjung Siswa (GKS) dan Layanan Konsultasi Pembelajaran (LKP) bagi peserta didik yang memiliki kendala dalam mengikuti pembelajaran daring.