Saat saya pertama kali mencoba mengakses platform kampus merdeka, saya dapat menelusuri berbagai program yang ditawarkan oleh kampus merdeka.Â
Pertama, mahasiswa dapat menemukan lowongan magang atau studi independent terbuka dari mitra-mitra yang telah bekerja sama dengan pihak penyelenggara dan pemerintah dalam mempersiapkan ruang bagi mahasiswa untuk belajar langsung kepada tim ahli ataupun merasakan experience langsung dalam mempraktekan keilmuan yang ingin didalami melalui kegiatan magang maupun studi independent.Â
Kedua, bagi mahasiswa yang ingin mendistribusikan keilmuan yang ia punya, khususnya keilmuan yang bergerak dibidang pendidikan, maka mahasiswa dapat menyalurkannya melalui program merdeka mengajar.Â
Ataupun bagi mahasiswa yang ingin mengasah ilmunya diluar jurusan prodi atau kampus lain dapat mengikuti program pertukaran mahasiswa untuk belajar di luar maupun dalam negeri yang memberikan kesempatan mencoba experience langsung belajar di jurusan maupun kampus lain.
Banyak program yang cukup mengiurkan dan menarik minat para mahasiswa yang haus akan pengalaman dan pengetahuan. Akan tetapi, terdapat beberapa masalah yang muncul selama program ini berlangsung.Â
Dari sisi mahasiwa, beberapa kendala muncul, khususnya dari konversi SKS. Kendala ini bertumpu pada program magang dan studi independen yang meminta mahasiswa untuk setidaknya menyediakan 20 SKS yang akan dikonversikan nantinya setelah selesai menjalani kedua program ini.Â
Masalah konversi SKS terjadi bila mahasiswa yang mengikuti program magang ataupun studi independen tidak memiliki SKS yang dapat di konversi ataupun SKS dari mata kuliah yang sekiranya sejalan dengan jenis ataupun keilmuan yang telah dijalani oleh mahasiswa selama mengikuti program ini.Â
Walau ini bersifat sukarela sekalipun, namun mahasiswa akan menyayangkan hal ini bila hasil jerih payahnya tidak dapat dikonversi atau dihitung sebagai SKS. Padahal diawal program dikatakan bahwa apa yang ia ikuti dalam program akan terhitung sebagai pembelajaran diluar kelas dan akan masuk kedalam SKS.Â
Terlebih bagi mahasiswa yang tengah mengikuti MBMK (Program Merdeka Belajar- Kampus Merdeka), maka hitungan 20 SKS cukup terhitung besar dan akan mempengaruhi jalannya proses belajar mahasiswa di dalam kehidupan perkuliahannya bila mahasiswa memiliki jatah SKS sebesar 20 SKS yang bersifat "paketan" atau "bundle" dari pihak program studi, maka ia akan dilema untuk memilih antara ikut dalam program ini atau tidak.
Tingkat program studi pun turut ikut dibuat kebingungan dalam mengaplikasikan sistem ini. Prodi selaku yang menaungi langsung mahasiswanya, perlu mengetahui kegiatan maupun aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswanya sebagai tolak ukur penilaian nantinya, namun terdapat beberapa kendala seperti dari sisi komunikasi yang terjadi selama kegiatan memantau mahasiswanya selama mengikuti salah satu program tersebut.Â
Dimulai dari sistem pendaftaran sampai penyelesaian langsung  akan masuk ke dalam tracking kegiatan mahasiswa melalui website platform kampus merdeka, hal ini menjadi penghalang bagi tingkat program studi yang telah memiliki matriksnya sendiri dalam menentukan SKS. Terlebih bagi prodi yang melakukan sistem SKS "paketan" atau "bundle" per semester pada mahasiswanya maka akan cukup kesulitan dalam mengikuti system konversi SKS program Kampus Merdeka yang memerlukan jumlah SKS yang terbilang besar dalam melakukan konversinya.Â