Mohon tunggu...
Dewi Damayanti
Dewi Damayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger

Musim boleh berganti, namun menulis tak mengenal musim. Dengan goresan tintamu, kau ikut mewarnai musim.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setyani Dwi Lestari, Dosen Swasta Merangkap PNS

16 Agustus 2020   21:34 Diperbarui: 19 Agustus 2020   20:45 1892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah pandemi Covid-19 yang melanda, pastinya berpengaruh besar ke sektor pendidikan. Dengan diterapkannya sistem pembelajaran jarak jauh, justeru menurut Setyani merupakan momentum yang tepat untuk memulai implementasi Era Revolusi Industri 4.0 di bidang pendidikan. Sekarang ini kuliah, bimbingan, dan seminar mulai dilakukan secara daring.

"Dengan teknologi kini semua aktivitas belajar menjadi mudah.  Contohnya meeting di seluruh pelosok tanah air bahkan lintas negara dapat dilakukan tanpa tatap muka,"terang Setyani.

Ahli teori pendidikan sering menyebut Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0 adalah sebuah integrasi teknologi cyber baik secara fisik maupun non fisik dalam pembelajaran. Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0 adalah fenomena untuk merespons kebutuhan revolusi industri menyesuaikan dengan kurikulum baru sesuai kondisi saat ini. Kurikulum tersebut mampu membuka jendela dunia melalui genggaman contohnya memanfaatkan internet of things (IOT). Di sisi lain pengajar juga memperoleh lebih banyak referensi dan metode pengajaran.

Ibu dua orang puteri yang telah menamatkan pendidikan tingginya dan kini sukses berkarier di perusahaan asing dan BUMN ini, tak menampik bahwa tantangan yang dihadapi dosen di Era Revolusi Industri ini tak kalah beratnya. Seorang pengajar harus terus berupaya meningkatkan kompetensi diri, jangan sampai tertinggal dengan kemajuan yang dicapai anak didiknya. Karena seorang pengajar harus mampu mengekspor ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Bagaimana akan mentransfer ilmu jika dia sendiri tak memiliki kompetensi?

Bagi wanita dengan moto hidup: berkarya untuk kepentingan yang luas dan pantang menyerah dalam setiap kesulitan, itu semua adalah tantangan yang harus dihadapi. Karena menjadi dosen adalah panggilan jiwanya, dan memenuhi panggilan jiwa berarti siap dengan segala konsekuensinya. Maka dia menjalani itu semua dengan bahagia, seperti senyum yang selalu ditebarnya dalam setiap kesempatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun