Misalnya karakteristik yang dimiliki oleh masyarakat yang menjadi sasaran kita ternyata mayoritas merupakan seorang penjahit freelance dan berada di lingkungan yang memiliki banyak UMKM yang bergerak pada bidang fasion seperti konveksi jahit pakaian.Â
Pemberdayaan masyarakat dapat dilaksanakan melalui jalur pendidikan berupa kegiatan pelatihan maupun workshop yang berkaitan dengan skill ataupun sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat dan memiliki potensi untuk dikembangkan lebih jauh lagi.Â
Penyelenggaraan dapat memulai langkah awalnya dengan mengajak masyarakat turut aktif dan mensosialisasikan bahwa kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan skill baik dari pengetahuan maupun keterampilan mereka yang berfokus pada bidang menjahit.Â
Kemudian, pihak penyelenggara perlu menganalisis kebutuhan teknologi apa saja yang perlu diberikan atau diajarkan lebih jauh kepada masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan ini. Misalnya dilihat dari tingkat PHK atau usia pekerja yang berada di lingkungan tersebut adalah usia produktif yaitu 17 tahun keatas yang sebagian besar berprofesi sebagai penjahit freelance atau buruh pada industri pakaian, maka kita akan mulai menganalisis tingkat adaptasi dan pemahaman teknologi berupa penguasaan mesin jahit, smartphone, internet, atau teknologi lain yang dapat menopang mereka dalam profesi yang ditekuni atau ingin diajarkan dalam kegiatan pemberdayaan ini.Â
Tingkat adaptasi maupun penguasaan ini bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman dan penggunaan masyarakat akan peralatan teknologi yang diperlukan dalam mengasah skill mereka. Â Pihak penyelenggara juga dapat menganalisis potensi geografi ataupun wilayah yang akan menjadi sasarannya, misalnya apakah ada ciri khas seperti kerajinan tangan atau motif yang menjadi ciri khas dari wilayah tersebut sehingga dapat dikembangkan, contohnya seperti kain yang dihiasi oleh motif batik atau anyaman tas yang menjadi komoditas fashion andalan dalam usaha UMKM yang dikelola masyarakat.Â
Pihak penyelenggara dapat menganalisis lebih jauh karakteristik yang dimiliki baik oleh masyarakat atau wilayah sasarannya yang memiliki nilai jual atau potensi untuk dikembangkan dengan mengajak masyarakat berdialog dan berdiskusi untuk menggali informasi perihal kebutuhan skill yang mereka inginkan maupun potensi keahlian, serta sumber daya yang dimiliki yang siap dikembangkan lebih jauh melalui pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan dalam program pelatihan ataupun workshop nantinya.
Analisis dalam perencanaan sosial dapat mengandalkan pisau analisis. Salah satu pisau analisis yang dapat digunakan oleh perancang dalam merancang  perencanaan sosial adalah analisis SWOT yang menitik beratkan pada beberapa point analisis yaitu Strength (kekuatan atau kelebihan), Weakness (kelemahan atau kekurangan), Opportunity (potensi atau peluang), Threat (ancaman) dalam menganalisi faktor penyebab masalah sosial maupun karakteristik ini lah yang menjadi modal pihak penyelenggara untuk merancang konsep, tujuan, serta kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan atau program pemberdayaan masyarakat nantinya.Â
Misalnya sasaran penerima manfaat pemberdayaan masyarakat berada pada lingkungan yang sebagian besar sebagai tukang jahit freelance, pekerja buruh, ataupun pekerja serabutan yang memiliki dasar pengetahuan dan kemampuan perihal menjahit dapat kita masukkan dalam analisis strength (kekuatan).Â
Kemudian geografi dalam bentuk lokasi tempat tinggal masyarakat berada di sekitar lingkungan industri pembuatan pakaian dengan komoditas utama adalah pakaian. Kita dapat memanfaatkan potongan kain atau kain perca yang tidak terpakai ataupun bahan-bahan lain yang menjadi limbah selama memproduksi pakaian, namun dapat dimanfaatkan kembali dan diolah akan masuk ke salah satu bagian opportunity (potensi) yang dapat dikembangkan.Â
Potongan kain ataupun kain perca dapat dimanfaatkan dalam bahan pembuatan boneka yang sedang viral ataupun masker wajah kain dengan dibalut motif batik ataupun motif yang menjadi ciri khas wilayah tersebut. Selain dijual dalam bentuk satuan, boneka maupun masker tersebut dapat dijual dalam konsep hampers dengan memanfaatkan hari raya maupun event spesial seperti lebaran idul fitri, hari kemerdekaan indonesia, ataupun sebagai kado spesial untuk memberikan ucapan selamat.Â
Hal ini diharapkan dapat menarik perhatian calon-calon konsumen baru yang lebih luas melalui perluasan segmentasi pemasaran sehingga berpotensi akan mendompleng hasil penjualan dibanding dijual satuan.Â