Di Finlandia mengunakan sistem penilaian atau evaluasi menggunakan penilaian berkelanjutan selama Pendidikan dan ujian akhir. Finlandia juga menerapkan kurikulum yaitu menekankan peserta didiknya untuk aktif belajar mandiri dan mendukung potensi, minat dan bakat dari semua siswa tanpa membedakannya. Di Finlandia pun membebaskan guru untuk menentukan gaya dan ide pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswanya. Difinlandia pun lebih menekankan dalam penguasaan Bahasa asing dan sastra kepada peserta didiknya. Di negara ini juga tidak ada sistem pembagian raport.
Sedagkan di Indonesia menggunakan kurikulum merdeka belajar yang bertujuan mengajarkan siswanya mampu berinovasi dengan observasi,bertanya,menalar dan mampu berkomunikasi atau mempresentasikan materi yang sudah didapatkan dari guru. Diindonesia juga menggunakan penilaian formatif dan sumatif dalam melihat siswa apakah bisa lulus atau naik kelas belum. Diindonesia guru akan mengajarkan materi pembelajaran yang sangat banyak dalam satu harinya yang harus dikuasai oleh anak. Â
- Jadi kesimpulannya perbedaan perbedaan pada metode dan sistem pendidikan di negara Finlandia dengan Indonesia ini masih bersangkutan pada Teori Humanistik menurut carl rogers. Rogers menyatakan bahwa proses belajar membutuhkan sebuah sikap salng menghargai dan memahami antara murid dengan gurunya, dengan adanya prasangka dari kedua belah pihak maka proses pelajar akan berjalan dengan baik.Teori ini mengutamakan individu peserta didik secara menyeluruh. Pada teori humanisme juga menjelaskan bahwa peserta didik bisa menentukan apa yang ingin dipelajari, mengusahakan dan memberi nilai proses pembelajarannya sendiri, sehingga teori ini mekankan pada perkembangan positif, yang melakukan pendekatan fokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan dapat mengmbangkannya. Jadi bisa kita lihat pada metode dan sistem Pendidikan di Finlendia yang membebaskan peserta didiknya untuk menentukan pelajaran yang inin dia pelajari untuk mengembangkan kemampuan dan mencari potensi mereka sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H